8. Bahasaku, Identitasku

634 5 0
                                    

Bahasaku, Identitasku
Karya : Miranda Oktavia


Hari ini, tanggal 4 Oktober 2020. Di pagi yang cerah, matahari tersenyum kepada manusia, angin berhembus pelan. Pagi yang damai menjadi heboh karena teriakan seorang anak berseragam SMA.

“Tina, buruan!” teriak Arsi.

“Sans aja, Sy,” sahut Tina.

“Iya, Tin. Yuk, otw,” ajak Arsy.

“Untung aja kita gak telat,” ucap Tina.

Yup, kuy kelas!” Sambil berjalan meninggalkan parkiran sekolah.

Kelas XII IPA 1 sangat berisik pagi ini, karena akan ada murid baru yang akan masuk kelas mereka.

“Sy, lo dah tau belum kalau ada anak baru?” tanya Ardian.

“Idih, gak peduli gue sama anak baru itu,” jawab Arsy sambil menuju tempat duduknya.

“Sans dong Sy,” ujar Ardian.

“Selamat pagi semuanya,” sapa Pak Ari memasuki kelas.

“Pagi, Pak,” sorak semua murid di kelas XII IPA 1.

“Bagus, ayo masuk!” ucap Pak Ari mempersilakan anak baru itu untuk masuk kelas.

“Anak-anak, kenalkan ini Bagus teman baru kalian. Bapak harap kalian mau berteman dengan dia. Bagus silakan duduk di samping Ardian,” ujar Pak Ari.

“Baik, Pak,” ucap Ardian.

“Kalau gitu Bapak keluar dulu. Kalian jangan berisik!” Pak Ari meninggalkan kelas.

Asiap, Pak,” sorak semua.

Setelah Pak Ari keluar, para siswa mulai mengintrogasi Bagus.

“Eh, Gus, lo dari mana?” tanya Ardian.

“Saya dari rumah, Ardian,” jawab Bagus.

“Aduh, gue juga tau lo dari rumah. Ngomongnya gak usah aku kamu. Jijay gue,” ucap Ardian.

“Maaf kamu ngomong apa? Aku gak paham,” tanya Bagus sambil menggaruk kepalanya.

“Lo ngerti bahasa gaul gak?” beo Ardian.

“Maaf, aku gak paham,” lirih Bagus.

“Woi, teman-teman,” sorak Ardian.

“Apaan Dian?” tanya Tina.

“Kalian tau gak?” jerit Ardian.

“Gak,” sorak semua murid.

“Ish, jangan dipotong dulu! Gue belum selesai ngomong,” protes Ardian.

“Ya udah cepetan! Mau bilang apaan?” ujar Arsy.

Guys, si Bagus kagak paham bahasa gaul,” teriak Ardian.

“Enjay, masa sih?” tanya Tina.

“Kalau gak percaya, boleh lo tanya,” jawab Ardian.

“Beneran, Gus? Lo kagak tau bahasa gaul?” tanya Tina.

“I ... Iya.” ujar Bagus sambil menunduk.

“Idih, buat malu aja,” ejek Tina.

“Pantes sih, namanya Bagus pasti dari kampung. Wajar gak bisa bahasa gaul,” timpal Ardian.

Bagus sangat sedih, ia hanya bisa menunduk ketika teman-teman sekelas mengejeknya karena tidak bisa bahasa gaul.

Kami Bangga Berbahasa Indonesia (Antologi Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang