•° Arion Hilang °•

23 11 0
                                    

"Arion ilang, Ra!" ucap Ghea panik

"Terus hubungannya sama gue apa? Udah ah gue ngantuk,"

"Ye si goblok. Ayo bangun disuruh Kimal," ujar Ghea menarik Dara.

Mau tak mau Dara harus terbangun. Saat keluar tenda sudah ada semua anggota kelompoknya, kecuali Arion tentunya. "Arion ilang. Tadi jam sembilan-an bilangnya mau ke toilet tapi sampe sekarang gak balik. Gue udah bilang kakak osis tapi kita disuruh nyari sendiri," jelas Kimal sang ketua regu.

"Yaudah kita mencar ya. Hanna sama Firly ya, soalnya Firly belum tau tempat ini takutnya malah nyasar juga. Gue tau Dayyan sama Ghea sama sama penakut jadi lo berdua. Kimal, Dara kita mencar sendiri-sendiri ya," ujar Edwin membagi.

"Nyindirnya jangan gitu dong bos. Tapi ya udah lah,"

Mereka pun berpencar untuk mencari keberadaan Arion. Sudah 30 menit lebih Dara mencari Arion tapi belum ketemu. Dara mendengus kesal, "Ah nyusahin aja sih. Gue ngantuk juga."

Tak lama dari itu Dara melihat seseorang sedang duduk dengan bersandar ke pohon. Dara menghampiri orang yang menurutnya tidak asing itu, "Arion?"

"Daraaa!" sahut Arion bahagia.

"Lo ngapain di sini? Katanya ke toilet? Toilet jauh dari sini," tanya Dara.

"Tadi gue ke toilet, terus nyari angin. Eh malah nyasar," jawab Arion

"Yaudah ayo balik. Ngantuk gue,"

Arion mengikuti Dara dari belakang. Baru beberapa langkah mereka berjalan, Arion memegang jaket Dara. Sontak Dara kaget, "Apaan sih lo pegang pegang."

"Gue takut," ucap Arion dengan berkeringat dingin

"CK!"

Saat di tengah jalan Arion berteriak. Dara tidak tau karena apa. "DARA ADA YANG MANGGIL GUE!!" ucap Arion yang refleks memeluk Dara. "Ck! Lepas!" paksa Dara yang melepas pelukan Arion. "Itu temen lo bego," ujar Dara kasar. Arion menengok, dan benar itu Dayyan, Kimal, dan Edwin.

"Eh lo kemana aja anjir. Panik gue," omel Dayyan kepada Arion.

"Ghea mana?," tanya Dara

"Yang cewe udah pada balik. Lo juga balik aja, Ra," jawab Kimal

Dara mengangguk dan meninggalkan mereka. Namun tiba-tiba satu kalimat itu keluar dari otaknya. "Oh iya, Edwin" Dara berbalik badan. Kemudian disahut oleh Edwin, "Kenapa, Ra?". "Kasih tau temen lo kalo penakut jangan kelayapan," ujar Dara langsung meninggalkan mereka.

•••

Upacara penutupan telah selesai. Kini mereka membereskan tenda mereka dan sampah sampah yang berserakan. Setelah itu mereka kembali ke bus dengan tempat duduk yang sama seperti kemarin.

Perjalanan pulang sangat berbeda dengan perjalanan berangkat kemarin. Kemarin bus ramai dengan nyanyian dari seisi bus. Sekarang, sebagian besar anak anak sedang tertidur.

Arion belum tidur. Namun matanya sudah sangat berat. Kini matanya sudah tidak sanggup terbuka, kepalanya pun mulai sudah tidak kokoh dan oleng. Bahkan hingga jatuh ke pundak Dara. "Ih apaan sih lo!" ujar Dara ngegas.

"Eh? Sorry gue ngantuk," ucap Arion sambil mungucek-ucek matanya.

Dara melihat Arion. Dan benar saja, kantung mata Arion sangat besar. Sepertinya dia kurang tidur. Dara menjadi iba. Dara menepuk nepuk pundaknya mengisyaratkan untuk Arion tidur. "Hah?" tanya Arion bingung. "Ck. Sini."

"Boleh?" tanya Arion lagi.

"Sekali lagi lo nanya, gue tendang lo,"

Arion menaruh kepalanya di pundak Dara. Dara yang tidak terlalu pendek membuat posisi itu menjadi nyaman. Arion memejamkan matanya, namun tidak lupa mengatakan hal itu. "Makasih, Ra," ucap Arion yang dibalas deheman Dara.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang