•° Drama Goblin °•

29 15 7
                                    

Bel pulang telah berbunyi. Dara tidak ingin berlama-lama di sekolah. Seperti siswa pada umumnya, Dara merasa sekolah seperti penjara sementara. Dan satu lagi hal yang membuat dia tidak betah di sekolah adalah, dia tidak punya teman. Satu-satunya teman yang dia anggap hanya Ghea. Sebenarnya Dara sudah mulai cukup akrab dengan yang lainnya. Tapi yang benar-benar menjadi temannya, ya hanya Ghea.

Dan sialnya, Ghea sedang mendekati kakak OSIS yang menjadi targetnya. Kan tidak mungkin jika Dara ikut membantu Ghea menggombali kakak OSIS.

Dara memutuskan untuk pulang menggunakan angkutan umum yang sering di sebut angkot. Sebenarnya dia bisa mengendarai motor, namun Dara mau menaati peraturan pemerintah untuk membawa kendaraan di usia 17 tahun.

Saat Dara melewati pos satpam depan sekolah, ada seseorang memanggilnya. "Dara!" refleks Dara menoleh. Oh, Edwin ternyata. Edwin teman sekelas yang paling dekat dengan Dara setelah Ghea. Mereka dekat karena Dara sering bertanya tentang materi fisika dan matematika.

"Kenapa win?"

"Lo gimana sih. Katanya mau belajar fisika sendiri di rumah. Sedangkan bukunya lo tinggal," omel Edwin sambil memberikan buku catatan milik Dara

"Eh? Ketinggalan ya? Gak sadar gue, hehe"

"Ceroboh deh lo. Lain kali jangan sampe ketinggalan"

"Siap letnan Edwin Trisula!" ujar Dara sambil menggunakan sikap hormat.

Tiba-tiba pundak Edwin ditepuk oleh seseorang. Orang yang menepuk pundak Edwin membuat Dara tidak nyaman. Jadi dia memutuskan untuk duluan.

"Woy!" sapa orang itu

"Apa sih, Yon? Ganggu aja lo," jawab Edwin

Iya itu Arion. Orang itu membuat Dara benar benar tidak nyaman. Yang tadinya Dara ingin pulang, sekarang ia ingin cepat cepat pulang.

"Win, gue duluan ya"

"Oke. Hati-hati ya. Nanti kalo ada yang mau ditanya, chat gue aja"

Ucapan Edwin hanya dibalas anggukan oleh Dara. Dara pergi meninggalkan Edwin dan saingannya, Arion. Tidak lupa sebelum pergi, Dara menusuk Arion dengan tatapan tajamnya.

"Lo kenal sama ibu samurai, Win?" tanya Arion

"hah? Dara maksud lo?" tanya Edwin balik, dan disusul anggukan Arion.

"Gue sekelas sama dia," jawaban Edwin membuat mulut Arion membentuk lingkaran.

"Tapi lo kenapa panggil Dara ibu samurai?" Tanya Edwin

"Ya lo gak liat? Tatapan dia ke gue nusuk banget anjrit. Gak tau gue dosa apa sama dia. Apa karena gue ganteng? Kalo karena ganteng harusnya dia suka sama gue dong. Oh gue tau. Gue pinter! Iya karena gue pinter dia iri sama gue! Iya gak, Win?"

"Menurut gue," ucap Edwin sepotong yang membuat muka Arion tersenyum pede.

"Lo kalah pinter sama Dara, Yon." jawab Edwin yang membuat senyuman di wajah Arion pudar.

"Anjrit lo!" ucap Arion sambil menendang tulang kering Edwin

"Sakit anjim!" pekik Edwin

"Udahlah ayo ke rumah Dayyan. Katanya lagi banyak makanan dia."

"Yeuh anjir. Makanan aja cepet lo. Dasar kebo iwa."

• • •

Di depan halte, Dara menunggu angkutan umum yang lewat. Sudah cukup lama Dara menunggu. namun, tidak ada satupun kendaraan yang melintas. Saat itu juga cuaca mulai mendung. Dara bingung ia harus naik apa, sangat jauh baginya jika harus pulang dengan berjalan kaki.

Jika ia meminta adiknya untuk jemput, pasti tidak diperbolehkan dengan ayahnya. Daripada Dara kelamaan menunggu di halte, sebaiknya ia berjalan sedikit, siapa tau nanti ada kendaraan yang lewat.

Rintik-rintik hujan mulai turun mengenai kepalanya, pertanda akan turun hujan. Dara menutupi tasnya menggunakan jas ujan khusus tas. Kemudian tasnya digunakan untuk melindungi kepalanya. Ia berjalan cukup lama, akhirnya ada kendaraan yang lewat, Dara pun melambaikan tangannya kepada supir angkot itu, kemudian Dara menaiki angkot itu. "Bang, perumahan Nusa Indah ya," Ujar Dara. "Siap neng," balas abang supir.

Sesampainya di rumah, Dara langsung membuka pintu, namun, ada seorang laki-laki paruh baya menjegatnya. "Kenapa jam segini baru pulang? Kemana aja kamu? Kenapa bajunya basah begitu?"

Begitu banyak pertanyaan yang keluar dari mulut papanya, yang membuat Dara tambah pusing, dan malas untuk menanggapinya. Dara menghela nafas kasar, "Tadi angkotnya lama. Kenapa aku basah? Papah gak liat di luar hujan? Dah ya, Pah. Dara mau ganti baju, nanti masuk angin." Ucap Dara dan langsung pergi ke Kamar untuk berganti pakaian. Ya begitulah setiap hari hubungan Dara dengan Papanya, tidak begitu harmonis.

•••

Sedangkan di tempat lain, tempat Arion dan kedua sahabatnya berada. Ya, di rumah Dayyan. Mereka bermain game bersama. Arion frustasi karena selalu kalah dari Dayyan, "Argh! Kalah tros!,"

"Sudahlah wahai anak muda. Pasrah saja. Kamu memang tidak ditakdirkan untuk bisa bermain game," ujar Dayyan sambil menepuk nepuk pundak Arion.

"Kagak fokus gue setan,"

"Mikirin apa sih lo? Cewe?" tanya Dayyan

"Iye,"

"Widih siape tu?" tanya Dayyan kaget. Pasalnya temannya yang satu itu sama sekali belum pernah pacaran. Tidak biasanya dia memikirkan perempuan selain ibunya.

"Ibu samurai," jawab Arion sambil mengambil snack.

"Hah? siapa ibu samurai?" tanya Dayyan makin penasaran

"Ituu, Dara. Adara siapa ya? Ada kandipan kandipannya gitu dah," jawab Arion sambil mengingat nama lengkapnya.

"Prindapan kali," Dayyan mencoba menebak

"Gini nih kalo masa kecilnya kebanyakan nonton bocah biru," ujar Arion sambil melempar bantal.

"Namanya Adara Skandinavia, Yon" ucap Edwin membenarkan.

"Nah iya ituu!"

"Ah kagak kenal gue. Emang kenapa sih, Yon? Lo suka sama dia?" tanya Dayyan

"Najis amat gue suka sama dia. Cantik sih, cuma judes banget sama gue gila. Dia ngobrol sama Edwin asik asik aja. Sama gue, boro-boro ngobrol. Gue liat matanya dia aja kagak berani. Tajem banget boy kalo liat gue."

"Lagian lo ada masalah apa sih sama dia?, Dia dingin dingin gitu juga friendly kok," sekarang Edwin yang bertanya

"Gak tau gue. Gue pertama ketemu dia pas MOS. Gue lupa pake ikat pinggang terus gue dihukum lari tiga puteran. Dia bantuin gue lari, terus dia juga ngasih air minum ke gue. Abis itu gue ngenalin diri lah ya. Sejak itu dia selalu natap gue tajem. Oh iya, waktu itu juga dia bilang dia saingan gue. Aneh kan," jelas Arion.

"Kayaknya lo punya masalah penting sama dia di kehidupan sebelumnya. Dan dia inget sama kehidupan masa lalunya," ujar Dayyan

"Gini nih efek nonton drama Goblin 37 kali," Arion memutar bola mata malas.

"Jujur ya, Yon" ucap Dayyan tiba-tiba memasang wajah serius,

"Apa?" tanya Arion penasaran

"Semalem gua baru selesai nonton drama itu. Jadi bukan 37 tapi 38 kali," ujar Dayyan yang membuat Arion membelakakan mata

"Watdepak?!"

Bagaimana bisa manusia nonton drakor 38 kali??
Sudah tidak sehat oknum yang bernama Dayyan itu.

- TBC -

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang