~ℂ𝕙𝕒𝕡𝕥𝕖𝕣 𝟙𝟘, 𝕙𝕒𝕡𝕡𝕚𝕟𝕖𝕤𝕤 𝕠𝕟 𝕥𝕙𝕖 𝕔𝕒𝕟𝕧𝕒𝕤~

7 2 0
                                    

[Emma's P.O.V.]

Aku membuka mataku. Seingatku, aku didorong oleh Azora sebelumnya dan tenggelam ke sungai. Tetapi, yang kulihat sekarang hanyalah sebuah kehampaan. Semuanya serba putih.

Apa aku benar sudah mati? Aku memikirkan hal itu.

Aku melihat sekeliling kemudian berlari ke sana dan kemari. Aku tidak bisa menemukan apapun. Jika seperti ini, aku hanya akan merasakan stress.

Berpikirlah! Berpikirlah! Gunakan seluruh sel-sel otakmu! Kamu masih hidup! Oh iya tujuan! Jika aku bisa mendapatkan tujuan maka aku bisa keluar dari dunia kanvas. Tapi, apa tujuanku di dunia kanvas ini?

Yang pertama kali kupikirkan adalah sebuah kuas. Tiba-tiba saja ada sebuah kuas tepat di depan mataku. Aku sedikit terkejut karena sebelumnya kuas itu tidak ada.

Setelah melihat kuas itu dengan seksama, aku merasa bahwa pernah melihat kuas ini sebelumnya. Aku pun mengambil kuas tersebut. Sebuah kuas yang memiliki kayu bewarna biru safir dan bulu kuas itu masih terasa halus.

Aku ingat! Ini milik kak Alisa!

Akhirnya aku mengingatnya. Tiba-tiba saja, ada sebuah layar yang menampilkan sebuah video dari kejauhan. Karena penasaran, aku pun berjalan untuk melihat lebih dekat video dari layar tersebut.

Semakin dekat dan semakin dekat. Mengambil tiap langkah sedikit demi sedikit. Akhirnya, aku sampai tepat di depan layar tersebut.

"Aku ada suatu urusan dan akan tinggal selama 2 hari. Kamu berada di rumah sendiri tidak apa-apa, bukan?"

Ini, perkataan yang Alisa ucapkan sebelum ia pergi! Aku sadar bahwa video itu merupakan pandanganku di saat sebelum kepergian kak Alisa.

"Ka-kak Alisa mau kemana? Jangan tinggalkan Emma sendiri!"

"Emma-kan sudah besar, ditinggal sendiri di rumah itu hal biasa."

"Emma, di dunia itu tidak selamanya kamu bisa selalu bersama dengan seseorang. Ada kalanya kamu akan berpisah dengan orang itu. Lalu kamu tidak mengizinkanku pergi hanya untuk 2 hari?"

".... Janji?"

"Bagaimana kalau aku tidak jadi pulang setelah 2 hari?"

Aku ingat. Kak Alisa mengatakan bahwa kak Alisa akan pergi selama 2 hari. Kemudian aku tidak mengizinkannya karena aku masih belum bisa berani hidup sendiri tanpa kak Alisa.

Tapi, apa aku akan tetap seperti itu terus? Kemudian, aku menonton video itu kembali.

"Emma.... Tidak tahu harus apa.."

"Apa perasaan Emma disaat bersama dengan Alisa?"

"Emma merasa.... bahagia bersama kak Alisa, begitu?".

"Kalau tidak ada kak Alisa, Emma merasa sedih. Begitulah yang Emma rasakan..."

"Berarti, Emma hanya tinggal menemukan kebahagiaan yang lain, bukan?"

"Kebahagiaan... yang lain?"

"Ya, kebahagiaan itu ada dimana-mana, bukan? Tidak hanya disaat bersama dengan Alisa, tapi bisa juga di sekitar Emma."

"Yang ada disekitar Emma.... Memangnya kebahagiaan apa yang bisa Emma dapatkan?"

"Hehe, aku sudah menyiapkannya."

".... Kanvas?"

"Kebahagiaan itu bisa didapatkan di sekitar kita. Emma suka melukis di atas kanvas, bukan."

𝐻𝒶𝓅𝓅𝒾𝓃𝑒𝓈𝓈 𝑜𝓃 𝓉𝒽𝑒 𝒸𝒶𝓃𝓋𝒶𝓈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang