acknowledgement

1.6K 135 0
                                    

Sebenarnya saya tidak berniat membuat cerita ini, tetapi karena selama pandemi kekurangan asupan kopi, akhirnya memutuskan menuliskan ini. Apalagi saat akhirnya bisa keluar dari rumah dan nongkrong di kafe dekat rumah ... sigh ternyata asupan kopi saya kurang cocok dengan yang dijual. Entah karena sudah terpapar kopi-kopi yang diracik barista hebat di tempat langganan (yang sayang sudah tutup sebelum pandemi) atau karena saya yang juga pernah menjadi barista selama beberapa bulan di sebuah kafe yang membuat jadi cerewet soal perkopian.

Di cerita ini, kalian kemungkinan besar akan menemukan istilah-istilah dalam dunia perkopian. Mulai dari nama kopi, peralatan yang digunakan, cara menyeduhnya serta cita rasanya. Juga bakalan menemukan tipe-tipe penikmat kopi yang mungkin kalian yang membaca adalah salah satunya. Saya menuliskan ini berdasarkan pengamatan serta hasil bincang-bincang dengan teman sesama mantan barista. Sesungguhnya saya lebih ingat istilah perkopian daripada istilah migas, percuma rasanya kuliah teknik perminyakan kalau begini. 😞

Kisah di sini lebih ke slice of life yang mungkin di beberapa bab akan ada drama romansa. Saya tidak tahu cerita ini akan tamat di bab berapa, tetapi mohon dibawa santai saja saat membaca cerita ini. Saya juga tidak begitu ingat tentang beberapa hal, jadi akan sangat berterima kasih kalau pembaca ada yang mau membantu mengoreksi hal-hal yang dianggap tidak tepat. Kecuali koreksi pairing, kalau yang ini tolong jangan mengajak saya berdebat karena kapalmu adalah kapalmu dan kapal saya adalah kapal saya, oke.

Terima kasih karena telah membaca muntahan perasaan saya dan semoga kalian menyukai cerita yang ada di sini.

Dengan cinta,
moonleav.

Potiori Coffee | ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang