Part 14 (Last)

646 36 0
                                    

Entah kenapa saat itu aku tidak menanyakan siapa yang mengantar Hasbi pulang pada ibunya.

Mungkin karena tergesa-gesa, lega, dan adzan Maghrib yang sudah mulai berkumandang bisa jadi alasannya.

Siapapun yang mengantar Hasbi sore itu, terima kasih karena sudah mengantarnya dengan selamat.

Kejadian ini kebetulan terjadi setelah kami melakukan bersih-bersih serentak.

Apakah ada hubungannya atau tidak, masih menjadi misteri.

...

Akhirnya kami pulang setelah melakukan perpisahan dengan pengurus desa, kecamatan, polsek, warga masyarakat, TPQ, dan terakhir induk semang sekaligus menyerahkan kunci rumah yang telah kami sewa.

Jujur, saat melakukan perpisahan dengan anak-anak TPQ aku sempat menangis kala itu.

Rekan-rekan KKN yang lain juga menangis.

Anak-anak TPQ juga baik putra maupun putri menangis saat kami berpamitan.

Rasanya enggan untuk berpisah, bahkan sekarang pun aku kangen momen pas KKN.

Namun, aku juga eggan untuk menambah jangka waktu periode KKN lagi.

Sepertinya rekan yang lain pun begitu

Kangen rasanya dengan keluarga di rumah dan kamarku tentunya.

Hehe.

Banyak pelajaran baru yang bisa kami dapat dari kegiatan KKN ini, mulai dari bersosialisasi dengan masyarakat secara langsung, menghadapi permasalahan dan mencari solusinya, sopan santun terhadap manusia, dan sopan santun terhadap mahluk yang lain.

Pola hidup yang jorok juga akan mengundang hal jorok datang.

Jagalah kebersihan di manapun kita berada.

🎉 Kamu telah selesai membaca KKN Desa Perbatasan (berdasarkan kisah nyata) 🎉
KKN Desa Perbatasan (berdasarkan kisah nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang