Chapter 1

922 53 6
                                    

Plan bergegas menuju keluar pintu. Ia dengan cepat menyalakan mobilnya dan kemudian melajukannya ke arah bandara. Setelah sampai, ia memarkirkan mobilnya dan kemudian berjalan menuju sebuah kafe.

Menurut Perth, adiknya yang kini tinggal di Inggris karena menerima beasiswa pertukaran pelajar, lelaki yang akan tinggal di rumahnya, bersamanya, satu atap selama enam bulan akan menunggunya di kafe Blue and Green. Oleh karena itu, ia menuju ke sana sekarang.

Lelaki itu sama dengan Perth statusnya. Seorang mahasiswa S1 Jurusan Bisnis dan Perdagangan internasional yang mengikuti program Musim Panas dengan memgambil kuliah minor bernama Asian Studies.

Alasan sang lelaki yang bernama Mean Phiravich mengikuti kuliah minor tersebut karena ia lahir sebagai orang Thai tetapi besar di Inggris dan ia ingin mengenal lebih baik budayanya sendiri.

Semua informasi itu Plan dapatkan secara lengkap dari situs resmi kampus karena rumahnya kini dijadikan sebagai salah satu homestay dalam progam itu.

Selain itu, Perth juga memberikan informasi itu kepadanya sebab Mean dan Perth pernah bertemu sebelumnya dalam kamp Internasional di Amerika pada musim panas saat mereka terlibat dalam program global English.

Ada alasan mengapa Plan dan Perth mendaftarkan rumahnya sebagai homestay. Alasan yang paling mendasar adalah karena mereka memerlukan tambahan  uang untuk membayar cicilan ke bank sebab surat rumah warisan dari orang tua mereka satu-satunya yang digadaikan, Joss, suaminya Plan yang sebentar lagi akan menjadi mantan sebab Plan tengah mengurusi perceraian mereka.

Dua tahun lalu, saat Plan tahu bahwa Joss berselingkuh dengan Neena, sahabatnya sendiri, perseteruan kerap terjadi.

Awalnya, Plan memaafkan sebab Joss dan Neena beralasan bahwa mereka mabuk dan tak sadar saat mereka melakukannya di ranjang  tempat Plan dan Joss memadu kasih.

Namun, setelah ketahuan bahwa mereka masih melakukannya secara diam-diam bahkan setelah ketahuan, Plan akhirya memutuskan untuk bercerai. Apalagi tiba-tiba terdapat tagihan dari bank ke apartemen mereka yang menjelaskan soal gadaian rumah warisan orang tua Plan.

Ia marah besar dan menanyai Joss soal masalah itu. Saat dikonfrontasi, Joss, yang hanya seseorang mekanik di Bengkel kepunyaan ayah Neena itu tidak menjelaskan apa-apa dan malah balik memarahi Plan habis-habisan.

Plan mulai menyelidiki ke mana uang itu pergi dan betapa kagetnya dirinya sebab uang hasil gadaian itu dibelikan perhiasan untuk hadiah ulang tahun Neena. Bukan itu saja, mereka bahkan menggunakan uang itu untuk pergi berlibur ke Jepang tahun lalu.

Plan sakit hati, ia menangis dan kabur dari apartemennya dan kembali ke rumah orang tuanya. Ia meminta maaf dan bercerita kepada Perth tentang masalahnya dan Perth marah besar.

Sempat terjadi pertengkaran hebat antara Perth dan Joss yang tak terima kakaknya dipermalukan dan disakiti seperti itu. Namun, Joss yang tebal muka itu hanya bilang kepada Perth bahwa selama ini Plan memang bukanlah istri yang baik sebab ia tak pernah bisa memuaskan Joss di ranjang.

Plan sakit hati. Ia melayangkan surat cerai dan menggugat apartemen yang kini ditinggali Joss dan Neena sebab apartemen itu dibeli oleh Plan dengan uang hasil jerih payahnya sendiri saat ia bekerja sebagai model untuk sebuah majalah lokal.

Joss tak mau menandatangani surat cerai itu sebab ia tak punya tempat tinggal kecuali di apartemen itu. Ia juga ingin menyakiti Plan sebab ia merasa Plan sudah menghina harga dirinya.

Saat ini, hubungan Plan dan Joss mengambang. Joss sudah tinggal dengan wanita lain, Neena, tapi ia juga belum bercerai dengan Plan.

Setelah Plan kembali ke rumah orang tuanya, ia dan Perth mencari cara untuk melunasi utang rumah ke Bank. Plan bekerja di banyak tempat agar ia bisa memenuhi jumlah yang diminta bank setiap bulannya. Sampai akhirnya Perth datang dengan ide homestay itu. Ia berdiskusi dengan Plan dan setelah mempertimbangkan baik dan buruknya, akhirnya Plan menyetujuinya.

UNDER THE SAME ROOFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang