~ℂ𝕙𝕒𝕡𝕥𝕖𝕣 𝟟, 𝕀𝕞𝕒𝕘𝕚𝕟𝕒𝕥𝕚𝕠𝕟~

10 2 0
                                    

Emma dan yang lainnya berjalan menuju ke arah 'Sapphire mountain' sekaligus untuk mencari keberadaan seseorang yang Felix kenal.

Felix menjelaskan bahwa Felix memiliki seorang adik kembar yang bernama Feliz. Saat itu, Felix dan Feliz tiba-tiba saja dibawa ke dunia ini. Tetapi, Felix dan Feliz sama sekali tidak mengingat bagaimana mereka bisa dibawa ke dunia ini.

Kemudian, Felix dan Feliz berusaha mencari jalan keluar dari dunia ini. Buruknya, Felix dan Feliz lebih memilih untuk berpencar. "Dan sekarang aku tidak tahu dia berada dimana sekarang." Ucap Felix.

Emma dan lainnya berusaha memikirkan segala kemungkinan kemana Feliz itu pergi.

Emma mulai bertanya, "apa kamu ingat dimana kamu dan Feliz mulai berpencar?"

"Kurang lebih tidak jauh dari tempat kalian menemuiku. Aku menuju ke arah kanan, sedangkan Feliz arah sebaliknya."

"Jika arah sebaliknya, bukankah itu arah yang baru saja kami lewati?" Ucap Izar.

Lucy menjelaskan, "mungkin benar. Jalan yang sebelumnya kita lewati itu penuh dengan pepohonan. Lalu, kita tidak tahu kalau bisa saja Feliz itu menuju ke hutan."

"Aku merasa ada yang tidak beres. Dari sini kita akan berlari!" Seru Emma.

"Baik!" Seru mereka serempak. Emma mulai memimpin mereka menuju jalan sebelumnya lalu diikuti oleh 3 temannya dari belakang.

Akhirnya, mereka kembali lagi masuk ke dalam hutan.

"Hei, kita memang berhasil ke sini. Tetapi, belum ada kepastian Feliz berada di sini, bukan?" Ucap Lucy.

Tiba-tiba saja Izar mengingat sesuatu. "Hei, Felix!" Sahutnya, "bisakah kamu menjelaskan ciri-ciri dari orang yang kau sebut itu, siapa namanya?..... Feliz?"

"Iya, seperti yang kau tahu dia adalah adik kembarku. ia memiliki rambut, mata, dan tinggi yang sama denganku. Tetapi, rambutnya sedikit lebih panjang dibandingkan denganku. Ya, karena dia adik perempuan."

Izar melebarkan matanya. "Jadi yang kulihat sebelumnya itu adalah adik Felix?" Gumamnya.

Emma merasa kebingungan, "apa maksudmu? Jika kamu mengetahui sesuatu, beritahu kepada kami supaya kami bisa mengerti."

"Entah ini benar atau tidak, tetapi sebelumnya aku pernah mengatakan 'apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya' kepada Felix, bukan?"

Felix mengangguk, "ya, itu benar. Lalu?"

"Kukira, aku melihat Felix sedang melewati hutan ini. Setelah Felix mengatakan bahwa dia bertemu denganku untuk pertama kalinya, kupikir aku salah lihat dan memutuskan untuk melupakannya. Tetapi, aku pikir aku tidak salah lihat."

Emma mulai mengerti, "jadi yang kau lihat sebelumnya kemungkinan besar adalah adik Felix, yaitu Feliz?"

"Ya, kurang lebih seperti itu. Aku hanya bisa melihat rambutnya yang berwarna persis seperti rambut Felix karena aku melihatnya dari atas pohon-"

"Hei, hei, tunggu!" Felix mengelak pembicaraan Izar, "apa yang kau lakukan di atas pohon?"

"Pfftt-" Emma dan Lucy nyaris tertawa.

Mereka sama sekali tidak tahu untuk apa Izar pergi keatas pohon. Pipi Izar memerah karena malu, "i-itu bukan urusanmu. Ter-terserah aku ingin melakukan apa!"

"Wah, sepertinya di dalam kelompok kita ada seorang 'Tarzan'." Gumam Emma kemudian tertawa kecil.

"Hei, Izar. Baru saja Emma mengataimu 'Tarzan', lho. Ahahahahah." Lucy tertawa.

"Su-sudahlah, tidak usah diperpanjang!"

Felix menepuk punggung Izar, "don't mind."

"Lalu, apa-apaan kau ini, Felix?! Kau kira kita sedang bermain volly?!"

𝐻𝒶𝓅𝓅𝒾𝓃𝑒𝓈𝓈 𝑜𝓃 𝓉𝒽𝑒 𝒸𝒶𝓃𝓋𝒶𝓈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang