Bolaku Tersayang

12K 1K 230
                                    

Gatau lah mau ngetik apaan.
Tidak pandai berkata-kata.
Warning!!Bagi yang homophobic diharap jangan dilanjutkan.
OOC mungkin bertebaran.
Maaf kalau ada kesalahan typo
.
.
.
.
Oke happy reading~

"Jiang Cheng~"

Astaga. Kepala Jiang Cheng rasanya ingin pecah jika mendengar suara itu. Apalagi tubuhnya sedang lelah sehabis rapat klub Voli. Jika kalian menanyakan Wei Wuxian,sudah tentu pemuda itu bolos dengan seribu macam alasan.

"Apa?!Jangan mengganggu ku! Aku lelah sehabis rapat tadi." ketus Jiang Cheng.

Sedangkan pemuda yang disinggung hanya tersenyum-senyum tidak jelas. Merasa tidak berdosa.

"A cheng~ Aku kan hanya menyapa. Memangnya di rapat tadi membahas apaan sih, sampai membuat mood mu seperti habis di patok uler?"

Jiang Cheng yang mendengarnya, hanya memutar bola matanya malas. Ia sedang malas berdebat. Mulutnya sudah berbusa tadi di rapat klub. Sebagai ketua, dia memang harus menegaskan dan menceramahi orang-orang yang suka bolos latihan. Kecuali Wei Wuxian.

Heiii..., Wei Wuxian hanya bolos rapat. Jika latihan, pemuda itu yang paling semangat. Katanya sih, dia latihan terus biar bisa oper bolanya tanpa melihat. Kalau alasan bolos rapat, sepertinya sudah tidak perlu di kasih tahu lagi, iya kan.

"Kok tidak dijawab sih." Wei Wuxian merengek sambil memajukan mulutnya. Astaga, jika Jiang Cheng ada mood. Mungkin sudah ia tarik bibir itu biar monyong kayak bebek sekalian. Tapi pemuda itu moodnya entah sedang ada dimana, jadi Ia mendengus kesal.

"Kau darimana saja?! Latihan sendiri lagi?" Jiang Cheng melirik ke arah Wei Wuxian. Sedangkan yang dilirik hanya garuk-garuk kepala belakangnya.

"Ya, A Cheng tau sendiri, jika bolos rapat aku pasti ke lapangan." Pemuda bernama Wei Wuxian itu mengambil bola Voli dari dalam tasnya. Sambil sesekali melirik Jiang Cheng yang lagi-lagi mendengus.

Sekarang, mereka sedang berada di pinggiran jalan trotoar menuju Halte bus. Meskipun Wei Wuxian dan Jiang Cheng termasuk dari keluarga terpandang, tapi mereka tetap bersikap sederhana. Jiang Cheng bilang, buang-buang tenaga dan bensin jika mengantar-jemput satu anak remaja. Lagipula dia bukan anak gadis, yang jika disentuh oleh orang asing langsung teriak-teriak tidak jelas.

Jika Wei Wuxian, dia tidak mau di antar-jemput karna katanya tidak bisa puas membeli jajanan pinggir jalan. Pasti nanti banyak pasang mata yang melihat aneh kepada sosok tuan muda kaya raya, sedang membeli cimol 5000 di pinggir jalan.

"Argghh!!A Cheng~Kenapa sih aku selalu gagal, saat melakukan tekhnik operan tanpa melihat" Wei Wuxian kesal sambil uring-uringan di lengan Jiang Cheng, sedangkan sang empunya hanya menepis-nepis lengan Wei Wuxian yang mengganggunya.

Saking kesalnya. Wei Wuxian tanpa sengaja memukul telak bola voli mikasa kesayangannya, ke arah sosok yang berada di depannya.

"Ahh!!" Sosok yang menjadi korban itu, mengaduh kesakitan. Bagaimana tidak. Tengkuk kepalanya dipukul dengan bola oleh setter voli berpengalaman. Apalagi si pelaku pemukulan sedang kesal.

Wei Wuxian adalah setter utama andalan klub bola voli SMA MXTX. Dengan badannya yang lincah dan tinggi badannya yang lumayan, ia bisa jadi senjata ampuh. Apalagi muka nya yang kayak ngajak ribut itu, bisa bikin lawannya geram dan berakhir kurangnya konsentrasi.

Trio Iblis di SMA MXTX [ Crossover ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang