Ke - 40

53.8K 4.6K 554
                                    

Nunggu depan kansa putuskan? Yuk baca dan comment!!! Vote jugaa!!!

Semoga suka ya:)

🌱

- Putus dan perihal hoodie -

"RAFFA!"

Entah sudah berapa kali Khanza meneriaki Raffa dengan kencang dan respon lelaki itu hanya tertawa membuat siswi-siswi yang berjajar di koridor itu lantas menahan nafasnya.

"Raffa ish!" seru Khanza seraya menghentikan jalannya.

"Kenapa sih Ca? Kamu taukan ini tuh masih hujan? Emang salah kalo kamu pake hoodie?" tanya Raffa santai.

"Pake hoodienya gak salah, tapi cara Raffa pakein aku hoodie yang salah! Masa pake hoodie gini sih?!" sahut Khanza kesal dengan tangan yang digerakan di dalam hoodie hitam itu.

"Udah gapapa biar kamu anget Ca, ayo!" balas Raffa lalu dengan santai merangkul pundak Khanza dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kantin.

Di ujung koridor sana, Khanza melihat Devan yang menatapnya dengan sangat tajam. Khanza lupa akan Devan, Khanza lupa semua yang diucapkan Devan. Kini jantungnya berdetak sangat cepat diiringi dengan perasaan takut.

Raffa yang merasa langkah Khanza melambat lantas menoleh lalu melihat arah pandang Khanza. Ternyata Devan dan sekarang ia semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres antara Devan dan Khanza.

"Kenapa hm?" tanya Raffa lembut.

"Takut," balas Khanza sangat amat pelan, namun Raffa mendengarnya dengan jelas.

Walau bingung karena ia tak tahu kenapa Khanza merasa takut pada Devan, Raffa mengeratkan rangkulannya.

"Mau putus aja?" tanya Raffa.

Khanza mengangguk kecil, "Tapi takut kak Devan marah," balasnya lagi dengan pelan.

"Bukan kamu yang putusin tapi aku," sahut Raffa lalu kembali membawa Khanza berjalan agak cepat agar mereka sampai di hadapan Devan.

Devan menatap tajam Raffa begitu sebaliknya. Lalu Devan berusaha menyingkirkan tangan Raffa dari pundak Khanza.

"Khanza pacar gue," ucap Devan dengan penuh penekanan.

"Mulai sekarang lo putus sama Khanza," sahut Raffa dengan datar membuat Devan mengangkat alisnya.

"Mana ada kaya gitu?" tanyanya meremehkan.

"Ayo Za," ajaknya pada Khanza, tapi Khanza malah meringsut agar lebih menempel pada Raffa.

Raffa pun mengusap bahu Khanza lembut menenangkan Khanza yang ketakutan itu.

"Lo bukan lagi pacar Khanza," ucap Raffa menekan kata bukan.

"Lo siapa bisa ngomong gitu hah?! Lo cuma sahabat Khanza gak lebih! Jadi lo gak ada berhak buat akhirin hubungan gue sama Khanza!" seru Devan yang sudah tersulut emosi.

Khanza yang terkejut mendengar seruan itupun semakin ketakutan.

"Za kamu gak lupakan apa yang aku omongin sama kamu?" tanya Devan dengan senyum miring.

Khanza masih menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya apalagi menatap wajah Devan.

Dalam hati ia terus berdoa bahwa semua ucapan Devan itu hanyalah ancaman belaka. Dan ia juga meyakinkan dirinya bahwa jika Raffa bersamanya semua akan baik-baik saja seperti yang sudah-sudah.

"Lo hilangin kepercayaan gue," ucap Raffa membuat Devan tertawa pelan.

"Lo yang bikin gue hilang percaya sama lo! Lo cuma sahabat tapi kenapa lo nyita semua waktu Khanza hah?!" seru Devan.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang