bag 8

341 42 1
                                    

.

.

.

.

.

.

"Yo Teme!"

Sasuke yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya tersentak dengan kedatangan Naruto dan Sai. Naruto meletakkan sekeranjang tomat segar diatas sebuah meja kecil di samping tempat tidur Sasuke. Sai sendiri sekarang sudah duduk dengn santai di sofa berwarna putih gading yang ada di kamar VVIP itu.

"Kenapa kalian kesini?" Tanya Sasyke datar.

"Tentu saja menjengukmu, Baka! Berhentilah bersikap tsundere, aku tahu kau itu pasti merasa bosan disini kan?" Cibir Naruto membuat Sasuke melemparkan deathlare padanya, tapi sayang sekali sepertinya itu sudah tidak mempan pada Naruto yang sudah menjadikan tatapan-tatapan tajam Sasuke sebagai makanan sehari-harinya.

"kau tahu? Kedatangan kalian disini itu yang menggangguku." Gerutu Sasuke. Sai terkekeh pelan dalam hati dia sudah menduga hal ini.

"Kapan kau keluar dari sini?" Tanya Naruto lagi sambil memainkan sebuah apel yang ada di keranjang buah.

"Hn, entah. Aku tidak akan berakhir disini jika saja si Baka Aniki itu tidak terlalu mendramatiskan suasana." Sasuke maraih sebuah tomat yang dibawa Naruto tadi dan menggigitnya pelan. Tawa Naruto meledak saat mendengar kalimat terakhir yang baru saja di ucapkan oleh Sasuke.

"Dan aku yakin kau pasti sudah menyiapkan sesuatu untuk Itachi-nii, bukan?" Tebak Sai. Sasuke hanya menyeringai kecil.

"Tapi setidaknya Itachi-nii menyelamatkanmu. Kau tahu kan usus buntu itu sering di anggap remeh, tapi tak jarang juga banyak yang meninggal karena itu." Lanjut Sai.

Sasuke hanya mengangguk malas mendengar ceramah langsung dari Sai.

"Teme... aku tahu betapa membosankannya harimu disini..." Naruto berpura-pura memasang wajah sedihnya membuat Sasuke melempar tomat di tangannya tepat ke wajah pemuda itu.

"Dan akan ku buat kau merasakan kebosanan itu, Dobe." Naruto hanya menyengir mendengar ancaman Sasuke.

"Sudahlah kalian berdua, apakah tidak ada topik lain yang lebih menarik daripada pertengkaran kalian?" Tanya Sai sambil memutar kedua matanya bosan melihat tingkah kekanakan kedua pemuda yang merupakan sahabatnya itu.

"Hmm...apa ya?" Sasuke menatap bosan pada Naruto yang memasang pose sok berfikir. "Ah, bagaiman dengan si gadis pink yang membuat si Teme ini tertarik?"

"Ah topik yang menarik." Sai melirk kearah Sasuke yang saat ini ikut menatapnya bosan.

"Tidak perlu membahas hal itu." Pernyataan Sasuke membuat Sai dan Naruto menatapnya dengan tatapan penasaran.

"Ah! Aku baru ingat, Saki mengalami kecelakaan beberapa hari lalu, dia menjadi korban tabrak lari. Kudengar dia juga dirawat disini. Wah Teme, sepertinya dewi fortuna meberkatimu." Ucap Naruto sambil tersenyum menggida pada Sasuke.

"Kecelakaan? Aku baru mendengar itu.." Timpal Sai. Naruto mencibir pelan.

"Tentu saja kau tidak tahu, kau kan sempat menghilang beberapa hari ini. Dan yang kudengar katanya Saki sedang berusaha untuk lari dari Karin sehingga nekat menerobos jalan raya." Naruto kembali melanjutkan kegiatan begosipnya. Sai hanya menatap datar pada Naruto yang kini bertransformasi menjadi seperti seorang gadis ABG yang hobby bergosip ria, lalu dia melirik ke arah Sasuke terdiam, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu fikiran si bungsu Uchiha itu.

"Dobe, kau bilang Saki kecelakaan?" Tanay Sasuke. Naruto mengangguk.

"Apa dia terluka? Maksudku apa kecelakaan yang dialaminya itu parah?" Tanya Sasuke lagi, Naruto terdiam sebentar lalu memasang wajah menggoda pada Sasuke.

"lihat Sai... seorang Sasuke sedang khawatir.." Ejek Naruto. Sai tersenyum tipis menanggapi lelucon Naruto.

"Jawab pertanyaanku, Dobe!" Ujar Sasuke tajam. Naruto menyengir saat mendapat deathglare ala Uchiha dari Sasuke.

"Sepertinya begitu. Apalagi dia korban tabrak lari." Ucap Naruto ragu-ragu.

"Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu Sasuke?" Sai merasa heran, Sasuke yang dikenalnya cuek bisa juga berubah menjadi sosok pemuda banyak bicara seperti ini hanya karena seorang gadis. Mungkin pepatah yang mengatakan 'Cinta dapat merubah segalanya' itu memang benar adanya.

"Hn, aku bertemu dia di cafetaria rumah sakit tadi." Kata Sasuke kemudian.

"Benarkah?" Naruto sepertinya tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Sasuke.

"Hn. Dia terlihat baik-baik saja. Aku sama sekali tidak melihat ada perban atau apapun itu." Lanjut Sasuke lagi. Sai dan Naruto mengerutkan keningnya heran, bagaimana mungkin korban kecelakaan tabrak lari seperti itu tidak memiliki luka sama sekali? Tenang saja ini tidak ada kaitannya dengan hal mistis atau semacamnya, setidaknya begitulah yang ada di fikiran Naruto sekarang.

"Mungkin saja dia hanya tersambar sedikit..." Naruto mencoba untuk menerka-nerka.

"Tersambar sedikit juga pasti ada lukanya, baka!" Cibir Sai.

Sasuke kembali tenggelam dalam fikirannya. Berbagai macam hipotesis berputar-putar di kepalanya. Mulai dari pertemuan pertamanya dengan gadis berambut soft pink itu, sampai pertemuannya hari ini. Dia juga merasa ada yang aneh disini, tapi dia tidak tahu apa itu. Entah mengapa otak jeniusnya sama sekali tidak bisa diandalkan di saat seperti ini. Sasuke kemudian mendengus pelan. Kenapa dia harus memikirkan gadis itu? Semua yang menyangkut tentang gadis itu sama sekali bukan urusannya bukan? Sialan!

'Kau menyebalkan Pinky'

twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang