4. Sebuah Rasa Cinta

342 7 0
                                    

Sebuah Rasa cinta
Karya: Ana Siti Nurjanah


"Almara, kamu harus pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikanmu. Ayah mau kamu menjadi penerus MC Grup ini." Perkataan sang Presdir yang membuat seorang gadis sedang berdiri di hadapannya menjadi kesal.

"Tapi, Ayah. Aku mau melanjutkan pendidikanku di sini. Semua Negara itu sama, pokoknya Almara gak mau pergi ke sana," protes Almara lalu pergi dari ruangan itu.

Presdir itu selaku Ayah dari Almara memijat pelipisnya karena merasa sangat sulit untuk mengatur anak perempuannya ini.

Presdir itu menelepon asistennya, "Cleo, batalkan semua pemberangkatan ke Amerika."

***

"Kenapa sih Ayah harus menyuruhku ke Amerika? Padahal di Indonesia aja sudah cukup," ucap Almara sambil menendang batu-batu kecil di jalanan.

Gadis itu melihat sebuah restoran yang baru saja dibuka dekat perusahaan ayahnya. Mungkin dengan makan, pikiran akan segera pulih. Ia melangkahkan kakinya menuju restoran itu.

Di Indonesia baru pertama kali membuka restoran dengan menu makanan yang berasal dari negara Inggris. Almara dengan gaya tomboi datang untuk memesan makanan di restoran itu. Ia memesan makanan seafood yang menjadi favoritnya. Beberapa menit menunggu, akhirnya makanan pun datang. Baru saja ia ingin makan, gadis itu dihadirkan dengan suara yang mengganggu dirinya. Bukan mendapat kenangan, tetapi malah datang kericuhan.

"Waitters, i want it. Now!" ucap seorang wanita.

"Maaf nyonya, bisakah kamu berbicara bahasa Indonesia," sahut pelayan wanita itu yang sedikit kebingungan .

"What? You don't speak English?" tanya wanita itu sambil tepuk tangan meremehkan.

Prok ... Prok ... Prok ....

Dengan rasa geram, Almara langsung menghampiri wanita yang sedang tertawa remeh ke pelayan. "Apakah kalau pergi ke kebun binatang kita harus berbicara dengan bahasa hewan?" Pelayan yang mendengar itu menahan tawanya.

"Kamu!" tunjuk gadis itu dengan marah.

"Apakah jika kamu bertemu dengan gajah, kau harus bisa bahasa gajah?"

"Jangan jadi pahlawan kamu. Cih, gadis rendahan coba-coba datang ke restoran kelas atas," ejeknya. Almara tersenyum sinis, "mari kita lihat seberapa rendahnya saya."

"Saya punya 500 ribu followers, kamu gak tahu kalau saya ini selebgram," ucap wanita itu dengan sombongnya.

"Saya punya 724 ribu followers," sahut Almara sambil menunjukkan akunnya yang sudah bercentang biru. Wanita itu semakin memanas.

"Jangan sombong dulu, suami saya bekerja di perusahaan MC Grup. Kau tahu, suami saya Ditempatkan menjadi manajer keuangan. Dan, satu lagi. Saya adalah temannya putri bungsu Presdir MC Grup. Saya bisa saja telepon dia, tapi saya tidak mau ganggu ketenangannya," ucapnya dengan angkuh.

Almara langsung merebut ponsel milik wanita itu.

"Hei, apa yang kamu lakukan. Kembalikan!"

"Kau ingin menelepon putri bungsu MC Grup, kan?" Almara mengetik sebuah nomor untuk menelepon yang ternyata ia menghubungi nomor ponsel miliknya. Wanita itu terkejut ketika ponsel Almara berbunyi.

"Kau ... Kau putri bungsu MC Grup?" Wanita itu menjadi bingung, dirinya sangat bodoh tidak mengetahui fakta. Ia malah asik berbohong dan sekarang ia sedang terkena karma atas ucapannya.

"Nona, aku minta maaf atas perlakuanku padamu," mohon wanita itu ke Almara.

"Harusnya kau minta maaf ke pelayan itu," kata Almara dengan gaya kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Tolong maafin saya." Pelayan itu menganggukkan kepalanya, Almara melambaikan tangannya sebagai kode untuk menyuruh pelayan itu pergi.

"Oh, iya, satu lagi. Katanya suamimu itu ditempatkan di bagian keuangan? Saya rasa kondisi keuangan saat ini sedang buruk. Bahkan realita sama data pun tidak sesuai. Saya akan membersihkan para tikus yang bersembunyi." Wanita itu langsung memegang tangan Almara. Namun, gadis itu langsung menepisnya. Ia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Ayahnya.

"Ayah, aku mau manajer Keuangan diganti dengan orang lain," kata Almara langsung mematikan teleponnya secara sepihak bahkan Presdir pun belum menjawab satu pun. Tubuh wanita itu luruh ke lantai ketika mendengar pernyataan dari Almara.

"Ingat! Kau tinggal di Indonesia. Kau harus menghargai dan menghormati kebudayaannya bukan berarti kau sudah lama tinggal di negara orang lain, kau malah seenaknya dengan negara kelahiranmu. Dan, gunakan Bahasa Indonesia jika kita berada di Indonesia. Jangan mentang-mentang kau bisa berbicara menggunakan bahasa Inggris kau makin seenaknya. Kau tahu, para turis saja berdatangan ke negara kita untuk apa? Untuk belajar Bahasa Indonesia. Sedangkan, kau? Merasa paling hebat. Padahal kau adalah seorang pecundang yang tak mau mengakui kalau Bahasa Indonesia lebih bagus," kata Almara yang begitu menusuk pikiran orang-orang yang ada di restoran itu.

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari restoran itu setelah membayar pesanannya, ia menyuruh pelayan untuk membungkusnya dan diberikan kepada orang yang tidak mampu.

"Pandai-pandai menggunakan bahasa Negara kelahiran kita dan menjadi tempat tinggal saat ini. Jangan meremehkan suatu yang sepele, yang mungkin saja menjadi suatu masalah yang besar."

~Almara Xander Ex~

Kami Bangga Berbahasa Indonesia (Antologi Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang