Dan Aku Tahu.

10 3 2
                                    


..........................
Mobil Daren pun melaju sedang, suasana masih hening, tak ada yang membuka pembicaraan. Rigo duduk didepan sambil main game kesukaannya.

“Hmm, kak?,” suara Jihan memecah keheningan.

Daren hanya menoleh seraya memberi kode lewat alisnya, APA?

“Kakak belum jawab pertanyaan ku lho. Kakak tau rumahku dari mana?,” tanya Jihan penasaran.

Daren menatap lurus kedepan,”Dari temenmu, Reta”

“Ooo,”

“Oh iya, ini mau kemana ya kak?,” tanya Jihan yang menyadari bahwa jalan yang ia tempuh sekarang seperti bukan jalan ke toko buku.

“Jemput adek gue,” jawab Daren  dengan senyum tulus. Jihan hanya mengangguk mengerti, walaupun didalam otaknya sedang berkalut dengan sejuta pertanyaan, kenapa Kak Daren sama adiknya nggak serumah?.

Rigo yang merasa terabaikan pun angkat suara, "Ekhm, ada gue lho disini, enak gue tinggal aja tadi dirumah lo Dar, bisa goler goler gue"

"Ye, baperan lo, nanti pulang dah kita maen"

Rigo hanya memasang muka mengejek.

"Maaf maaf aje nih Ji haha, gue ame die emang kek gini, susah akur"

Jihan tersenyum, "Haha, iya gapapa Kak"

Mobil pun berhenti, disebuah rumah atau lebih tepatnya terlihat seperti yayasan, dan didepan rumah itu, duduk seorang gadis kecil, mungkin sekitaran umur 7-8 tahun.

"Gue tunggu dimobil aje ye Dar"

Jihan dan Daren pun turun,”Ayo,” ajak Daren dan kembali menerbitkan senyumnya. Jihan hanya mengangguk.

“Kak Darennn!, aku udah tungguin lho daritadi,” pekik gadis kecil itu sembari mengambur dalam pelukan Daren, Jihan tersenyum melihatnya.

Daren mengelus kepala gadis kecil itu,”Waduh maaf yaa, tadi kakak jemput kakak cantik dulu,” Daren menunjuk Jihan.

Jihan hanya tersenyum.

“Halo Kakak cantik,” sapa gadis kecil itu, manis, batin Jihan.

“Haloo. Nama kamu siapa?,” tanya Jihan, ia sangat suka anak kecil.

“Namaku, Lila,” jawab Lila.

“Cantik namanya, kayak orangnya,” goda Jihan. Daren hanya menjadi penyimak.

Lila pun beralih mendekati Jihan,”Aku sama Kakak ini aja deh, boleh kan Kak Dar?”

“Iya iya,” jawab Daren merasa terabaikan.

Mereka berempat pun pergi, didalam mobil Lila dan Jihan mengobrol tanpa menganggap kehadiran Daren dan Rigo (yang masih sibuk dengan gamenya).

“Ekhm, ada kak Daren lho La disini,” celetuk Daren.

Jihan menahan tawanya,”Waduh, kakakmu ngambek tuh La”

Lila menatap Daren polos,”Kak Daren ngambek? Jangan dong, nanti Lila beliin es krim deh”

Ocehan polos Lila berhasil membuat Jihan tertawa. Daren tambah malu.
“Eh emangnya Kakak, kamu apa, kalo lagi ngambek minta beliin eskrim,” ledek Daren.

Jihan masih tertawa,”Udah udah, nanti beli balon aja”

"Modus tuh kakakmu La" cibir Rigo yang dibalas sikutan dari Daren.

"Becandaa becandaaa"

Jihan hanya menggeleng gelengkan kepalanya, dua sejoli ini selalu sama sama tapi selalu saja bertengkar.

The Journey. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang