"Kak...Kenapa kakak begitu cepat pergi kak? Semua orang menyalahkan ku atas kepergian kakak! Kak Amira Gak ambillah kan kak?."
Ucapku sambil menatap foto kak Amara dalam sebuah bingkai tersebut.~
Part 2
Setelah itu Amira Kembali meletakkan kembali foto tersebut diatas Meja yang ada di samping Tempat tidurnya itu.
Tok...tok..Tok..
"Kak Amira..." Teriak Adikku Fanya Dari luar kamar
"Iya kenapa??." Tanyaku
"Buka kak pintunya." Pinta si Fanya
"Iya dek iya bentar ya." Jawabku
~
Akupun membukakan pintu kamarku, dan Fanya berdiri di depan pintu itu.
"Ada apa?" Tanyaku pada si Fanya
"Ayoo Kita makan kak." Ajak nya
"Nanti aja deh kakak masih kenyang." Jawabku
"Tapi kan kak? Kakak dari tadi belum makan kak, nanti kalo kakak sakit gimana?." Ucapnya
"Dek..gak usah khawatir ya, Kak Amira mu ini gak bakal sakit kok, kan Adek tau kalo kakak itu orangnya kuat hehe." Jelasku
"Ehm tapi kak."
"Gada tapi tapian Fanya,, kakak masih kenyang." Jawabku
"Iya kak, tapi kakak harus janji ya, kalo kakak lapar kakak langsung makan ya ke dapur." Ucapnya
"Iya iya Bawel,, Nanti kakak makan kok, Kakak janji."
"Iya kak Oke deh."
"Udah udah jangan disini nanti kamu dimarahin sama ibu kalo kamu Deketan sama kakak." Jelasku
"Eh kok kakak bicaranya gitu?" Tanya si Fanya
"Gak usah di fikirkan perkataan kakak tadi ya, udah Fanya main di kamar aja jangan di sini ya."
"Iya kak, aku ke kamar dulu ya bye kak Amira."
"Iya sayang bye."~
Fanya Pun pergi menuju kamarnya, Aku harap ibu tidak memarahinya karena dia masuk ke kamarku tadi.
Ibu selalu saja melarangku untuk Deket Deket sama kedua adikku, entah apa yang ada di fikiran ibuku, sehingga beliau selalu saja menuduhku adalah pembunuh kak Amara.
Fanya Adalah adik perempuan ku, ia berumur 09 tahun, dia masih duduk di kelas 4 SD. Bagiku dia adalah penyemangat hidup ku, dia selalu saja berusaha untuk membuat ku kembali tersenyum, aku sangat menyayangi nya.
''Fanya Adik kecil ku, semangat hidupku, ketika semua orang membenci ku hanya dia lah yang masih begitu memperdulikan ku.''
Sedangkan Satria, ia adalah adik laki laki ku, ia berumur 15 tahun. Satria Masih duduk di bangku SMP yakni kelas 09 SMP.
Satria adalah adikku tpi ia sangat membenci ku karena kematian kak Amara, ia sama dengan ibuku, ia menyalakan ku atas kematian kak Amara. Ia selalu saja mengatakan ku seorang pembunuh.''Terkadang kata kata itu membuat batin ku begitu tertekan, tapi aku tidak bisa marah, karena dia adalah adikku, aku begitu menyayangi nya sama seperti aku menyayangi Fanya.''
~
" Aku berharap kesalah pahaman ini cepat berakhir, karena jujur tuhan...hal ini menyiksa batinku, Aku bukan pembunuh, bukan aku yang menyebabkan kak Amara Meninggal. Mobil itulah yang menabrak kak Amara sampai dia menghembuskan nafas terakhirnya." Ucap batinku sambil menatap ke arah jendela Kamarku
KAMU SEDANG MEMBACA
''Matahari Untuk Amira''
Novela JuvenilBiarkan mereka membencimu, Biarkan mereka Menghinamu, Tapi jangan pernah kau membalasnya. Tidak Ada kehidupan tanpa permasalahan:) ~ Tidak semua senyum itu bahagia, dan tidak semua air mata itu kesedihan Amira Dan Amara