Lalu.

14 3 0
                                    

"Cieeee, Kak Daren. suka sama Jihan ternyataaa," goda Jenny.

"Gue pulang dulu ya Kak. Jen, bareng nggak?," ajak Reta.

"Yuk bareng!"

"Iya"

Setelah mereka berlalu Daren dan Rigo masih setia duduk,"Kenapa lo Ren?"

Daren menghela nafas. "Udahlah cerita aja"

"Gue merasa bersalah Go," Rigo mengernyit heran dan meminta Daren melanjutkan ceritanya.

"Gue tau siapa yang sengaja ngunciin Jihan di kamar mandi," ujar Daren tiba-tiba yang membuat mata Rigo membulat,"Jangan bilang itu Bella!?"

"Pasti. Siapa lagi kalau bukan dia, gue udah beberapa hari ini liat dia ngikutin Jihan"

Daren tertunduk,"Gue merasa bersalah Go. Gue tau Bella ngelakuin ini karena dia nggak suka lihat gue sama Jihan. Seharusnya gue bisa jagain Jihan go, tapi gara-gara gue Jihan jadi kayak gini"

"Udahlah Ren. Ini bukan salah lo, yang salah tu si cewek elang itu!. Jihan butuh lo, dia butuh orang-orang baik disekitarnya"

"Dari pada lo merutuki gini, lebih baik lo jenguk kondisi Jihan gih"

Daren mengangguk. Dia pun bergegas kembali keruang rawat Jihan, namun langkahnya terhenti saat melihat didalam ada seorang cowok.

"Siapa dia?," batin Daren.

Tepukan dibahu mengejutkan Daren.

"Ngapa lo?," tanya Rigo yang melihat Daren tak jadi masuk.

"Noh," tunjuk Daren pada cowok di dalam. Cowok itu pun bergegas keluar.

"Liam?," kaget Rigo melihat bahwa Liam sang ketos lah yang menjenguk Jihan.

Mereka bertiga pun duduk dikursi tunggu,"Lo kenal Jihan?," Daren membuka suara.

"Iya Kak," kata Liam.

"Lo suka Jihan kan?," tanya Rigo blak blak an yang membuat Daren membulatkan matanya.

Liam tertawa sumbang,"Haha, gue emang suka dia kak. Cuma sekedar suka"

Ia menghela nafas,"Tenang. Gue tau kok Kak lo suka dia," Liam menatap Daren.

"Gue Cuma suka. Gue ga mungkin miliki dia," tutur Liam dengan raut muka yang tak bisa dijelaskan.

"Maksud lo?," tanya Daren meminta penjelasan.

"Gue sama dia beda." Liam berlalu,"Gue duluan Kak"

"Maksud lo apaan?!," pekik Rigo.

"Agama. Gue sama dia beda," ucap Liam dan langsung berlalu.

Ya, liam memang sudah lama menyukai Jihan, hanya saja agamalah yang membuat ia tak mau berlebihan dan berusaha menghapus perasaannya. Tapi, ia sangat tidak suka bila ada yang mencelakakan Jihan, ia berjanji akan mencari yang sengaja mencelakakan Jihan seperti ini.

Memang, ada beberapa hal yang tidak bisa sesuai dengan kemauan kita, tapi yakinlah, Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.

Setelah melihat keadaan Jihan, Daren pun pulang. Jihan belum sadar, tapi setidaknya keadaannya sudah sedikit membaik.

Daren POV

"Kak," suara Umi terdengar didepan kamar gue.

Gue pun membuka pintu,"Kenapa Mi?"

"Kakak tadi dari mana? Umi tanyain temen sekolah katanya kakak kerumah sakit. Ngapain?," tanya Umi khawatir.

Gue menghela nafas,"Jihan sakit Mi"

Umi membulatkan matanya,"Innalillah, Jihan temenmu itu Kak!?"

Gue hanya mengangguk, Umi bertanya lagi, oh ayolah gue lelah dengan hari ini.

"Dirumah sakit mana?" gue memberitahukan nama rumah sakit dan ruangan tempat Jihan dirawat, Umi bilang ia akan menjenguk Jihan besok, dan ya umi minta temani gue.

..........
"Ayo cepetan Kak," ya ampun, umi terlalu terburu-buru.

"Iyaa sabar Mi. Abi kakak pergi sama Umi ya!," teriak ku pada Abi yang masih setia membaca koran.

Abi hanya mengangguk, memang, abi sudah mulai tua tapi sikap cool dan berwibawanya tak pernah hilang.

Mobil pun berjalan beberapa menit dan sampailah gue dirumah sakit tempat Jihan dirawat, Umi sudah duluan, gue ga ngerti sama Umi kenapa dia terburu-buru banget.

"Assalamu'alaikum," ucap Umi membuka pintu kamar inap Jihan.

Bunda Clare membukakan pintu dan tersenyum,"Wa'alaikumussalam, Daren? Wah Umi? Masuk masuk"

Gue dan Umi duduk disofa samping ranjang Jihan, Umi sudah mengobrol dengan Bunda dan Jihan sedari tadi, menanyakan apa saja lah.

Sesekali gue melihat Jihan, masker oksigen masih setia menutupi wajahnya, badannya lesu, namun senyumnya memang tak pernah pudar, ia nampak tak banyak bicara.

Gue mendekati Kak Kevin yang sedang membenarkan posisi alat bantu pernapasan Jihan, Jihan menoleh ke gue dan tersenyum.

"Eh Daren," sapa Kak Kevin.

Jihan nampak ingin berbicara namun tertahan karena nafasnya, ia memberi kode ke kak Kevin untuk melepaskan masker oksigen sebentar.

"Lho, kenapa dilepas? Nanti sesak lho Je," terang Kak Kevin.

Jihan bergumam kecil,"Sebentar aja"

"Ya udah, sebentar aja ya. Tapi kalo sesak langsung di pasang lagi ok?," Jihan mengangguk, kak Kevin pun melepas masker oksigennya, gue bisa melihat Jihan sedikit kesusahan mengatur nafasnya.

"Udah dipasang lagi aja Ji," pinta gue.

"Nggak nggak apa apa kok"

akhirnya lo bicara Ji.

"Makasih Kak," ujarnya dengan tersenyum.

"Buat apa?," tanya gue.

"Kata Kak Kevin yang nganterin aku kerumah sakit Kak Daren sama yang lain," jelasnya.

Gue duduk disamping Kak Kevin yang tengah sibuk dengan ponselnya,"Oh. Iya sama-sama"

Jihan bersuara,"Kak Kevin," Kak Kevin mendongakkan kepalanya serasa menyuruh Jihan bicara,"Pasang lagi aja hehe. Udah kok Cuma mau ngomong itu doang"

apa dia minta buka masker oksigen Cuma untuk bilang makasih ke gue? Oke, gue kepedean.

"Temen temen lo yang lain udah jenguk kesini?," gue membuka percakapan. Jihan hanya mengangguk.

Umi memegang pundak gue tiba-tiba yang sontak membuat gue menoleh keUmi,"Ayo Kak, pulang," Umi tersenyum pada Jihan dan gue juga bisa melihat senyum Jihan mengembang di dalam masker oksigennya.

Umi menatap Jihan, gue tau Umi memang pengen banget punya anak cewek makannya umi seneng banget kalo gue ajak Lila kerumah, dan sekarang Jihan.

"Umi pulang ya Ji. Jaga kesehatan kamu, turuti kata Dokter ya"

"Iya Umi, makasih," gumam Jihan kecil.

Gue mengangguk,"Gue pamit dulu Kak. Ji," gue menunduk ke Kak Kevin,"Assalamu'alaikum" gue langsung berlalu.

Diperjalanan pulang Umi terus berbicara tentang kuliah, kerja, sekolah, pergaulan dan semuanya, Umi memang begitu tidak akan kehabisan topik kalau urusan nyeramahin gue. Umi ga pernah overprotectif tapi dia selalu ngingetin gue kalo gue kelewat batas, beda dengan Abi, Abi orangnya blak blakan, tapi tetap dengan sifat cool khasnya. Bisa bayangin kan? Ya gitu deh.

Dhita Noviana
Assalamu'alaikum
Halooo
Sorry banget temen-temen lama banget ga up hehe
Lagi padet kegiatan sekolah, tugas numpuk dan sekarang lagi ujian, eh curhat wkwk.

Aku harap temen-temen suka dengan cerita kali ini yaaa
Dan terus nantikan kisah petualangan Jihan dan Daren ya!

Just enjoy the story!
Hope you like it
If you have any critic and coment, just write down below!
Have a nice day, Love from me.

The Journey. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang