Prolog

1.2K 34 12
                                    

HOMOPHOBIC
---------------

《Revan's Pov》

So kenalin nama gue Revando Andreas Pratama. Gue anak tunggal dari pasangan Herry Arden Pratama dan Angeli Pratama. Gue penerus tunggal perusahaan bokap yang emang udah turun temurun, otomatis harta kekayaan keluarga gue hambur hambur. Nyokap gue model. Punya usaha kayak, supermarket, restoran, salon dll.

Bokap nyokap gue sibuk. Ia pake banget, sampai sampai balik keIndonesia-pun jarang. Bokap nyokap gue kerjanya di Amerika, perusahaan bokap bercabang diluar maupun dalam negeri.

By the way bokap nyokap gue enggak pulang dari Amerika saat gue masih duduk dibangku SMP kelas 9. Sekarang gue udah kelas 12 SMA. Gue tumbuh tanpa orang tua disisi gue, tapi mereka selalu menuhin semua fasilitas gue di Indonesia.

Dirumah besar bak istana? tinggal sendirian dengan beberapa pelayan juga bodyguard? ah itu sangat membosankan bagi gue.

Tumbuh tanpa mereka disisi gue membuat gue menjadi anak yang pendiam, cuek, dan dingin. Gue enggak peduli dengan sekitar gue.

Tapi gue pinter malah ringking 1 mulu. Gue ketua basket dari SMA Nusa Bangsa, gue tampan, punya tubuh atletis dengan sixpack. Itu membuat para siswi siswi mendekati gue. Tapi gue mah hirauin aja, biarin mereka capek sendiri ngejar ngejar gue. Yah emang 40% dari mereka berhenti ngejar gue, itu belum buat gue jadi bebas. Datang kesekolah? ada yang nyamperin, istirahat? sama, pulang juga sama. Bahkan siswi siswi diantara mereka sering nyatain perasaan mereka ke gue, tapi gue tolak. Gue lebih suka sama cewek yang bohay. Dapet, embat, pacarin, ambil mahkotanya, putus. Yah itu kebiasaan gue, gue hidup penuh dengan yang namanya CEWEK.

Dah yah skip males gue bahas ini.

***

《Author's Pov》

Revan berinisiatif untuk jalan keluar, ngumpul dengan sahabat sahabatnya dicafe kota.

Dia mengendarai mobilnya dengan kecepata diatas rata rata. Tidak lupa dengan kacamata hitam yang melekat pada wajah tampannya itu. Yah sebagai cowok yang terpandang, dia harus stay cool didepan orang orang. Bagaimanapun keluarganya itu orang terkaya.

Saat sampai dicafe yang dijanjikan, Revan memarkirkan mobilnya lalu keluar dan berjalan memasuki cafe itu.

"Oi Van" panggil Rafael pada sahabat setim basketnya itu.

"Hm" itu jawaban Revan, SPJ. Lalu mendekati meja dimana sahabat sahabatnya berkumpul.

"Lo mah dingin mulu kekita, lo enggak usah cool amat didepan kita berempat" tegur Leon.

"Gue harus gimana?" tanya Revan melepas kacamatanya.

"Yah gimana kek. Intinya enggak usah dingin kek kutub juga kale" sahut Dafa.

"Van, lo dapat mangsa minggu ini?" tanya Alvin kepada Revan.

"Si Revan lo tanya, lah dia mah masalah kecil kalau mangsa pemuas nafsu. Cewek cewek pada ngejar dia buat rasain nikmatnya digenjot sama Revan" ujar Leon.

"Gue dapat hari hari, enggak perlu nyari. Cuman gue lagi males main" jawab Revan menyeruput jus jeruk yang baru dipesannya.

TIME [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang