~~~~~~~"Tuh kan, lo sih Yang main tendang bola sembarangan...!!" Ucap Zeyu yang sedari tadi terus menyalahkan Shuyang.
"Iya, iya lagian kn gw ngk sengaja" Ucap Shuyang seadanya.
"Cewe ini kan yang anter bunga kemarin, pantas saja dia begitu terburu-buru untuk pulang, karena dia takut terlambat datang sekolah, jadi dia disini adalah murid baru yah.." Batin Shuyang, mengingat kejadian kemarin dan pagi tadi.
"Woi ngelamun ajh lo, ngelamunin siapa sih...? Pasti Yuna lagi kan, udah lah masih banyak cewe lain yang mau sama lo" Perkataan Zeyu itu sepenuhnya salah, tapi biasanya jika Shuyang melamun, dia pasti melamun kan hubungan nya dengan Yuna, jadi pantas saja Zeyu sebagai sahabat nya mengatakan hal seperti itu.
"Apa sih? Siapa yang ngelamunin Yuna..." Ucap Shuyang sambil memutar bola matanya malas.
"Bo'ong lo" Mereka berdua terus beradu mulut, sehingga mereka tidak menyadari bahwa Shuwan telah sadar dari pingsannya.
"Aduuh.... kepala ku" Rintih Shuwan memegang kepalanya, yang rasanya begitu nyeri dan sakit, bersamaan dengan itu Zeyu dan Shuyang menyadari bahwa Shuwan telah sadar.
"Aduh,Kepala lo sakit banget yah..?" Pertanyaan Zeyu membuat Shuwan langsung menjadi gugup.
"Eh udah agak mendingan kok" Jawab Shuwan yang sebenarnya berbohong, malahan kepalanya seperti akan meledak saat ini juga.
Bertepatan dengan itu bel masuk telah berbunyi, sehingga Shuyang dan Zeyu harus pergi ke kelas dan meninggalkan Shuwan sendirian di UKS.
Shuyang benar-benar merasa tidak bersalah atas pingsannya Shuwan dikarenakan bola yang dia tendang. Tapi, itu sama sekali tidak membuat Shuwan kesal dan marah pada Shuyang.
Shuwan malahan menyalahkan dirinya, tentang dia ceroboh dan akhirnya harus kena tendangan bola kaki yang begitu keras yang pada akhirnya dia harus pingsan, dan berakhir di UKS.
******
2 minggu telah berlalu, dan kini sekarang Shuwan tengah berdiri dilapangan, ditambah dengan hormat kepada tiang bendera, dengan laki-laki yang selama 2 minggu ini terus meneror nya.
Shuwan tidak habis pikir, kenapa Tuhan selalu mempertemukan dia dengan orang yang selalu membuatnya sial setiap saat.
Baiklah sekarang Shuwan harus fokus pada tiang bendera ini.
Tidak terasa 10 menit telah berlalu, dan kini Shuwan merasa hawa disekitarnya begitu dingin, kepalanya begitu pusing, perlahan penglihatannya mengabur, Dan....
Bruukkk...
Seketika tubuh mungil Shuwan ambruk diatas rumput hijau lapangan itu. Bersamaan dengan itu Shuyang menoleh, dan mendapati tubuh Shuwan sudah terkapar diatas rumput, disertai dengan darah segar yang mengalir deras keluar dari hidung dan mulut nya.
Shuyang tentu saja kaget dan langsung panik menggendong Shuwan ke UKS.
Semua murid yang melihat mereka, dibuat kaget dengan keadaan Shuwan yang begitu mengerikan.
Darah dimana-mana, bahkan baju seragam Shuyang sudah dipenuhi dengan darah.
Segera saat itu Shuyang dan Shuwan menjadi pusat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of Love|| BOY STORY || Li Shuwan & Ren Shuyang & Gou Mingrui
Підліткова література"Kenyataan itu bisa saja yang paling menyakitkan" (Ren Shuyang~~ Li Shuwan~~ Gou Mingrui)