❦ ; Keempat belas

1K 159 49
                                    

[BAHASA NON BAKU]
Jenyong Ver Lokal


Jennie segera turun dari ranjang setelah melihat jam di nakas samping tempat tidur. Ia berjalan kearah kamar setelah selesai dengan urusan kamar mandi Jennie turun kelantai bawah.

Pemandangan pertama yang Jennie liat saat dimeja makan adalah Jaehyun, Mino, irene—istri mino dan Taeyong yang sedang sarapan sembari tertawa entah Jennie tak tau apa yang mereka bicarakan.

"Jennie," Taeyong tersenyum lalu berjalan kearah Jennie.

Jennie balas tersenyum. Kemudian mereka berdua duduk dimeja makan bergabung bersama Mino Irene dan Jaehyun.

"Ngebo mulu lo kak, gak inget apa ada gue di sini." Celetuk Jaehyun.

"Maaf, Jaeh kakak bangun kesiang."

"Udah ngga papa. Bagaimana keadaan kamu udah mendingan," Taeyong memberi segelas air kepada Jennie.

Jennie mengangguk dan meminumnya.

"Emang ya Jennie kenapa Yong?" Irene buka suara. Yang ikuti oleh mino juga.

"Iya lo kenapa Jen." Jennie mengeleng. Taeyong sebenarnya mau jawab tapi karena Jennie ngeggam tanganya erat seolah bilang. 'Jangan kasi tau mereka'

"Gapapa bang, mbak. Taeyong cuman nanya ajah, ya kan Taey?" Taeyong ngembusin nafas pelan lalu ngangguk.

"Bang beliin makanan," Bujuk Jaehyun setelah mereka selesai sarapan.

"Baru selesai makan oy,"

"Belum gue ujung juga. Maksudnya untuk nanti." Jelas Jaehyun mengeserkan kursi roda kearah Mino.

"Ya bang pleass.."

"Gak."

"Anying pelit amat jadi abang!"

"Mbak Irene kok mau sih sama bang mino, udah Jelek pelit lagi." Ucap Jaehyun kepada Irene. Irene hanya tertawa.

"Ga tau. Mungkin mbak kena pelet sama abang mu ini."

Mino yang mendengar itu menatap irene melas. "Beb.. kok gitu, ni anak ga usah diladeni."

"Mbak, teman aku orangtuanya orang pinter mau di bawa kesana?"

"HEH!!" Kompak dua pansutri menatap Jaehyun yang sedang tertawa lebar menampilkan gigi rapinya.

...
...

Hari Minggu begini biasanya Taeyong quality time bareng Jennie jika dia tidak sibuk dengan urusan kampus. Tapi sekarang, kayaknya engga dulu deh. Jennie nya juga lagi rada gak enak badan gara-gara pasal kemarin.

Taeyong yang duduk samping Jennie ngerapi-in pelan anak rambut wanita itu. Pasalnya Taeyong punya feeling wanitanya sedang tidak baik-baik saja. Taeyong kan jadi khawatir.

Sebenarnya semalam setelah pulang, Taeyong bener-bener khawatir dengan Jennie. Dia ngerasa bersalah banget. Bukannya buat Jennie seneng malah bikin wanita itu jadi drop. Kalau papa Jennie tau, gak tau lagi dah Taeyong bakal gimana jadinya.

"Kamu beneran ngga papa?" Jennie ngangguk tetapi keringat di pelipisnya masih terus muncul setelah Taeyong menyekanya. Padahal kan si Jennie sudah mandi.

"Beneran?"

"Iya,"

"Tapi tadi aku liat kamu gak nafsu makan, kenapa?" Tanya Taeyong dengan nada lembut.

"Lagi ga napsu makan."

"Tapi semalam tidur nyenyak kan?"

"Iya Taey..."

"Uhuk.. uhuk.."

"Ingat ya disini masih ada gua," seru Jaehyun sewot melihat Taeyong dan Jennie.

"Udah deh sewot amat lu, makanya kalau suka bilang. Diambil orangkan." Mino dan Irene datang dari arah dapur.

"Abang ngejek aku!?"

"Engga ngejek Jennie."

"Udah ah.. Mino tadi katanya mau di kasih tau." Ujar Irene duduk di sofa seberang Jennie dan Taeyong lalu di susul Mino.

"Iya sayang."

Uowekk..

"Gini, bang Mino kalian yang tampan ini bakal jadi daddy."

Jennie Taeyong dan Jaehyun terkejut. Jennie tersenyum kearah Mino dan Irene yang sedang berpelukan dengan bahagia. Jennie melirik melalui ekor matanya kearah Taeyong. Lelaki itu terkejut lalu kemudian terlihat bahagia juga.
Ia jadi kepikiran Taeyong...

"Beneran mbak?"

"Iya Jen. Kamu juga jangan lupa nyusul ya?"

"Mana bisa gitu yank? Bisa-bisa om jidi gamuk lagi." Seru Mino.

"Iss gak boleh ngomong gitu."

"Tapi kenyataannya emang gitu." Mino gak mau kalah.

Diantara perdebatan kecil pansutri didepannya. Jennie kembali ngelirik Taeyong. Bedanya Taeyong jua ngelirik Jennie. "Udah gak usah di pikirin." Taeyong mengusap tangan Jennie lembut sembari tersenyum tipis.

"Bang? Lo kan udah jadi daddy nih? Jangan pelit-pelit lah. Teman-teman gua mau kesini. Beliin makanan dong." Celetuk Jaehyun.

"Eh.. ni anak, ganggu ajah. Orang mau berdua juga."

"Hei bang? Lu mau berdua terus kita bertiga ni apa? Anying bener dah jadi abang."

"Udah biar gua ajah yang beli." Ucap Taeyong berdiri lalu disusul Jennie.

Taeyong yang menyadari Jennie berdiri lantas menoleh kearah wanita itu. "Kamu tinggal ajah. Bentar kok, cuman beli makanan ringan."

"Tapi–"

"Di rumah ajah ya. Kasian Jaehyun. Ya?" Taeyong menyelipkan  rambut Jennie kesamping telinga wanita itu lalu mengecup puncak kepala Jennie setalah wanita itu mengangguk kemudian pergi.

Pemandangan itu gak luput dari tiga orang disana. "Kasian ya beb Taeyong? Ga bisa nikmati surga dunia."


To be continued...

Terjenyong-terjenyong...
😭😭

Berharap banget mereka beneran berlayar 😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berharap banget mereka beneran berlayar
😭😭😭

Walaupun gua tau udah gak banyak penumpang kapal ini. Taph mereka berdua tetap di hati😭😭

My Husband Is The Chairman Of BemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang