Part 11

132 9 0
                                    

⚠HOMOPHOBIC⚠
---------------

[Rafael's Pov]

Gue sama kak Rey sampai dirumah sakit yang dikasih tau tante Eva.

"Tante, Bryn mana? dia baik baik ajakan?" tanya gue panik.

"Tante belum tau Fael, kita berdoa aja semoga demut enggak kenapa napa" jawab tante Eva.

"Devan lo..."

"So bro, gue pacarmya demut mulai sekarang. Tenang gue enggak bakal nyakitin dia lagi kok, percaya deh sama gue" ucap Devan yakin.

Gue perhatiin matanya tuh anak, yah emang benar, enggak ada kebohongan sama sekali. Dia tulus, benar benar tulus.

"Kejadiannya kayak mana? kok bisa penyakit Bryn kambuh lagi?" tanya gue.

[Devan's Pov]

Flashback On

Gue lagi sarapan sama Fero, gue perhatiin mukanya pucet, bibirnya yang biasa warna pink jadi pucet. Gue khawatir, apa iya penyakitnya kambuh lagi? masa iya sih.

"De-Devan" panggil Fero ke gue dengan lirih.

Gue segera ngalihin pandangan gue ke Fero, tante Eva sama om Hilson lagi keluar ngebisnis. Dan nitip amanah kalau gue kudu jagain demut.

"Fer?" tanya gue.

"Gu-gue enggak tahan Van"

"Fe-fer jangan bilang penya--Fero!"

Fero langsung enggak sadarkan diri, gue manggil maid buat beresin makanan yang belum kelar itu. Gue juga nyuruh salah satu bodyguard nelpon om Hilson dan tante Eva.

Flashback Off

"Gue pikir penyakitnya udah lama ilang, tapi kayaknya itu salah" ucap Rafael natap pintu ruangan UGD dengan tatapan menyedihkannya.

Yah gue tau dia sedih, dan gue enggak bisa larang itu. Gimanapun Rafael sahabat Fero sekaligus sahabat Revan.

"Kita harus kuat demi Fero" ucap gue nepuk pundak Rafael sambil tersenyum hangat.

[Author's Pov]

Rafael tidak membalas senyum yang diberikan Devan, dia hanya menatap pemuda itu lalu kembali menatap pintu menyebalkan itu, yang tak lain pintu ruang UGD.

Dia kesal karena Fero harus masuk kedalam ruangan itu, kenapa tidak ditempat lain saja. Tapi... ah entahlah, dia juga bingung kenapa dokter yang memeriksa sobatnya itu belum juga keluar sejak sejam lalu.

"Ck lama sekali dokter itu keluar" omel Rafael yang udah jengah menunggu dokter itu.

"Lo yang sabar El" ucap Reynata kepada sahabat adiknya itu.

"Bikin kesel kak, lama am--"

Klek

Pintu terbuka, yang membuat mereka berlima -BoNyok Fero, Reynata, Rafael, Devan- menghadap ke pintu UGD itu.

TIME [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang