The Fate: Eternal Love

Episode 12

I Just Want to Stay
With You
[너와 함께 있고 싶어]
_______________________________

“Sampai kau menemukan orang lain yang lebih pantas. Aku hanya akan tetap bersamamu, dan mundur perlahan tanpa kau tahu.”

• • •

Ji Hoon merebahkan tubuh Tae Ra di atas ranjang milik gadis itu. Membenahi selimut tebalnya agar menutup tubuh Tae Ra sepenuhnya.

"Ji Hoon ...."

"Hm?"

"Jangan pergi ya ...." Gadis itu menggenggam telapak tangan Ji Hoon dengan erat. "Setidaknya sampai aku tertidur."

Ji Hoon menghela napas, menarik sebuah kursi dan duduk di samping ranjang. Membiarkan tangan kecil gadis itu mengunci tangannya.

"Kalau begitu tidurlah," tutur Ji Hoon. "Kau harus istirahat."

Tae Ra menggeleng tak terima. "Bagaimana aku bisa tidur kalau ada pria tampan di sini?" keluhnya.

Ji Hoon berdecih. "Bagaimana aku bisa pulang dan istirahat kalau kau tidak tidur?"

"Tidur saja di sini, di sampingku. Ranjangnya cukup untuk dua orang," ujar Tae Ra melantur.

Ji Hoon membuang muka seraya berdecak. Bisa-bisanya gadis itu bergurau saat sedang sakit begitu. "Jangan bicara macam-macam!"

Gadis itu tertawa kecil, entah apa yang lucu. "Kau menyia-nyiakan kesempatan, Ji Hoon. Jangan menyesal ya!" katanya, lalu memejamkan mata untuk pergi ke alam mimpi.

"Selamat malam," finalnya, kemudian mengeratkan ngenggamannya pada Ji Hoon.

Ji Hoon diam-diam menatap setiap inci wajah gadis itu lamat-lamat. Jari-jemari mereka yang saling bertaut membuat Ji Hoon merasakan satu hal asing dalam hatinya. Sebuah rasa tentram yang orang-orang sebut dengan kata 'nyaman'.

"Kalau memang kita tak bisa bersama-sama. Kemudian hanya tersisa dua garis takdir dalam hidup kita. Aku harap, aku bisa mengambil semua takdir burukmu, dan memberikan semua takdir baik seutuhnya padamu."

Perkataan gadis itu petang tadi mengganggu pikirannya. Sebelum ini, mereka hanya sebatas orang baru yang bertemu secara kebetulan. Namun seiring berjalannya waktu, keduanya menjadi cukup dekat. Meski sebetulnya, peristiwa akhir-akhir ini terasa tak tepat bagi keduanya.

"Jika hanya ada dua garis takdir, Kenapa tak membuat garis takdir yang lain saja? Di sana kau bisa menemukan kebahagiaanmu tanpa tersakiti," bisik Ji Hoon setelah melihat gadis itu mulai terlelap dengan tenang.