Mula mula

10 3 0
                                    

Jihan yang tidak sadar sedang menjadi topik pembicaraan dua cowok tersebut, tampak santai melahap baksonya.

“Eh Ji aku udah nih, kamu mau nulis di pojok santai kan?,” tanya Dinda pada teman sebangkunya itu.

“Hehe iya Din, kayak biasa,” jawab Jihan sembari meneguk air putihnya.

“Okedeh kalau gitu gue kekelas duluan ya, ada tugas yang belom gue kerjain,” ujar Dinda kemudian beranjak pergi.

“Okehh,” jawab Jihan.

Setelah selesai makan, dan membereskan tempat makannya Jihan pun pergi ke pojok santai untuk mengerjakan tugas dan sedikit menulis.

Telah dua page ia menulis, datanglah dua sahabatnya, Reta dan Jenny.

“Eh Assalamu’alaikum mbak Penulis hehe,” sapa Reta dengan senyumnya yang manis itu.

“Wa’alaikumussalam, Aamiin,” jawab Jihan sambil sejenak berhenti fokus dari laptopnya.

“Eh gimana kelas baru? Enak gak?,” tanya Jenny yang tengah sibuk dengan kuncit kelabangan rambutnya.

“Enak kok, temen-temen juga enak-enak diajak ngobrol,” jawab Jihan sambil meminum air detox lemon yang dibekalkan Bundanya pagi tadi.

“Yaa kamu mah gampang dapet temen Ji. Kamu kan mudah banget adaptasi sama orang baru gitu,” jawab Reta dengan kekehan kecilnya.  Jihan hanya menjawab dengan kekehan pula.

“Eh Ji, kelas 11 ini kamu gak ikut eskul basket, padahal kamu keren lho kalo lagi basket, ikut ajalah,” tanya Jenny yang masih sibuk dengan rambutnya.

“Hmm, kayaknya ngga deh Jen, soalnya Kak Kevin nggak bolehin, ngga tau tuh kenapa,” ujar Jihan.

“Hmm, ya udah deh. Tapi kalo ada tanding-tanding basket antar kelas nanti kamu ikut ya! Aku suka banget tau kalo nontonin kamu ngbasket,” ucap Jenny salah satu dari banyaknya orang yang mengagumi cara bermain basketnya Jihan.

Ya, siapa sangka cewek kalem nan sholehah ini pintar olahraga, basket pula. Sedari kecil, ia selalu diajak Ayah dan Kakaknya main basket  alhasil dia jadi pandai bermain basket hingga sekarang.

Tapi bagi Jihan basket adalah hobi sampingannya saja, karena Kakak dan Ayahnya  sedikit melarangnya ketika bermain basket, kalau ditanya kenapa, jawaban mereka cuma "udahlah main basket nya sama ayah aja".

Di asiknya ngobrol ketiga sahabat itu, mereka terhenti saat seorang remaja laki-laki mendekat dan menyapa salah satu dari mereka.

“Assalamu’alaikum kak, hehe ketemu lagi,” sapa adik kelas itu.

“Eh Evan, ada apa Van? Mau kenalan lagi?,” ujar Jihan dengan nada bercandanya.

“Gak lah kak, ini mau tanda tangan,” jawab Evan sembari menyodorkan buku tulis dan pena.

“Ohh iya sini,” kata Jihan kemudian memberikan tandatangannya.

Dua orang yang sedari tadi hanya memperhatikan dan sedikit bingung. Kenapa bisa temannya satu ini bisa akrab dengan adik kelas? Cowok lagi. Selama mereka kenal Jihan, ia tidak pernah yang deket banget sama cowok Yaa kecuali Ayah dan Kakaknya.

Setelah adik kelas itu pergi mereka pun ingin segera menyerbu Jihan dengan sejuta pertanyaan yang sudah sedari tadi mereka simpan.

“Kok kamu bisa kenal sama anak cowok itu,Ji?,” tanya Reta dengan raut penasarannya.

“Iyaa, akrab lagi. Biasanya kamu kan nggak sampe akrab gitu sama cowok,” tanya Jenny pula.

“Itu gebetanmu ya?,” tanya Reta lagi.

“Atau itu malah pacar kamu?,” tanya Jenny dan Reta bertubi-tubi.

“ Astagfirullah, satu-satu kali nanyanya. Pertama, dia bukan gebetanku dam bukan pacarku atau apalah itu. Kalian tau kan aku gak mau pacaran?,” jawab Jihan dengan raut muka yang sedikit kesal.

“Hehehe iya kita tau kok, Cuma kok kamu bisa akrab banget gitu sama tu adek kelas, siapa sih namanya tadi? Empang? Eh Etan? Eh siapa sih Ji?,” ujar Reta yang sontak membuat ketiga sahabat itu tergelak.

“Haha, namanya Evan Taa bukan Empang haha,” ujar Jihan sambil tertawa.

“Ooo Evan,” jawab Reta mengerti.

“Aku juga ga ngerti Ta, Jen, biasanya kan aku kalo ngobrol sama cowok Cuma sekedar ngobrol aja ga akrab kaya gitu, tapi gatau deh kalo sama Evan aku kayak nyaman aja dan gak canggung aja gitu,” kata Jihan dengan raut wajah yang sedikit bingung sembari menshutdown laptopnya.

“Hmm, jangan-jangan kamu jatuh cinta pandangan pertama,” ucap Reta.

“Iya tuh bisa jadi, kali aja kamu suka sama tuh adik kelas eh Evan maksudnya,” kata Jenny pula.

“Gak lah, ini itu beda tauuk. Dulu, aku pernah kok suka sama cowok tapi ga gini rasanya Ta, Jen. Ini tu kayak nyaman aja gitu lho bukan sukaa bukan,” ujar Jihan pada kedua sahabatnya itu.

“Ternyata kamu pernah naksir cowok juga Ji haha aku kira gak pernah,” kata Jenny.

“Ya kali, aku juga manusia tau, gaada yang salah kok sama rasa suka dan cinta sama lawan jenis yang salah tuh nafsu kita, kalau kita arahkan rasa suka dan cinta kita itu kearah yang  baik ya ga jadi dosa, tapi kalau kita arahin rasa suka dan cinta itu ke nafsu kita yaa dosalah,” jelas Jihan panjang.

“Hmm iya juga ya,” kata Reta sambil meletakkan jari telunjuknya dibawah bibir.

“Contohnya kayak gimana tu Ji?,” tanya Jenny yang nampak masih bingung.

“Kayak gini lho, misalnya nih ada cowok suka sama cewek sholehah, karena rasa suka dan cintanya itu diarahkan ke yang baik, buat si cowok, si cewek jadi motivasi buat dia lebih baik lagi, perbaiki diri, tambah sholeh, tingkatkan iman dan segala macem. Tapi kalo misalnya ada cowok suka sama cewek terus diarahkan kearah nafsu, ya jadinya sering jalan bareng, berduaan doang, pegang-pegangan, kan gitu ga boleh namanya, dosa tau,” jelas Jihan kepada Jenny.

“Iya ya bener banget tuh, aku setuju. Jadi kalo misalnya kita suka sama seseorang jadiin motivasi untuk perbaiki diri aja ya Ji,” jawab Jenny.

“Iya dong! Urusan jodoh mah biar Allah yang ngatur. Lagian belum waktunya juga kita mikir yang gituan. Masih jauuh haha,” jawab Jihan.

“HAHA iya ya,” kekeh Reta dan Jenny.

Perasaan cinta memang lah lumrah dan manusiawi tapi kita sebagai hamba Allah harus pinter-pinter memanage perasaan itu agar tidak menjadi hal yang tidak berguna atau malah menjadi hal yang mendatangkan dosa.

Dhita Noviana
Assalamu'alaikum
Halo, ketemu lagi.
Hari ini update.

Di cerita kali ini mungkin terdapat beberapa pesan sekaligus pendapat yang ingin saya sampaikan kepada temen-temen pembaca, karena saya amat sangat berharap dari tulisan ini bisa setidaknya sedikit memberi pelajaran untuk kita semua, Aamiin.

Oh ya hari ini bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Baginda besar yang telah membawa kita kepada zaman yang penuh dengan cahaya islam seperti saat ini. Semoga shalawat serta salam kita selalu tercurahkan kepada Baginda besar Muhammad Saw. Ia yang amat mencintai umatnya, bahkan sampai diakhir hayatnya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.

“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”

Aamiin.
29.Oktober.2020.

The Journey. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang