Semoga suka yaa:)
🌱
- Pengumuman camping -
Kringgg...
"Oke semuanya boleh istirahat dulu!"
"Yeayy!!"
"Tapi, jangan berantem ya?"
"Iya bu gulu!"
Semua berhamburan keluar kelas, ada yang langsung naik ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan masih banyak permainan yang bisa dinaiki. Tidak sedikit juga yang diam di dalam kelas lalu memakan bekal yang sudah disiapkan orangtuanya di rumah.
Gadis mungil dengan rambut pendek juga poni itu sedang kesusahan membuka sepatunya. Ia berniat main pasir-pasir bersama beberapa temannya.
"Yan walna ping embelnya aku!" pekiknya saat ia melihat lelaki kecil yang mengambil ember itu.
"Enak aja, aku yang duluan. Kamu lama huu!" sahutnya.
Gadis mungil itu lantas menghentikan aksi membuka sepatunya. Ia berdiri tegak dengan bibir yang dilipat ke bawah. Matanya mulai berkaca-kaca saat ia melihat lelaki kecil itu tampak asik memainkan ember yang sudah ia cap miliknya.
"HUAA!! KAMU JAAT! ITUKAN UNYA AKU HUAA!" teriaknya dengan kencang membuat semua mata menatapnya.
"Dasal cengeng!" ledek lelaki itu dengan pedas membuatnya semakin menangis.
"HUAA UNDA! ACA MAU ULANG BU GULU!" pekiknya lagi semakin kencang.
Hingga seorang lelaki kecil dengan wajah datar dan tampan itu mendekat.
Dengan kasarnya, lelaki itu mengusap wajah Khanza yang sudah dipenuhi air mata.
"Gak usah nangis. Kamu main cama aku aja, gak usah main sama meleka," ucapnya lembut membuat Khanza sedikit meredakan tangisnya.
"Kamu capa?" tanyanya dengan suara habis nangis.
Kini Khanza sudah berjalan menjauh dari tempat pasir. Ia terus mengikuti langkah lelaki yang mengusap wajahnya dengan kasar tadi.
"Janji dulu sama aku. Kalo aku kasih tau nama, kamu bakal telus main sama aku," ucapnya saat sudah berbalik menghadap Khanza.
Khanza mengangguk semangat, ia mengacungkan jari kelingkingnya yang langsung disambut oleh lelaki itu.
"Janji!" seru Khanza.
Lelaki itu tersenyum lebar, "Nama aku Laffa."
"Aku sekarang masih sebel ingetnya! Raffa emang dari kecil gak bisa lembut! Aku nangis bukannya diusap pelan malah kasar banget, idung aku keteken jadinya," cerocos Khanza membuat Raffa yang berjalan di sampingnya itu tertawa pelan.
"Ya maaf. Aku cuma bingung aja gimana caranya biar kamu berenti nangis. Suara kamu bikin kuping aku sakit tau gak?" tanya Raffa, Khanza langsung menoleh sebal.
"Apa gak terima?" tanya Raffa lagi sebelum Khanza protes.
"Nih ya coba kamu inget-inget berapa kali sehari kamu nangis? Bahkan kamu nangis waktu kamu minum susu terus gak sengaja susunya tumpah kena baju kamu. Dan itu ulah kamu sendiri," lanjut Raffa membuat Khanza langsung menutup wajahnya
"Gak usah diinget! Malu!" pekik Khanza masih menutup wajahnya.
Raffa tertawa lebar, dari kecil hingga kini Khanza memang selalu menggemaskan. Ia langsung menaruh telapak tangannya di atas kepala Khanza dan langsung mengacak rambutnya gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFA (END)
Roman pour AdolescentsLINK UNTUK PEMESANAN NOVEL RAFFA ADA DI BIO!! . . Semua orang tahu sedingin apa sifatnya, sedatar apa wajahnya, setajam apa tatapannya dan secuek apa sikapnya. Namun, semua juga tahu hanya ada satu gadis yang bisa membuat sifat dingin itu menjadi h...