Pamit

32 5 3
                                    

Berbagai rangkaian acara telah terlaksana termasuk acara pengalungan medali kelas XII. Acara berjalan dengan lancar walau hujan mengiringi perpisahan mereka.

Rama ingat akan janjinya kepada Raza. Ketika istirahat, Rama mencari Raza di sekeliling sekolah. Ia pun bertemu dengan Melati.

“Mel, lihat Raza gak?” Tanya Rama.

“hmmm… aku rasa dia di atas. Di taman IPA 1. Emang kenapa? Tumbenan.”

“ada perlu sama dia. Bantuin aku nyariin. Jangan kepo yang di banyakin.”

“ihhh siapa yang kepo? Ya sudah. Ayo kita cari.”

Mereka menemukan Raza di taman IPA 1 bersama teman sekelas.

“Raza…” teriak Melati.

Raza menoleh ke bawah dan melihat Rama bersama Melati. Melati meminta Raza ke bawah.

“Rama nyariin tuh. Katanya ada perlu.”

Senyuman Raza mulai merekah.

“Mel, keluarkan HP mu. Hmmm… tolong fotokan kami !” kata Raza sambil tersenyum.

Melati terkejut “jadi itu keperluan kalian. Astaga.”

Melati tersenyum melihat Rama dan Raza yang berfoto berjauhan.

“kalian ni mau foto atau gimana sih. Kayak orang lagi bertengkar.”

Raza mendekatkan diri kepada Rama walaupun masih ada jarak. Mereka hanya menganggap ini hanya pertemanan.

“udah tiga foto. Sekarang giliran aku foto sama Rama.”

Raza dengan senang hati menerima permintaan Melati. Tiba-tiba Melati meraih tangan Rama. Mereka bergandengan tangan. Raza menggerutu dalam hati.

“jangan marah dong. Kan cuma foto.” Melati tertawa bahagia mengerjai Raza.

"Gak kok. Biasa aja. Ayok foto cepetan 1...2..3.."

Malam harinya, Raza melihat story WA teman yang masih semarak dengan acara perpisahan. Seketika Raza kaget melihat postingan Resa yang berfoto bersama Rama. Namun ia hanya berpikir positif. Mereka hanya TEMAN. Walaupun begitu, apa hak Raza?

Senin pagi, para siswa telah berdatangan ke sekolah untuk jalan-jalan kelas XII. Mereka sangat bersemangat termasuk kelas XII IPA 1. Mereka sangat antusias untuk pergi jalan-jalan selama 2 hari tersebut.

Sebelum pergi, Rara, Angel dan Vira sedang asyik dengan handphonenya. Raza menyapa mereka lalu duduk di kursi depan mereka. Rara berbisik kepada Vira namun suara mereka terdengar oleh Raza.

“Vir, kamu tau kan Rama. Pas perpisahan kemarin Raza dan Rama foto bareng loh. “ bisik Rara.

“oh ya? Momen langka tuh.” Jawab Vira.

“iya, biasanya kalau ketemu gak pernah akur. Tapi ada yang menarik, denger-denger mereka ada rasa.” Tambah Angel.

“ada hal yang lebih menarik, ternyata Rama menyukai Resa bukan Raza.”

Hal itu sontak membuat Raza kaget namun ia tak memperlihatkan rasa kagetnya. Mereka melirik Raza. Ia hanya tersenyum dan berpura-pura tidak mendengarnya. Raza meminjam HP Rara. Namun Rara menolak karena ada sesuatu yang dirahasiakan.

“tentang Rama dan Resa? Aku sudah tau. Sudahlah ! aku hanya ingin melihat foto kelas kita.” Kata Raza.

Ketika itulah Raza diam-diam melihat WA Rama dan Rara, dan benar saja. Rama memberitahu Rara kalau dia menyukai Resa.

Hari itu bukanlah jalan-jalan yang menyenangkan. Raza tampak murung.

Setibanya di Taman Lawang. Hamparan danau yang luas menyambut mereka. Hembusan angin menyapa kedatangan mereka. Keindahan Danau Singkarak sangat mempesona. Mereka tak lupa mengabadikan keindahan tersebut. Ketika berjalan di perbukitan, Raza tak sengaja bertemu dengan Rama.
Rama tersenyum kepada Raza dengan senyuman yang merekah. Angin meniup rambut pria tinggi itu. Namun Raza hanya menunduk dan pura-pura tak melihat. Seketika senyuman itu berubah menjadi kekecewaan. Tanda tanya hadir di pikiran Rama.

KALA ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang