12-Pertemuan

747 93 13
                                    

Readers POV:

Tak terasa sudah 12 hari sejak aku mengetahui identitasku. Besok adalah hari ulang tahunku sekaligus hari dimana Ottousan berjanji akan menemuiku lagi.

Aku memutuskan untuk pulang kerumah besok karena takut Ottousan tidak bisa menemukanku. Namun Oyakata-sama bilang, ia akan memberitahuku jika Ottousan benar benar datang dengan memerintahkan gagaknya untuk berjaga disana.

Ia takut jika terjadi sesuatu kepadaku. Aku hanya menuruti perkataannya, toh aku juga belum sembuh total.

Orang yang tau akan identitas asliku hanya Oyakata-sama dan juga teman dekatku, Genya.

Aku memberitahunya saat ia bertanya kenapa aku menangis waktu itu. Ia awalnya kaget, namun ia ikut sedih dan menghiburku.

Saat ini Genya sedang tidak ada disini, ia sedang di kediaman Pilar batu, Himejima-san Karena kudengar ia dijadikan Tsugukonya.

Aku senang mendengarnya, sekaligus sedikit kecewa karena aku tidak bisa bertemu dengannya beberapa minggu ini.

Tapi untungnya ada Aoi dan Kanao yang menjadi temanku. Aku ikut membantu mereka melatih para pemburu yang baru saja pulih untuk mengikuti pelatihan.

Kochou-san juga mengizinkanku untuk membantu mereka karena dia bilang aku sangat cepat dan aku bisa membantu untuk melatih refleks mereka.

Kali ini Pasien yang harus kami latih adalah Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke.

Sungguh, mereka adalah pasien paling berisik selama aku melatihnya. Ini membuat kepalaku rasanya mau meledak, terlebih lagi Zenitsu yang selalu mencoba menggodaku dengan kata katanya.

"Aku akan melawanmu untuk kejar kejaran." Ucapku kepada Zenitsu yang wajahnya sudah sangat bersemangat.

"YA! YA!! AKU INGIN MELAWANMU (Y/N)-CHAN!! AKU SANGAT SENANG HAHAHAH!!." Teriaknya yang disambut pukulan maut dari Aoi yang merasa terganggu.

"Bisakah kau bicara tanpa berteriak?." Ucapnya dengan mengeluarkan hawa membunuh.

Itu mengerikan...
.
.
.
.
.
Aku sudah banyak bertemu dengan pilar sejak aku datang kemari. Dan yang dekat denganku saat ini ada Tengen-san, Tokitou-san, Rengoku-san, Kochou-san, Dan Mitsuri-san. Mereka adalah pilar pilar yang baik.

Saat ini aku sedang bersama Tengen-san. Sebenarnya aku memanggilnya Tengen-sensei karena dia sudah kuanggap seperti Guruku sendiri.

Lebih tepatnya guru pembimbing. Ia sering menyemangatiku dengan kata katanya. Itu cukup baik menurutku.

"Tengen-sensei, Apa kau tidak punya misi hari ini?." Tanyaku kepadanya.

"Sepertinya tidak, Aku libur hari ini. Bagaimana latihan hari ini?." Tanyanya.

"Sangat melelahkan, kepalaku rasanya mau meledak. Aku mau pingsan~." Aduku kepadanya.

"Hahaha! Yah begitulah resiko menjadi seorang pelatih Refleks. Kau harus selalu bersabar." Ucapnya sambil mengelus rambutku pelan.

Aku hanya mem-pout kan wajahku sambil bersedekap dada.

"Tetap saja! jika aku tidak disuruh untuk melatih mereka, pasti sudah kusiksa mereka hmph!." Ucapku kesal.

Tengen yang melihat itu hanya tertawa sambil mengacak rambutku. Ah, rambutku berantakan karenanya.

"Tengen-sensei, apa kau selalu memakai pembalut itu dikepalamu? Kau terlihat seperti orang botak." Ucapku dengan memasang senyum meledek.

"Tidak juga, terkadang aku melepasnya. Hanya saja aku risih ketika rambutku tergerai." Ucapnya sambil memegangi kepalanya.

"Lagipula, aku pasti akan dikejar wanita wanita nanti karena ketampananku saat membuka pembalut ini." Lanjutnya sambil memasang wajah sombong.

Genya x Readers [KnY] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang