Bel pulang berbunyi. Guru telah mengakhiri pembelajaran. Kelas IPA 1 tidak pulang, karena mereka akan gotong royong membersihkan halaman kelas dan mendekorasi kelas semenarik dan senyaman mungkin karena sekolahh mengadakan lomba menjaga kebersihan. Ketua mengizinkan yang lain untuk makan atau sholat dulu.
Setengah jam kemudian, mereka mulai gotong royong. Ketua membagi tugas untuk anggota kelas.
“yang laki-laki tugasnya buat pagar ya. Pokoknya yang berat-berat untuk kalian. Sebagian perempuan bersihin dalam kelas, sebagian lagi bersihin halaman kelas. Adi dan Haykal tugasnya ngelukis gambar yang akan ditempel di belakang. Sip… selamat bekerja.” Perintah ketua.
“terus lo kerja apa Rahmad?” tanya Jodi.
“yaa gue jadi mandor.”
“enak aje lu. Kerja !” bentak Jodi.
“iyaa Jod. gue bercanda”
“Adit, traktirin kita gorengan sama air dong” kata Keyla.
“untuk Keyla apa yang nggak Adit kabulin. Mana uangnya?” jawab Adi.
“yaelah. Kami minta ditraktir.”
“yaudah sekarang permintaan Keyla ditunda dulu ya. Hehe.”
“hadeuh… Adi. Ayok teman-teman, kita iuran.” Pinta Keyla.
Mereka pun mengumpulkan uang untuk membeli gorengan dan air minum. Adi pun pergi membelinya bersama Haykal.
Melati sedang menyapu kelas bersama Sherly. Bima terlihat berjalan dari kelas IPA 3 menuju kelas IPA 1.
“Mel…” panggil Bima.
“Haa?” Jawab Melati kaget.
“kok kayak ngeliat setan gitu.”
“bukan gitu, kami di depan cuman berdua dan yang lain di belakang kelas. Jadi pas kamu panggil, aku kaget. Ada apa? Cari Rahmad ya. Bentar aku panggil.”
“bukan. Aku cari kamu.”
“aku? Kok aku? Ada apa?”
“tadi aku beli minum di koperasi. Ada dua gelas. Jadi satu untuk kamu ya?” Bima memberikan air tersebut.
Sherly yang melihat itu tersenyum-senyum sendiri dan permisi untuk ke belakang kelas menemui yang lain.
“aku ke belakang dulu ya Mel. Gak mau ganggu adegan romantis ini.” Kata Sherly.
“apa sih Sher?”
Bima melihat Sherly yang sudah pergi ke belakang. Di depan kelas pun tidak terlalu ramai.
“aku mau bilang sesuatu.” Bima mulai berbicara.
“ya bilang aja. Gak harus minta izin.” Jawab Melati.
“aku suka sama kamu.” Kata Bima dengan gugup serta tangan yang masih memegang gelas air minum.
“apa?” Melati salah tingkah.
Tiba-tiba terdengar suara Rahmad mendekati tempat mereka berada.
Rahmad dan Adi yang sedang ngobrol sambil berjalan tiba-tiba melihat Bima berdiri bersama Melati.“hey Bro. Ngapain lo?” tanya Rahmad.
“Gue cari lo Bro. Nih gue baru nanyain lo ke Melati. Ternyata lo disitu.”
“ooo… gue kira lo PDKT sama Melati.”
“ada-ada aja lo.”
Bima meninggalkan Melati dan pergi menghampiri Rahmad. Melati yang masih dalam suasana kaget segera mencari Raza. Ia melihat Raza yang sedang menyapu halaman. Melati langsung menarik Raza menjauh dari teman-teman yang lain.
“ada apa sih Mel, tiba-tiba narik aku.” Kata Raza.
“Aja… si Bima suka sama aku.” Kata Melati.
“ha? Seriusan? Trus kamu jawab apa?”
“dia belum nembak. Cuman bilang suka. Astaga, kaget.”
“emang kamu juga suka Bima?”
Melati tersenyum-senyum.
“iya? Seriusan iya? Kok gak cerita?” kata Raza.
“yaa aku malu.”
“aduh… berkurang deh teman jomblo Aja. Karena bentar lagi ada yang tukar status.”
Melati dan Raza tertawa bersama.
2 minggu sebelum Ujian Nasional. Para siswa kelas XII sibuk mengurus data untuk masuk perguruan tinggi. Pendaftaran SNMPTN sudah dibuka. Mereka pun mulai mengurus hal-hal yang diperlukan untuk pendaftaran.
Beberapa hari kemudian, pengumuman lulus verifikasi sudah keluar. Ada yang bisa memilih jurusan, dan ada yang gagal. mereka yang lolos pun mulai memilih jurusan yang diinginkan, sedangkan yang gagal tak berputus asa, mereka mencoba jalan lain.
Hari demi hari telah mereka jalani. Beberapa ujian sebelum UN pun telah dilaksanakan. Les sore untuk persiapan UN pun telah dijalani. Tibalah saatnya mengikuti ujian UN.
Mereka sangat bersemangat mengikuti Ujian Nasional sebagai perjuangan terakhir mereka di SMA. 4 hari UN pun mereka lewati.***
Seminggu kemudian
Hari sabtu pagi bulan April. Hujan membasahi bumi dengan begitu lebatnya. Inikah pertanda bahwa perpisahan ini akan bertumpah tangisan? Ternyata benar. Para siswa menangis ketika mengadakan acara perpisahan kelas XII. Dengan semua kenangan yang telah terukir, suka duka yang telah terlewati, dan perbedaan yang menyatukan mereka dalam satu keluarga membuat mereka tak rela untuk berpisah. Namun hal itu harus terjadi karena setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA ITU
Teen Fictionseperti inilah resiko ketika kita mencintai seseorang yang belum tentu mencintai kita. Apalagi ini adalah cinta yang datang untuk pertama kalinya. Kata orang, cinta pertama itu sulit untuk dilupakan. Dan benar saja, itu adalah hal yang sangat sulit...