Mulanya.

12 3 0
                                    

Author POV

Setelah hari itu, Jihan dan Daren pun semakin akrab, layaknya teman, Daren menutup lamat lamat perasaannya, biarlah ia yang memendam dan nanti Allah yang mempersatukan, ujar Daren pada dirinya sendiri.

Mereka terkadang berbincang disekolah  tentang pelajaran dan ternyata mereka merupakan partner bidang diolimpiade, Astronomi.
Tak ketinggalan mereka juga sering kumpul bareng Reta, Jenny, Rigo, dan juga Evan yang paling kecil, mereka ber enam menjadi sahabat.

Hari-hari Jihan pun dilewati dengan baik, hubungannya dengan Daren, Evan,Reta, Jenny dan juga Rigo pun semakin baik.

Semester pertama dikelas 11 pun telah dilalui, dan akhirnya tulisan Jihan pun diterbitkan menjadi buku. Tak disangka, baru seminggu dirilis, buku Jihan sudah terpampang di rak best seller. Jihan sangat senang, karyanya bisa dinikmati orang banyak. Ia berharap karyanya itu bisa menebar kebermanfaatan.

Namun, tidak dengan Bella. Sudah hampir setahun ini, ia sangat kesal melihat keakraban Daren dan Jihan serta teman-teman Jihan.

“Gue ga bakal tinggal diam. Liat aja lo cewek sok alim!,” ancamnya waktu itu saat melihat Jihan, Daren dan teman-temannya belajar bersama di pojok santai.

.......

“Assalamu’alaikum, Ji,” ucap laki-laki yang sudah duduk di samping Jihan.

Ya, tebakan kalian benar, Jihan tengah di pojok santai.

Jihan pun menerbitkan senyum,”Wa’alaikumussalam, Kak Daren"

“Sibuk banget ya?,” tanya Daren.

“Gak kok Kak"

“Wei Haloo,” sapa Reta dan Jenny. Diiringi Rigo dan Evan dari belakang.

“Hallooo Kakak kakak,” sapa Evan.

“Wei bro, udeh disini aja lu,” ledek Rigo pada Daren.

“Besok gue turnamen basket, nonton ya,” pinta Daren pada para sahabatnya yang memiliki umur dibawahnya itu. Entahlah, bagi Daren bermain bersama Jihan, Rigo, Evan, Reta dan Jenny membawa kebahagiaan tersendiri.

“Siappp,” ujar semuanya kecuali Jihan.

Daren menautkan alis,”Jihan? Kenapa? Ga bisa datang ya?”

“Hmm, bisa kok Kak bisa hehe,” tutur Jihan.

“Okee, jam 3 sore yaa,” ingat Daren.

Jihan sedikit khawatir, karena beberapa hari ini ia sering diteror, entah itu dari pesan singkat, sosial media dan ia tahu itu dari Bella.

Bella tidak suka dengan keakrabannya denyan Daren. Tapi ya sudahlah, bagi Jihan tak masalah.

Ya Bella memang sering sekali memerhatikan kebersamaan Jihan dan Daren, dan ia tidak suka.

..........................
Grub Cewek
Jenny cantiks : Assalamu’alaikum.     gaes!
Jenny cantiks : wei mana nih kalean?!, jadi pergi ke turnamen Kak Daren kan?
JihanCr          : wa’alaikumussalam, jadi kok ini lagi siap siap
Reta Idmr      : Wa’alaikumussalam, aku udah otw kok. Ketemu di sekolah ya!
JihanCr         : Oke siap.

Turnamen basket akan segera dimulai, Jihan dan teman-temannya sudah siap duduk di tepi lapangan untuk menonton Daren turnamen.

Jihan hanya mengenakan rok jeans dan hoodie toscanya plus kerudung pashminanya.

Namun, kali ini Jihan nampak sedikit gelisah. Bukan takut pada Bella, hanya saja ini masih dilingkungan sekolah, ia takut ada teror lagi disini.

Lamunan Jihan pun buyar seketika ketika seseorang menyenggol lengannya dengan botol minum,”Kenapa Ji? Kok gelisah gitu,” ujar Daren.

“Eh gapapa kak gapapa, hehe semangat Kak,” kata Jihan berusaha mencairkan suasana.

“Iya, Kak Jihan kenapa? Kok kayak ga tenang,” tanya Evan pula.

“Iya cerita aja Ji gapapa,” ujar Reta dan Jenny yang diiringi anggukan setuju dari semuanya.

Jihan tidak mau menceritakan teror-teror yang ia alami, karena ia tidak mau teman-temannya khawatir ,”Gapapa kok beneran aku gapapa"

Daren pun bersiap menuju lapangan,”Yaudah ga usah gelisah-gelisah lagi Ji. Liatin gue maen aja,” Daren menyodorkan botol minumnya pada Jihan,”Pegangin ya,” senyum Daren terbit.

Jihan pun menerima botol minum tersebut.

”Ae lahh bisa aja lo Ren Ren. Modus lo!,” ledek Rigo.

“Apaan sih lo,” kekeh Daren.

Daren bermain dengan sangat baik bahkan memukau. Cara Daren mendribble bola pun sangat cool, tak heran para cewek di SMA Kencana banyak yang berteriak histeris. Seketika senyum Jihan mengembang.

Matahari terik menemani pertandingan siang ini.

“Eh Jen Ta, aku ke wc dulu ya, mau buang air kecil,” ujar Jihan pada Reta dan Jenny.

“Oke Jii,” jawab Reta dan Jenny kompak.

Jihan pun pergi kewc, namun ia sedikit gelisah karena ia merasa sedari tadi seperti ada yang mengikuti nya, tapi Jihan menenangkan dirinya.

Setelah selesai Jihan pun ingin keluar, tapi tidak bisa,”Kekunci? Kok bisa? Padahal tadikan gak ku kunci"
Samar-samar Jihan mendengar suara orang diluar.

”Tolong! Siapa disana? Tolong bukain pintunya,” tapi hasilnya nihil.

Jihan berusaha mencari handphonenya, tapi tidak ada, bodoh, ia lupa handphonenya tertinggal dibangku penonton didalam tasnya.

Dan sekarang, kenapa nafasnya sesak?,”Kok sesek, kenapa?,” tanya Jihan pada dirinya sendiri, sambil memegangi dadanya,”Kenapa sesak banget, sakit, ya allah"

Dan apa lagi sekarang? Darah keluar dari hidungnya,”Ya allah ini kenapa?,” ia tidak pernah berada di tempat sekecil ini, dan sekarang ia terbayang hal menyeramkan, tak jelas, tapi ia bisa melihat ia disekap ditempat yang kecil dan,”Aghhh sakit,” erang Jihan memegang kepalanyaa.

“Ya allah To..loong,” rintihnya.

Dhita Noviana
Assalamu'alaikum
Hai
Kembali lagi bersama saya, yang biasa dipanggil Dhita

So, di part ini adalah awal dari cerita panjang  perjalanan dua sejoli ini, ikuti terus ya! Terus berpetualang Bersama Jihan dan Daren!

Just enjoy the story!
Hope you like it
If you have any critic and coment, just write down below!
Have a nice day, Love from me.

The Journey. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang