06: Potiori Coffee Resmi Di Buka

532 130 7
                                    

Pada akhirnya, Potiori Coffee resmi di buka. Meski masih soft opening dan tidak beroperasi penuh pada hari itu, ternyata yang mendatangi cukup banyak. Mungkin karena Seonghwa di Instagram bilang akan memberikan free minuman selama mempostingnya di Intagram serta Twitter dan memberikan tag kepada Potiori Coffe.

"Selamat datang di Potiori Coffee, kak. Mau pesan apa?" Hongjoong sudah tidak tahu berapa puluh kali mendengar perkataan default itu diucapkan oleh Wooyoung yang sepertinya lebih memilih menjadi kasir dan penerima pesanan.

Selain Jongho, yang diterima bekerja adalah Mingi dan Wooyoung. Jongho memang cekatan untuk urusan membuat minuman, tetapi Mingi dan Wooyoung masih terlihat kaku. Hongjoong tidak memarahi keduanya karena memarahi di depan pelanggan itu tidaklah etis serta mempermalukan keduanya dan juga karena dia sendiri terlalu sibuk untuk melayani semua pesanan yang masuk. Lagipula pada akhirnya, Wooyoung memilih untuk menerima pesanan dan memberikan pesanan karena tiga orang lainnya terlalu sibuk dalam satu waktu membuat beberapa pesanan.

Seonghwa sendiri justru berkeliling dari satu meja ke meja lainnya untuk mengantarkan minuman atau pun bersosialisasi. Memang tadi Hongjoong yang bilang lebih baik Seonghwa bagian itu, tetapi tidak menyangka kalau patner-nya benar-benar menjalankan perannya dan seolah lupa ada 4 orang lainnya yang sibuk di counter.

Kalau ada yang bisa dibilang untung, jam 7 malam mereka sudah bisa tutup. Itu pun sebenarnya mundur 2 jam dari jam seharusnya, jam 5 sore. Hongjoong langsung menghempaskan dirinya ke sofa panjang yang ada di pojokkan Potiori Coffee, sementara Jongho masih menunggu Mingi serta Wooyoung yang tengah mencuci gelas serta peralatan lainnya yang digunakan untuk soft opening tadi.

"Capek ya?" suara itu membuat Hongjoong yang memejamkan mata, membukanya. Melihat Seonghwa yang meletakkan dua bungkus kotak penjual martabak serta terang bulan dari cabang terenak di kota mereka tinggali. "You did great, Joong."

"Ulang omongan lo pas ada Mingi, Wooyoung dan Jongho, mereka juga sama-sama bekerja keras hari ini." Hongjoong tidak bisa menahan senyumnya saat melihat Seonghwa yang memasang wajah cemberut. "Jangan duck face begitu, ingat umur."

"Katanya aku menggemaskan kalo begini."

"Iya sih," Hongjoong menyahut dan menerima aqua botol yang diberikan oleh Seonghwa, tahu tugasnya yang tidak resmi adalah membukakan tutup botol air mineral, lalu mengembalikan ke Seonghwa, "cuma guenya gak senang aja kalo ada yang lihat duck face lo."

Hongjoong mana tahu efek perkataannya itu ditangkap lain oleh Seonghwa. Jadi saat kepalanya mendapatkan lemparan tutup botol dan kemudian mendengar, "pungut tutup botolnya, lalu kasih ke aku," Hongjoong hanya bisa menurut.

"Oh udah selesai ya kalian?" Seonghwa menyadari tiga orang yang sejak tadi ditunggu, malah berdiri bergerombol di dekat counter barista. "Ayo kemari. Jangan bergerombol kayak anak ayam begitu."

Hongjoong ingin menyahut, dari belah mana tiga orang yang tingginya jelas tidak bisa disebut mini seperti anak ayam (terutama Mingi, sialnya), tetapi tidak ingin mendapatkan lemparan benda random dari Seonghwa, memutuskan untuk menggeser dirinya sampai ke pojokkan. Seperti yang sudah Hongjoong duga, tidak akan ada yang mau duduk di sebelahnya kecuali Seonghwa.

"Jadi, gimana rasanya kerja hari pertama?" Seonghwa menanyakan kepada ketiga orang di depannya, lalu mendorong sedikit dua kotak yang satunya berisi martabak ukuran terbesar dan terang bulan yang isinya coklat kacang keju. "Ayo ngobrolnya sambil makan dan abaikan aja si muka preman sebelah aku."

"Hwa, gue diem aja loh."

Seonghwa tampaknya pura-pura tidak mendengar dan Hongjoong hanya menghela napas. Memutuskan memejamkan mata dan memilih mendengarkan suara sembari membayangkan ekspresi masing-masing pemilik suara. Meski sepertinya yang bisa Hongjoong bayangkan dengan tepat hanyalah milik Seonghwa.

Potiori Coffee | ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang