~𝔼𝕡𝕚𝕝𝕠𝕘𝕦𝕖~

23 2 0
                                    

~23 september, 2030~

Daun berwarna oranye yang berguguran kemudian ditiup oleh angin yang lembut. Kini sudah 10 tahun berlalu sejak kematian Alisa Mazarine. Pada hari ini, Emma dan yang lainnya hendak mengunjungi pemakaman

"Hei, kalian! Bisakah kalian percepat langkah kalian?" Seru Lucy.

"Hoi, Lucy. Bisakah kau sedikit mengecilkan suaramu? Apa kamu tidak sadar kita sedang berada di mana?" Ucap Izar yang sedikit di kecilkan.

"Maaf, lagipula aku tidak sabar ingin menemuinya!"

Feliz hanya tertawa, "Lucy bersemangat sekali. Entah di tempat kerjanya maupun di tempat lain!"

"Feliz juga, kecilkan suaramu. Ada orang di sana, bisa-bisa kamu membuat mereka terganggu!" Bisik Felix kepada Feliz.

"Kalian semua terlihat baik-baik saja ya, setelah 10 tahun." Gumam Emma sambil melihat ke arah teman-temannya dengan memegang sebuah buket bunga.

"Tentu!"

Kemudian Emma dan yang lainnya lanjut berjalan dengan perlahan. Saat ini mereka berada di sebuah pemakaman dan hendak mengunjungi pemakaman Alisa Mazarine, kaka Emma yang telah meninggal 10 tahun yang lalu.

Tiba-tiba saja, Emma menghentikan langkahnya. Teman-teman Emma merasa penasaran, "ada apa Emma?"

Emma melihat sambil menunjuk ke arah seseorang yang tepat berada di depan pemakaman Alisa. Orang itu memiliki rambut dan mata yang berwarna biru muda. Rambutnya pendek dan memiliki poni yang panjang di sebelah kanannya. Orang itu adalah orang yang Emma dan yang lainnya kenal.

"A-Azora?"

Orang itu menoleh ke arah mereka dan sedikit terkejut. "Eh?!"

"Ka-kamu... Azora???"

"Ya, ada apa memangnya?" Ternyata orang itu adalah Azora yang bereinkarnasi.

Emma dan yang lainnya merasa terkejut dan terharu. "AZORA!!!"

"Eh, apa-apaan kalian ini?"

Izar berseru pada mereka, "hoi, hanya karena Azora telah bereinkarnasi, bukan berarti ingatan sebelumnya ada!"

Emma dan yang lainnya menjadi cemberut.

Tiba-tiba saja, Azora tersenyum. "Aku Azora Charlotte. Senang bertemu dengan kalian lagi!"

Emma terkejut. "Azora! Kamu mengingat kami?"

Azora mengangguk, "tentu!"

Kini Emma dan yang lainnya termasuk Izar merasa terkejut. Azora bereinkarnasi dan ingatannya masih utuh. Yang paling merasa bahagia adalah Emma. Emma pun akhirnya berlari menuju Azora kemudian memeluknya.

"Seperti janjiku kepadamu, Azora..." Ucap Emma, "aku bertemu denganmu dan maukah kamu berteman dengan kami?"

Azora tersenyum riang dan menjawab, "tentu!" Mendengar hal itu, Emma dan yang lainnya pun merasa senang.

"Baiklah, kita sudah di sini..."

"Kak Alisa..." Gumam Emma yang sebagai adik dari Alisa, merasa paling sedih ketika berada tepat di pemakaman Alisa. Tiba-tiba, air mata Emma mulai berjatuhan.

Izar menepuk punggung Emma, "Emma, ingat kata kakakmu. Jika kamu bertemu dengannya di sini, pastikan kamu dalam keadaan senang bukan bersedih."

Emma menatap Izar kemudian menghapus air matanya. "Kau benar..." Lirihnya.

"Sekarang, taruhlah bunga itu di pemakaman kakakmu." Pinta Izar.

"Baiklah..." Emma menaruh sebuah buket bunganya dengan perlahan.

𝐻𝒶𝓅𝓅𝒾𝓃𝑒𝓈𝓈 𝑜𝓃 𝓉𝒽𝑒 𝒸𝒶𝓃𝓋𝒶𝓈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang