Semoga suka ya:)
🌱
- Perihal orang lain -
Istirahat kedua Khanza dan Adiba berjalan beriringan menuju kantin. Perut keduanya sudah mendemo sejak jam pelajaran masih berlangsung. Tanpa membereskan buku dan alat tulis yang berserakan di mejanya, mereka langsung keluar kelas.
"Mau pesen apa Za?" tanya Adiba, Khanza menggerakan matanya berpikir.
"Mie ayam pake bakso deh, minumnya es jeruk, terus juga sama kripik singkong ya Dib," pesan Khanza, Adiba pun mengangguk lalu berjalan untuk memesan makanan.
Untuk menghilangkan rasa bosan, Khanza membuka handphonenya. Tangannya bergerak lincah men-scroll beranda instagramnya. Sesekali ia tertawa saat melihat video lucu. Sampai-sampai tak sadar bahwa Adiba sudah kembali membawa nampan berisikan makanan keduanya.
"Nih!"
Khanza mengangguk semangat lalu berterimakasih pada Adiba. Keduanya pun larut dalam makannya. Hingga datang seorang gadis yang membawa nampan ke arah mejanya.
"Boleh gabung?" tanyanya langsung.
Khanza langsung menoleh dengan senyum lebar, ternyata ini kekasih dari sahabatnya. Siapa lagi kalo bukan Vio?
"Boleh kak, duduk aja," balas Khanza dengan senyum ramah, Adiba pun tak kalah ramah ia mengangguk seraya tersenyum mengizinkan.
Vio yang mendapat sambutan itu lantas ikut tersenyum lalu duduk di samping Adiba.
"Hm Khanza?" panggil Vio.
"Apa kak?"
"Hp Raffa kemana ya? Kok hp dia mati?" tanya Vio, Khanza langsung mengerjapkan matanya ia teringat sesuatu.
Buru-buru Khanza merogoh saku rok putihnya dan benar ia lupa mengembalikan handphone Raffa.
Melihat itu lantas Vio melebarkan matanya, sedangkan Adiba tampak santai karena itu adalah hal biasa. Hal yang tidak biasa menurut orang lain pun tampak biasa saja menurut Adiba, Alvan, Edo dan Evan.
"Kok bisa?" tanya Vio sambil mengambil handphone kekasihnya dari tangan Khanza.
"Maaf ya kak? Tadi aku pinjem hpnya Raffa, terus lupa mengembaliin. Terus tadi hpnya Raffa rame banget banyak notif masuk karna takut ketauan guru jadi aku matiin," jelas Khanza tidak enak.
"Aku gak tau kalo kak Vio nyariin Raffa. Kalo tau pasti hpnya bakal langsung aku kasih," lanjutnya, Vio menghembuskan nafas pelan.
Ini bukan hal baru untuknya, ia sudah terbisa dengan kedekatan Raffa dan Khanza yang melenceng dari kata sahabat.
"Gapapa, gue cuma mau nanya kabar dia aja. Udah beberapa hari ini dia gak pernah bales chat gue," ucap Vio dengan senyum kecil.
"Ya dia emang lebih banyak gak bales chat gue sih, tapi kadang dia masih baca chat gue. Makanya pas gue spam dia gak baca-baca gue jadi khawatir," ucapnya lagi.
Mendengar itu Khanza semakin merasa tidak enak, "Sekali lagi aku minta maaf ya kak? Aku gak tau kalo kakak sekhawatir itu sama Raffa."
"Kakak tenang aja, aku bakal kasih tau Raffa biar sering bales chat kakak," ucap Khanza dengan yakin.
Vio tersenyum senang lalu mengangguk. Khanza adalah kelemahan Raffa. Semua permintaan yang keluar dari mulut mungil Khanza adalah keharusan yang Raffa lakukan.
Tak terasa, makanan ketiganya sudah habis. Vio langsung pamit, ia mengantongi handphone Raffa lalu membawa nampannya untuk ia balikan ke ibu kantin.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFA (END)
Teen FictionLINK UNTUK PEMESANAN NOVEL RAFFA ADA DI BIO!! . . Semua orang tahu sedingin apa sifatnya, sedatar apa wajahnya, setajam apa tatapannya dan secuek apa sikapnya. Namun, semua juga tahu hanya ada satu gadis yang bisa membuat sifat dingin itu menjadi h...