"Han, disuruh ke bawah sama ayah."
Gadis yang bernama Lee Haneul itu menoleh ketika mendapati kakak lelakinya berdiri diambang pintu. "Iya, Kak. Aku nyusul."
"Buruan, ga ada nyusul-nyusul!" timpal kakaknya—Lee Taeyong.
Haneul melempar pelan buku pelajarannya, lalu beranjak dari kursi dan menyusul Taeyong ke bawah. "Ngeselin punya kakak."
Haneul berjalan menuruni setiap anak tangga, lalu menghampiri ayahnya yang tengah memainkan ponselnya. "Ayah, ada apa panggil Haneul?"
Tuan Lee menoleh ke arah putrinya disertai senyuman lebar. "Ehh sayang, sini duduk. Ada yang mau ayah omongin."
Haneul sudah memiliki firasat buruk tentang omongan yang akan ayahnya sampaikan, kemudian gadis itu duduk di samping ayahnya.
"Apa yang mau ayah omongin?"
Tuan Lee menatap Taeyong, setelah itu terkekeh pelan pada Haneul. "Begini sayang, ayah berencana mau nikahin kamu sama temennya kakak kamu."
"Nikah? Sama temennya Kak Taeyong?!" tanya Haneul seraya membelalakan matanya. Tuan Lee mengangguk kecil. "Iya, kamu ga masalah kan?"
"Kenapa harus nikah? Ayah tau kan, Haneul ini masih mahasiswa kampus. Terus gimana sama omongan temen-temen aku? Mereka bisa ngira aku ini hamil diluar nikah, yah."
"Kamu bilang aja dijodohkan, mereka pasti percaya. Lagipun ini memang udah kesepakatan ayah sama keluarganya," kata Tuan Lee menjelaskan.
Haneul menundukan kepalanya. "Aku ga tau, yah. Kenapa ga Kak Taeyong aja, umur dia udah mantap kan?"
"Kakak kamu tinggal menunggu waktu saja, apa kamu lupa?" tanya Tuan Lee. Haneul memejamkan matanya, hatinya berkata. "Paboya."
Benar, Taeyong memang sudah bertunangan, tinggal menunggu waktu kapan akan menikah. Umur Taeyong dan Haneul tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat, ya tengah-tengah begitulah.
*author pun tidak mengerti sebenarnya....
"Kamu bisa pikirkan lagi, Han," ucap Taeyong yang duduk disofa single. Haneul menatap kakaknya seraya mengangguk. "Iya, Kak."
Jika kalian bertanya di mana ibu mereka, jawabannya adalah, sudah berada bersama Tuhan. Mereka sudah lama ditinggal oleh ibunya, sebut saja bunda, itulah yang sering Taeyong dan Haneul panggil pada ibu tercintanya.
Sang bunda harus pergi untuk selama-lamanya karena mengalami serangan jantung, itu membuat Taeyong, Haneul dan Tuan Lee sedih berkepanjangan. Tapi semakin sini, mereka tau jika tidak semua orang bisa merasakan kenikmatan dunia dengan abadi, semuanya akan berpulang.
"Gimana, Han?" tanya Tuan Lee.
Haneul menatap manik mata ayahnya. "Aku pikir-pikir lagi, yah. Aku belum bisa jawab sekarang."
***
"Bro, gue denger lo mau dinikahin sama adiknya Taeyong ya?" Lelaki yang hendak memakan makan siangnya terhenti.
"Tau dari siapa lo?" tanya lelaki itu. Teman sekantornya tertawa. "Ya dari Taeyong, hehe."
"Sialan emang, gue ga tau. Males gue kalau udah nikah, semuanya kayak dikekang," balasnya.
"Jaehyun, Jaehyun. Lo pikir lo bakal jomblo aja, hah?" ledek temannya yang bername tag—Yuta.
"Yuta diem ya lo, gue cincang nih. Jomblo ngatain jomblo," timpal Jaehyun.
"Napa jadi ribut sih? Gue aja mau jomblo mau enggak biasa-biasa aja," kata Doyoung sembari meminum es nya.
"Ya kan selera lo mah yang di laut," ejek Jaehyun.
Doyoung mengernyitkan keningnya. "Apa kata lo?"
"Iya, lo kan duyung." Yang menjawab bukanlah Jaehyun melainkan Yuta. Doyoung menggeplak lengan Yuta, didominasi tatapan tajam darinya.
"Sialan emang lo, gue jabanin cewek-cewek pada ga mau sama lo."
***
+ hiiiii, ini aku buat cerita sesuai permintaan teman" yg ada di tiktok, sorry kalau videonya ga ngefeel. Aku buat karena mereka yang minta.😭🙏🏻
Jadi, tolong voted ya, yang baik hati dan tidak sombong. Btw masih prolog ngehehee😭🙏🏻❤️
Yay or nay?
200 voted for unlock next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]1. HOME
Fanfiction"𝑨𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒚𝒖𝒌𝒖𝒓, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒑𝒆 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔"-𝑱𝒖𝒏𝒈 𝑱𝒂𝒆𝒉𝒚𝒖𝒏. Menikahi dirinya adalah suatu hal terberat dal...