Kembali.

48 4 2
                                    

“Perasaan cinta memang lah lumrah dan manusiawi tapi kita sebagai hamba Allah harus pinter-pinter memanage perasaan itu agar tidak menjadi hal yang tidak berguna atau malah menjadi hal yang mendatangkan dosa”.

Author Pov
“Dek, cepetan keburu telat,”
Suara sang Kakak menggema hingga kekamar Jihan, membuatnya dengan segera keluar dari kamar kemudian buru-buru menuju lantai bawah.

“Iya kak, ini udah siap,” ujarnya.

“Hari ini kan hari pertama masuk sekolah dikelas 11 kok masih telat bangun juga sih kamu dek dek,” kata Kevin Baskara Wijaya sang kakak.

“Hehe, sorry kak. Tadi malem kelamaan nulis aku tu sampe lupa kalo besok sekolah,” balas Jihan dengan kekehan kecil.

Memang kebiasaan buruk bangun siang itu susah sekali untuk dihapus. Ditambah dengan hobi Jihan yang suka menulis novel terkadang membuatnya tidur larut malam.

“Bunda, Jihan sama Kakak pamit yaa, Assalamu’alaikum,” kata Jihan sembari mencium telapak tangan sang Bunda yang sedang sibuk dengan potongan sayurannya itu.

Karena Jihan bangun terlambat pagi ini, sudah dipastikan sang Ayah telah pergi ke kantor dan ia tak sempat berpamitan.

“Ya udah ayo, kamu tu kalo nulis tu inget waktu. Jangan sampe gara-gara hobi kamu itu kegiatan sekolah kamu jadi keganggu,” kata Kevin lagi sembari berjalan menuju mobil.

“Ya kak iyaa,” jawab Jihan dengan malas. Maklumlah, kakak Jihan satu-satunya itu terkadang suka overprotectif padanya.

Kevin Baskara Wijaya, sang Kakak yang sedang menempuh pendidikan S2 di salah satu universitas terbaik di Indonesia itu sangat sayang pada adiknya. Ya,  walaupun sekarang Kevin masih seorang mahasiswa tapi bisa dibilang ia cukup mapan. Kepiawaiannya dalam berbisnis membuat ia sukses membangun usaha proprertinya.

.........
“Dek, kamu mau nggak tulisan mu diterbitin jadi buku,” tanya Kevin tiba-tiba dalam perjalanan menuju sekolah.

“HA?,” jawab Jihan cepat.

“Iya, diterbitin jadi buku. Daripada cuma jadi file di laptop mu, enak di jadiin buku supaya orang-orang bisa baca juga kan. Gimana mau gak? Nanti biar kakak bantuin kasih naskah nya kepenerbit,” jelas Kevin.

Ya, kakaknya itu memang punya banyak teman penerbit. Tapi bukan maksud untuk mempraktikan nepotisme, ia hanya akan membantu Jihan memberikan naskahnya saja, urusan diterima atau nggak itu urusan pihak penerbit.

“Hmm, mau kak. Itung-itung untuk jadi motivasi aku juga biar tambah semangat nulisnya hehe,” jawab Jihan dengan senyum khasnya plus lesung pipi yang membuat parasnya tambah manis.

“Oke, nanti kirimin aja ke kakak filenya. Tapi inget yaa, diatur waktunya, kapan harus nulis kapan harus sekolah,” kata Kevin

“Iya iyaa,” jawab Jihan lagi.

Mobil pun berhenti didepan gerbang sebuah sekolah negeri atau yang sering dikenal dengan SMA N Kencana Bakti Jakarta Selatan.

“Oke, aku turun ya kak,” ujar Jihan sembari mencium telapak tangan Kakaknya.

“Hmmm bentar bentar,” kata Kevin lalu melihat Jihan yang tampak rapi dengan balutan hijab bergo di kepalanya dan baju sekolah plus almameter khas SMA N Kencana Bakti.

“Kenapa kak? Ada yang salah?;” jawab Jihan dengan sedikit bingung.

“Gak, kakak cuma mastiin kamu pake baju yang bener sesuai jadwal haha,” kata Kevin dengan kekehannya.

“Huh, aku kira apa. Ya udah deh aku pergi ya kak,” kata Jihan lalu menuju keluar dan menutup pintu.

“Daahh, Assalamu’alaikum,” tungkas Kevin sembari melajukan mobilnya.

The Journey. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang