Cerita ini ditulis hanya bertujuan untuk menghibur dan memberikan pelajaran kepada kalian arti dari sebuah Kehidupan🌻.
***
''Matahari Untuk Amira''
Part 4
"Setiap kali menatap ke arah Jendela kamar, Kak Amira selalu saja menangis, Entah mengapa Aku tidak tau kenapa dan aku harap kak Amira bisa kembali tersenyum seperti dulu." Ucap Fanya di dalam hati
"Fanya, kamu sedang memikirkan apa?"
Tanya Ibunya"Tidak Bu..Tidak ada yg Fanya fikirkan." Jawab nya
"Kenapa dari tadi ibu perhatikan kamu seperti sedang memikirkan sesuatu??." Tanya kembali sang ibu
"Bu...Boleh Fanya bertanya?". Ucap si Fanya
"Ya..Tentu saja nak, kamu mau bertanya tentang apa?." Jawab sang ibu
"Kenapa kak Amira jadi seperti itu Bu? Dia sering kali menangis tanpa alasan dan selalu saja berbicara sendiri dan mengatakan "Aku bukan Pembunuh"?? ." Tanya Fanya pada ibunya
"Mana ibu tau tentang kehidupan anak itu." Jawab sang ibu
"Bu..kok ibu bicara seperti itu? Bukankah kak Amira anak ibu juga? Sama seperti aku, Kak satria dan Kak Amara?." Tanya Fanya
"Jangan sebut dia anak ibu lagi, dia bukanlah anak ibu lagi..." Bentak ibunya
Fanya hanya terdiam mendengar kan bentakkan ibunya itu, Tidak seperti biasanya ibunya membentaknya, Bahkan ini adalah bentakkan pertama sang ibu kenapa Fanya
Fanya pun pergi ke kamar karena dia masih tidak memahami mengapa ibunya mengatakan bahwa kakaknya bukan anak ibunya lagi. Dia begitu bingung sebenernya ada apa dengan ibu dan kakaknya itu.
Amira menguping pembicaraan antara adik dan ibunya dari dekat lemari yang ada di samping dapur tempat ibu dan adiknya biacara itu.
~
Amira hanya menangis mendengar semua perkataan ibunya itu, dan berfikir apakah dosa yang telah ia lakukan sehingga ibunya begitu sangat membenci nya seperti itu sehingga tidak mau menganggapnya sebagai anaknya lagi.
***
"Apa ini ada hubungannya dengan Kematian kak Amara??." Ucap Fanya dalam hati
Tok..tok..tok
Terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar Fanya, dan Fanya pun membukakan pintu tersebut. Dan ternyata itu Kakaknya Yaitu Amira.
"Fanya..."
"Iya kak, kenapa?." Tanya Fanya pada Amira
"Boleh kakak Meminta sesuatu kepada Fanya?."
Tanya Amira"Iya kak tentu saja! Kakak mau meminta Apa pada Fanya kak?." Tanya Fanya kebingungan
"Fanya sayang kan sama kak Amira?." Tanya Amira
"Iya kak Fanya sayang banget sama kakak, Kan kak Amira itu kakak nya Fanya." Jawab Fanya dengan senyuman
"Kalo Fanya sayang sama kakak, tolong jangan Anggap kakak Sebagai kakak kamu lagi ya." Ucap Amira dengan air mata di pipi nya
"Lah kenapa begitu kak?." Tanya Fanya bingung
"Intinya kalo Fanya sayang sama kakak, tolong ikuti perkataan kakak itu, tolong ya jangan Anggap kakak ini sebagai kakak kamu lagi."
Air mata Amira begitu deras mengalir di pipi nya"Kak...Kakak itu kakaknya Fanya, dan akan selalu seperti itu, Fanya udah kehilangan kak Amara, dan Fanya gak mau kehilangan kak Amira juga." Teriak Fanya lalu ia menangis menatap Amira
"Fanya...dengerin kakak, ibu-Satria-dan ayah membenci kakak, dan mereka akan marah sama Fanya, kalo Fanya Masih menganggap kakak ini kakaknya Fanya." Jelas Amira
"Kenapa mereka membenci Kakak?." Tanya Fanya
"Mereka berfikir bahwa kakaklah yang membunuh kak Amara." Jawab Amira menangis
"Kak..Sampai kapanpun kakak tetaplah kakaknya Fanya..
kak Amira adalah kakaknya Fanya." Teriak Fanya"Sayang..Jangan teriak-teriak nanti ibu denger dan kamu bakalan dapat Masalah." Ucap Amira
"Biarin..Aku gak takut sama ibu." Jawab Fanya
"Fanya gak boleh gitu, bagaimana pun ibu itu tetap ibu kita, dan kita sebagai anaknya harus mematuhi nya." Jelas Amira tersenyum kepada Fanya
"Tapi kak...Ibu jahat, kenapa ibu membenci kakak? Trus kak Satria juga membenci kakak? Ayah juga sama, kenapa mereka jahat sama kakak?." Fanya pun menangis
"Udah biarin ini adalah ujian di kehidupan kakak Dan kakak hanya bisa berdoa dan meminta kepada Tuhan agar semua Kesalahpahaman ini cepat berakhir." Ujar Amira
"Iya kak Amin..Intinya Fanya gak bakal berhenti menganggap kakak sebagai kakanya Fanya dan selalu ada untuk kak Amira." Jelas Fanya sambil menghapus air mata yang ada di Pipi nya Amira
"Iya sayang, iya makasih sudah Jadi adik yang begitu baik untuk kakak." Jawab Amira
"Berhentilah menangis kak, kak Amira jelek kalo nangis, dan kakak jangan nangis lagi ya, Nanti Fanya ikutan nangis juga " ucap Fanya
"Iya ini udah gak nangis lagi kok, fanya juga jangan nangis ya." Ucap Amira
"Iya kak iya."
"Udah ya kakak ke kamar dulu mau tidur, kamu juga tidur ya udah malem nih, besok mau sekolah." Ujar Amira
"Iya kak,, selamat malam."
"Malam juga adikku." Balas Amira
***
Amira pun meninggalkan Fanya dan pergi ke kamar nya.
Langkah kaki Amira berjalan menuju kamarnya, dengan tatapan mata menghadap ke depan pintu, Air mata mengalir begitu deras.
Perasaan sedih, kecewa, marah, namun Amira masih berusaha untuk tetap terlihat kuat didepan orang-orang.
Next??
🌻 MATAHARI UNTUK AMIRA
KAMU SEDANG MEMBACA
''Matahari Untuk Amira''
Ficção AdolescenteBiarkan mereka membencimu, Biarkan mereka Menghinamu, Tapi jangan pernah kau membalasnya. Tidak Ada kehidupan tanpa permasalahan:) ~ Tidak semua senyum itu bahagia, dan tidak semua air mata itu kesedihan Amira Dan Amara