Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen. Terima kasih!
*
“Lia! Felix mau minta nomer hp lo,” ujar Hugo yang duduk di samping kiri Lia begitu Lia masuk ke kelas.
Lia ingat kemarin melihatnya bersama Felix saat pulang sekolah setelah Felix menyapanya di depan gerbang. Yesha menatap Lia dengan tatapan yang meminta penjelasan. Dia menyipitkan matanya sambil menyeringai. Matanya yang semula sipit semakin menghilang.
“Felix?” Lia pura-pura bertanya padahal dia ingat siapa Felix. Dia yang kemarin memakai hoodie warna hitam, yang tiba-tiba mengajak Lia berkenalan di depan gerbang sekolah.
“Yang kemarin nyapa lo di depan gerbang sekolah.”
Lia tidak tahu mau bereaksi seperti apa. Maksudnya, apa dia harus menampilkan ekspresi biasa saja dan menolaknya ataukah berekspresi ceria dan langsung memberitahu nomornya. Tapi sebenarnya di otaknya, Lia sudah memutuskan untuk tidak memberitahunya. Kenapa menyuruh temannya, kenapa bukan dia saja yang bicara langsung.
Tiba-tiba Yesha meraih ponsel Hugo dan mengetikkan sesuatu. “Itu, itu nomor Lia. Kasih aja sama Felix.”
Lia menghela napas kesal. Padahal dia tidak mau memberitahu. Tapi Yesha dengan seenak jidatnya memberikan Felix secara cuma-cuma. Sedangkan Nathan sebelumnya perlu banyak effort.
“Thanks.” Hugo kembali duduk ketika guru datang.
Pikiran Lia masih berkecamuk karena Nathan dan sekarang dia dihadapkan dengan permasalahan nomor ponsel lagi.
Tentang Nathan, dia tidak masuk sekolah hari ini. Katanya tadi malam tidak enak badan.
“Lumayan tambah temen. Jangan cuma temenan sama kita dan gengnya Nathan aja.” Yesha berbalik dan berbisik seperti itu. Lia memutar bola mata malas.
Tak lama setelah Hugo mendapat nomor ponsel Lia. Ada satu pesan masuk dari nomor asing yang ternyata adalah Felix. Tadinya mau Lia buka tapi Lia sedang mendengarkan penjelasan.
“Hai, Grizellia. Gue Felix, yang kemarin nyapa lo di depan gerbang sekolah. Sampai ketemu nanti.”
Lia memicingkan mata ketika membuka pesan itu sesaat setelah pelajaran usai. Selagi berjalan menuju kantin bersama Yesha dan Haikal. Apa maksudnya sampai bertemu nanti? Entahlah. Lia tidak mau ambil pusing.
Seperti biasa kantin ramai, ribut-ribut karena mengagumi Mark and the geng minus Nathan. Sempat terlintas dibenak Lia ingin bertanya pada Javi atau Rendy kenapa Nathan tidak masuk sekolah. Apa benar sakit atau karena alasan lain tapi tidak jadi karena Lia tidak mau terlalu peduli. Lia tidak mau membuatnya mengharapkan sesuatu darinya. Walaupun Lia belum tahu apakah Nathan benar-benar menyukainya seperti ucapan Javi atau hanya sekadar ingin berteman. Yang penting Lia sudah jaga jarak.
Lia melirik sekilas saat Mira dan Elena bergabung bersama mereka. Terlihat sangat akrab.
“Lo beneran putus sama Heru?” tanya Haikal ketika mereka asik makan. Lia langsung menatap Yesha, menunggu jawaban juga.
“Iya,” jawab Yesha. “Dia nuduh gue balikan lagi sama Javi. Padahal gue udah bilang nggak. Ya udah, gue minta putus aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET CHAOS [JAELIA]
Fanfiction[PROSES REVISI] Kita adalah rasa yang tepat, di waktu yang salah. ©dear2jae 2021.