bag11

344 37 1
                                    

"Sakura?"

Aku tidak bisa berkata apa-apa saat pemuda tampan berambut merah di depanku ini tiba-tiba saja langsung memelukku erat.

"Long time not see... I miss you so much."

Tunggu! Aku tidak mengenal pemuda ini dan aku yakin ini pertama kalinya kami bertemu tapi dia sudah seenaknya memelukku. Sebentar, dia bilang apa tadi? Sakura? Sakura-nee? Jadi dia mengira aku ini Saku-nee?! Ah, aku lupa kami memang kembar identik.

"Ano... bi..bisakah kau melepasku? Semua orang melihat kesini.." Ucapku sambil menatap canggung pada orang-orang yang ada di dalam toko buku itu.

"Ah, sorry. I'am so happy, finally I can see you again."

Suara pemuda itu benar-benar lembut dan menenangkan. Melihat dari cara dia memandangku aku yakin pasti dia sangat merindukan Saku-nee, tapi apa hubungan Saku-nee dengan pemuda ini? Apa dia temannya?

"By the way, bagaimana kabarmu Saku? Sudah lama sekali aku tidak melihatmu, sekitar 2 tahun. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." Tanya pemuda itu padaku.

Kali ini aku benar-benar yakin pemuda di depanku ini sangat merindukan Nee-chan, aku jadi tidak tega mengatakan kalau aku ini sebenarnya bukan Saku-nee. Apalagi mereka sudah tidak bertemu selama dua tahun. Apa yang harus ku lakukan?

"A..aku baik-baik saja. tak apa-apalah ku coba untuk berbasa-basi dengan pemuda itu. semoga saja dia tidak curiga padaku.

"Apanya yang baik-baik saja? Perban saja masih ada di kepalamu. Apa yang terjadi padamu?"

Ah! Aku lupa. Aku pun hanya bisa tersenyum canggung padanya. "Tidak apa-apa hanya sedikit terbentur dan harus di perban."

Kulihat ekspresinya yang terlihat sedikit tidak senang , dia mengerutkan keningnya kemudian meraba kepalaku yang diperban.

Deg...deg..deg...

Astaga! Apa-apan ini?! Jantungku berdegup kencang sekali. Dia mengelus pelan perban di kepalaku kemudian tersenyum.

"Aku yakin ini pasti akan segera sembuh." Ucapnya. Wajahku terasa panas saat melihat senyumanya yang ditujukan padaku. Seperti senyuman seorang malaikat.

"Ah, karena kebetulan kita bertemu disini, bagaimana kalau kita makan dulu. Aku dengar cafe di sebelah toko buku ini lumayan." Dia kemudian mengambil buku yang ingin ku ambil tadi sebelum menarik pergelangan tanganku menuju ke kasir untuk membayar buku tersebut. Setelah itu dia menyodorkannya padaku. Aku menatapnya heran.

"Untukmu, sebagai hadiah pertemuan kita. Ngomong-ngomong, sejak kapan kau suka membaca buku seperti ini?" Ucapnya, lagi-lagi senyumannya itu membuat jantungku berdegup kencang sekali. Perasaan apa ini?

"Ah..a..aku hanya sedikit penasaran." Gelagap Sakura, sepertinya dia harus berbohong sekarang. Semoga Kami-sama mau menerima maafnya nanti.

"Ayo kita pergi." Aku hanya bisa mengikuti kemauannya karena pergelangan tanganku masih di genggam olehnya. Tangannya besar dan sangat hangat. Ini pertama kalinya aku mengalami situasi seperti ini, dimana aku harus berpura-pura menjadi orang lain. Jujur aku sedikit merasa aneh, masalahnya yang ada di hadapanku sekarang ini adalah seorang pemuda. Aku sangat jarang sekali berkomunikasi dengan laki-laki selain Tou-chan dan Sasori-kun. Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ah.., biarkan saja.

Sesampainya kami di cafe tersebut, pemuda ini langsung menarikku menuju ke sebuah meja untuk dua orang yang menghadap langsung ke jendela. Kami berdua duduk berhadapan.

"Jadi... kau mau pesan apa Sakura? Apa seleramu masih sama seperti dulu?"

"Ah? J..jus melon saja."

twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang