Part 5

824 40 0
                                    


Pocong tersebut adalah sosok penghuni jembatan yang pernah kami lewati di hari pemberangkatan dan ternyata mengikuti kami sampai ke posko dan berhari-hari sosokk tersebut betah menemani kami dengan alasan dia suka sama Nani.

Nani sebenarnya sering hampir mengalami kerasukan di perjalanan memakai motor.

Bila ada sosok yang mau masuk Nani langsung menarik-narik jaket Bang Didi.

Saat sedang kerasukkan di posko pun, Nani sebenarnya ingin meminta tolong dan teriak tapi tidak keluar suara apapun. Mulutnya hanya terbuka lebar namun juga tidak ada yang melihat karena saat itu Nani sedang memakai cadar.

Setelah sosok usil tersebut berhasil dikeluarkan dan diusir oleh pak kades, kejadian kesurupan tidak pernah terjadi lagi sampai akhir KKN.

Karena kejadian ini pula, evaluasi kami dan kegiatan malam khusus posko purti menjadi dibatasi sampai jam 22:00 saja.

Malam itu pula semua mahasiswa putri menginap di rumah pak kades.

Karena posko putri kosong, maka yang menjaga posko putri adalah aku dan Ical.

...

Aku, Ical, Bang Didi, dan Ben adalah 4 mahasiswa laki-laki dari 11 total jumlah anggota KKN.

Beberapa hari setelah semuanya kembali kondusif, kami berempat memutuskan untuk membeli jajan ke salah satu daerah di Jawa Barat yang jaraknya sekitar 700 meter dari posko.

Tuti dan rekan KKN yang lain hanya bisa nitip dibelikan jajan karena terikat dengan peraturan yang diminta oleh Nani yaitu tidak boleh keluar jam 22:00.

Setelah membeli jajan dan kembali ke posko, kami pun hendak memberi jajan yang anak-anak perempuan pesan.

Saat mengetuk pintu dan menunggu Tuti pakai kerudung, di beranda posko putri tercium bau pandan yang cukup lemah namun sangat jelas itu wangi pandan. 

KKN Desa Perbatasan (berdasarkan kisah nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang