bag 9

368 38 1
                                    

"Mebuki-san, Saki sudah bisa pulang hari ini, tapi dia masih harus banyak istirahat. Jangan terlalu banyak melakukan kegiatan yang berat-berat dulu." Kata Dokter Tsunade setelah memeriksa Saki.

Mebuki menghela nafas lega. Dia memeluk erat Sakura yang sedang mengunyah permen karet yang memang saat itu berdiri di sampingnya dengan erat, tidak peduli dengan gerutuan kesal yang terus keluar dari bibir mungil Sakura, kebiasaan ibunya masih belum berubah juga. Kizashi mengelus pelan rambut soft pink Saki sambil tersenyum lembut. Saki kemudian memeluk erat Kizashi. Jadilah sebuah pemandangan dimana Mebuki memeluk Sakura yang menamasang wajah kesal disamping Kizashi dan Saki yang saling berpelukan hangat.

"Ah~ aku tidak sadar kalau ternyata gadis-gadis kecilku ini sudah tumbuh dewasa sekarang." Ucap Mebuki setelah melepas pelukannya.

"Memang sejak kapan kau sadar? Kami manusia, tentu saja akan terus tumbuh." Cibir Sakura membuatnya mendapat jitakan 'hot' dari Mebuki. Nah sudah tahu kan kebiasaan Sakura menjitak orang itu menurun dari siapa?

"Sudah...sudah... ayo kita pulang, Sasori sudah menunggu di rumah." Kizashi membantu Saki masuk kedalam mobil.

"Hah? Si bocah merah itu ada dirumah?" Sakura menatap Kizashi bingung. Kizashi tersenyum dan mengangguk pada Sakura.

"Sasori-kun baru saja tiba malam tadi, dia bilang dia tak sabar untuk melihat wajah menyebalkanmu." Lanjut Kizashi sambil menarik hidung mancung Sakura membuat gadis itu mendelik.

"Aku penasaran, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Sasori-kun." Ucap Saki sambil tersenyum senang. Ini sudah lama didambakannya. Dimana mereka semua akhirnya bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Rasanya dia ingin menangis saja karena merasa bahwa semua ini hanya mimpi.

Sakura's POV

Lihat wajah Saki sekarang, aku yakin seratus persen kalau dia sedang berfikir bahwa semua yang dialaminya sekarang itu pasti seperti mimpi. Aku sendiri setuju dengan pendapatnya, sejak aku berangkat ke USA sepuluh tahun yang lalu, aku rasa ini semua masih terlalu sulit untuk dipercaya. Kami jarang sekali bisa berkumpul seperti sekarang ini, bahkan diacara penting seperti hari ulang tahun pernikahan Kaa-san dan Tou-san juga hari-hari penting lainnya.

Ah... aku sedikit berterima kasih pada jalang yang sudah membuat Saki kecelakaan, karena dia, keluarga kami bisa berkumpul sekarang, walaupun aku tahu ini tidak lama. Aku yakin, Tou-san dan Kaa-san akan segera kembali menggeluti pekerjaan mereka entah itu besok, lusa, dan entahlah..aku tidak tahu. Dan akan menjadi sebuah rekor jika mereka bisa bersama kami selama seminggu penuh.

Biarlah untuk sekarang aku melupakan tujuanku untuk memberikan pelajaran pada orang-orang yang telah membuat Saki menderita. Aku ingin menikmati kebersamaan kami sekeluarga dengan sebaik-baiknya. Wow! Bahkan si bocah merah brengsek itu juga pulang kerumah. Aku tidak sabar untuk melempar tatapan mengejek pada wajahnya . Ah, satu hal lagi, aku dan Sasori tidak pernah akur, Catat itu! Dia memanggilku Sakura, hanya Sakura tanpa rasa hormat sedikitpun, sedangkan memanggil Saki dengan panggilan Nee-san. Lihat kan? Betapa beda caranya memperlakukan kami? Dasar bocah merah sialan.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Saki tidak pernah berhenti mengoceh membuatku menatapnya malas. Dia duduk didepan bersama Tou-san dan aku duduk di belakang bersama Kaa-san yang saat ini sudah tertidur dengan bersandar di pundakku. Walaupun Aku merasa bosan mendengar ocehan Saki, aku merasa sedikit senang karena setidaknya Saki bisa melupakan kejadian-kejadian buruk yang terjadi padanya, walau untuk sementara. Kami berdua sepakat untuk tidak membicarakan hal ini pada Kaa-san dan Tou-san. Kami tidak ingin membebani mereka dengan masalah kami, aku yakin mereka berdua sudah cukup pusing dengan urusan bisnis mereka. Kalau Sasori? Tanpa perlu ditanyakan dia pasti sudah tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada Saki. Walaupun kami berdua tidak akur, kami tetap sering berhubungan lewat email atau video call. Dia sering mengatakan padaku kalau dia pernah beberapa kali mendapati Saki pulang terlambat dengan beberapa luka lebam di beberapa bagian wajahnya jika dia sedang berlibur di Konoha . Tapi dia tidak ingin menanyakan hal itu pada Saki, makanya dia melapor padaku.

twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang