•° Prolog °•

78 22 5
                                    

Hari ketiga kegiatan Masa Orientasi Sekolah di SMA Angkasa Bhaktitama akan segera mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ketiga kegiatan Masa Orientasi Sekolah di SMA Angkasa Bhaktitama akan segera mulai. Para peserta MOS di kumpulkan di lapangan untuk diberi pengarahan oleh OSIS. Para peserta di wajibkan memakai name tag, jika tidak peserta akan menerima konsekuensi yang telah di beri tahu di hari pertama MOS.

Kegiatan MOS akan segera dimulai, semua peserta kini sudah berbaris dengan rapi. Tapi, tidak dengan siswa yang satu ini. Ia berlari tergesa-gesa dari lantai 3 menuju ke arah lapangan, ia adalah Daffin Damarion Ardiota. Salah satu siswa dari kelas X IPS 3 yang biasa dipanggil Arion. Arion tidak mau dirinya kena ocehan OSIS hanya karena telat berbaris. Reputasi murid teladannya bisa hancur karena telat.

Ia menuruni anak tangga lantai 3 menuju lantai dasar. Di lantai 2, ia tidak sengaja menyenggol lengan seorang gadis. Sedangkan, gadis itu meliriknya sinis. Arion tidak menghiraukan. Tanpa merasa bersalah, ia langsung pergi menuruni anak tangga lantai 2.

"Gak bisa santai banget sih. Lagian telat gak bakal dibunuh juga," Gumam gadis itu.

Gadis dingin itu bernama Adara Skandinavia Aulya. Murid kelas X IPA 2 yang biasa dipanggil Dara. Gadis itu berjalan dengan santai, padahal kegiatan akan segera dimulai. Namun, ia tidak peduli. Sesampainya di lapangan, Dara ditegur oleh salah satu OSIS.

"Kenapa telat?," tanya OSIS itu, dengan menepuk pundak Dara.

"Abis dari toilet kak," jawab Dara datar.

"Terus kenapa kamu ga pakai name tag?"

"Lupa kak"

"Kenapa santai banget? Cepet ambil name tagnya atau saya hukum muterin lapangan tiga kali setelah MOS selesai"

"Ck! Sekarang saya mager kak. Rajinnya nanti. Jadi saya pilih muterin lapangan tiga kali abis MOS selesai," jawab Dara yang tidak melirik OSIS itu sama sekali

"Baru masuk sekolah ini tapi gaya nya udah senga!" ucap OSIS menyinyir dara

"Iya kak Labitha Hemapraba yang cantik nan baik," kata Dara sambil menekankan nama OSIS yang ia lihat dari nametag-nya

"Ini salah saya. Udah ya kak, Saya gak suka berisik. Nanti saya jalanin hukuman dari kakak," lanjut Dara dengan beraninya

"Oh gitu mau kamu? Oke. Saya pantau kamu nanti. Jangan harap kamu bisa kabur," Labitha mulai kesal

"Ya ampun kak. Saya Adara Skandinavia Aulya berjanji akan lari 3 putaran lapangan. Tambah 2 deh biar puas."

Labitha mendengus kesal lalu pergi menjauhi tanah yang diinjak oleh Dara. Dia bisa mati emosi jika tetap di sana.

"Nah gitu kek minggat. Ganggu kedamaian hidup gue aja," gumam Dara.

Setelah para OSIS telah selesai mengecek para peserta MOS. Kini saatnya ketua OSIS berbicara melalui mic. Ia menyuruh seluruh peserta yang tidak memakai atribut lengkap ataupun tidak memakai name tag untuk lari 3 putaran lapangan.

Peserta yang tadi tergesa-gesa agar tidak terlambat ke lapangan kini panik. Siapa lagi kalau bukan Arion, "Mampus, gue gak pake Ikat pinggang lagi!" Ucap Arion seraya menepuk dahinya.

Arion pasrah dan memisahkan diri dari barisan, dan membuat barisan baru bersama peserta yang kekurangan atribut. Kurang lebih 10 anak yang terkena hukuman, termasuk Dara.

Di lapangan, mereka menjalani hukuman yang diberikan oleh ketos. Dua putaran sudah diraih oleh Arion. Namun, Arion mengurangi kecepatan kakinya. seketika wajahnya terlihat sangat pucat. Dia sudah tidak kuat. "Woy! Kenapa berhenti? Capek? Cowok kok lemah!," teriak kak Labitha mengisi seisi lapangan. Arion tetap berjalan dan tidak menghiraukan kata-kata OSIS itu.

Dara yang mendengar teriakan yang mengganggu telinganya. Matanya terpacu ke sumber suara. Ia menatap sinis OSIS itu kemudian menghentikan larinya.

Dara dengan beraninya menghampiri OSIS itu, "Kak Labitha ikut lari dong, biar tau rasanya capek," bisik Dara yang kemudian melanjutkan putaran ke tiganya. Iya Dara sudah putaran ketiga.

Lari adalah hobinya. Menurutnya lari bisa menenangkan dirinya. Keringat yang keluar dari tubuhnya bagaikan seseorang yang menyemangatinya dari masalah hidup.

Dara berlari ke Arion. Ia menyamakan kecepatannya dengan Arion. Ya, kini Dara berjalan. Dara melihat muka Arion. Mukanya pucat, mungkin dia asma. Begitu pikiran Dara.

"lo udah jalan lama. Ayo lari lagi. Gak malu sama dia?," ujar Dara sambil menunjuk perempuan berbadan pendek kecil yang belum berhenti berlari.

Arion melihat orang yang ditunjuk Dara. Ah benar juga. Dia laki laki namun kalah dengan perempuan bertubuh kecil seperti itu. Dia insecure, tapi mau bagaimana lagi. Ini keadaannya. Arion menghela nafas, "lo duluan aja. Gue capek."

"Gak bakal capek. Ayo lari. Ikutin irama kaki gua," Dara menarik tangan Arion. Wah, romantis sekali. Ingin rasanya hujan turun tiba-tiba saat ini. Pasti akan lebih romantis. Seperti di film film.

Saat lari, Arion tidak terlalu merasa lelah seperti tadi. Mungkin, irama kakinya salah. Mungkin, dia terlalu cepat. Entahlah, dia tidak mengerti bagaimana irama lari yang benar. Bahkan untuk jalan 2 kilometer saja sudah cukup melelahkan baginya.

Saat hukumannya telah selesai, Dara melanjutkan lari untuk 2 putaran terakhir. Iya, Dara menepati janjinya kepada kakak OSIS cantik nan garang yang memiliki pita suara sekuat baja sehingga menghasilkan suara sekeras toa masjid.

Kini selesai sudah Dara menjalankan sumpah baktinya kepada kakak Labitha. Dia melihat ada laki laki yang ia bantu lari putaran terakhirnya itu. Ia sedang duduk sambil meluruskan kaki.

Dara melihat ada kardus air mineral. Ingin izin memintanya kepada kakak OSIS, namun tidak ada orang. Ya sudahlah ambil saja. Kasihan air mineral itu tidak bertuan.

Dara mengambil 2 botol. Lalu berjalan ke arah laki laki itu. Ia berniat memberikan 1 botol air mineral. Orang itu terlihat sangat lelah. Jadi, dengan segenap hati baiknya, dia membukakan tutup botol itu. Kemudian ia berikan kepada orang di depannya.

Arion mendongak karena sebuah tangan dan botol air mineral terjulur kepadanya. Arion sadar itu orang yang ia tabrak tadi pagi sekaligus orang yang membantunya. "Oh, Makasih ya."

Dara mengangguk tanpa bicara dan duduk di samping laki laki itu. Arion meminum air beberapa tegukan dan menyadari ia harus mengenal perempuan itu. "oh iya gue Arion. nama lo siapa?," tanya Arion

Dara melihatnya. Namanya tidak asing. Dara melihat ke arah nametag Arion. Bingo! Dia orangnya! Saingan Dara. Meski beda jurusan, nilai Arion 0,01 lebih unggul dari Dara. Lebih jelasnya, nem dara 39,3 dan nem Arion 39,4. Nem itu Dara lihat saat seleksi online.

"Daffin Damarion?," Dara memastikan itu orang yang benar.

"Iya. Lo??"

Dara menatap Arion tajam. Setajam silet. Bukan silet di RCTI. Silet betulan. Yang biasa dipakai jamet untuk robek robek tangan lalu di posting di status sosmed.

maaf jamet. author tidak menyindirmu. hanya mengungkapkan yang sebenarnya terjadi. hehe, peace😁✌

Dara menjabat tangan yang sedari tadi diulurkan oleh Arion. Jabatan tangannya dan tatapan Dara membuat Arion bergidik ngeri. Dara membuka suara, "Kenalin. Gue Adara Skandinavia Aulya, Yang mulai besok sampai seterusnya akan jadi saingan lo."

Dear Dara, plis lah ya tolong.
Otak author insecure liat nem-mu
Dapet nilai pas di kkm juga udah syukur alhamdulillah, masyaallah, allahuakbar, lailahailallah 33x.

votemennya dong hyung ~

-TBC-

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang