Sebuah Rahasia

110 20 5
                                        

Hyungwon dan Wonho berada di ruang tamu, lebih tepatnya Hyungwon memperhatikan Wonho melahap buburnya dengan tenang, sesekali melirik buku yang ia baca tadi. Mata Hyungwon melihat pergerakan Wonho setiap detiknya, bahkan sisi Fever Patch Plester yang tak menempel di dahinya.

Bubur itu sudah hampir habis, namun sejenak Wonho melihat Hyungwon. Sadar akan hal itu, Hyungwon melemparkan pertanyaan yang sudah berkutat di kepalanya.

"Kau kenal Changkyun?"

Pasalnya Hyungwon masih belum mengerti mengapa IM menelpon Wonho. Namun ia sekali lagi ingin memastikan bahwa itu benar-benar nomor ponsel IM, karena nomor itu tidak disimpan oleh Wonho.

Pandangan Wonho kembali kepada bubur didepannya, melahab kembali bubur terakhir. Setelah selesai, ia minum air sambil melihat Hyungwon yang menatapnya dengan serius.

"Mengapa kau ingin tau?" Wonho membalasnya terdengar sedikit malas, menatap sekilas dan mengembalikan peralatan makan ke dapur. Hyungwon tak bisa lepas pandangan kepada Wonho. Ini sungguh membuat Hyungwon sedikit frustasi dengan penasarannya.

Ia sangat mengenal IM, jika memang itu tak penting, IM tak akan menelpon seseorang bahkan orang baru.

Mungkin juga ini sedikit lancang, tetapi ini bukan hal yang ia hiraukan. Ini menyangkut temannya, ini bukan hal biasa. Hyungwon yakin.

"Ah, aku tak bermaksud apa-apa. Kami teman baik, bahkan Changkyun tak pernah membicarakan tentang dirimu, bahkan ini sudah jam-" Hyungwon seketika melirik jam dinding  milik Wonho dan tersentak dengan jarum jam menunjuk ke arah jam 11 malam.

Ia tak menyangka bahwa akan memakan banyak waktu, hanya untuk mengantarkan bubur saja.

Hyungwon memiliki kuliah pagi, dan lupa mempunyai tugas yang dikumpulkan esok hari. Hyungwon terburu, dan berlari menuju pintu hendak pergi dari apartemen nya namun dicekal oleh Wonho.

"Kau ingin pulang dengan jalan kaki?" Wonho menatap Hyungwon yang terlihat panik diwajahnya. Namun dengan ucapan Wonho itu, ia tersadar bahwa bus terakhir sudah tidak ada untuk jam ini. Ia menatap Wonho lama, dan baru sadar dengan penampilan Wonho yang sedikit menelan ludah.

Wonho mengenakan kaos v-neck, sehingga terlihat dadanya yang kekar, dan celana pendek olahraga yang menampakkan paha yang penuh otot.

"Kau menatap apa?" Suara Wonho yang serak dan berat membuat pipinya memerah, seketika ia mengingat kejadian yang ada didalam mimpi itu. Detak jantung Hyungwon berdetak cukup keras, seakan terdengar hingga keluar. Membuat Hyungwon kalang kabut menahan malu alih-alih mengontrolnya.

"Bermalamlah di sini." Mata Hyungwon sedikit melebar, dan terkejut bahwa Wonho akan melontarkan ucapan itu. Ia masih terbayang mimpinya, dan sedikit gugup.

"Kau tak mau?" Wonho melepas cekalan tangannya, dan beralih memasukkan ke dalam kantung celana. Spontan Hyungwon menjawab, "Aku ingin mengerjakan tugas untuk esok hari,"

Suara Hyungwon terdengar terbata-bata.
"Esok hari? Data Warehouse?"

Mata kuliah Data Warehouse, ia lupa akan tugas itu, ia berniat menyelesaikannya malam ini. Tetapi ia bahkan tak tau bahwa Wonho menghubunginnya.

Kepala Hyungwon mengangguk.

"Aku sudah mengerjakan, kau bisa melihatnya."

Hyungwon tersadar, dan lupa bahwa ia sekelas dengan dirinya. Wonho yang sudah menjauh dan masuk kekamarnya, seolah mengerti, Hyungwon mengikuti Wonho pergi. Tugas itu rumit, dan kelemahan Hyungwon pada mata kuliah tentang database.

Terlihat Wonho membuka laptop dan memperlihatkan tugasnya kepada Hyungwon. Ia takjub dengan jawaban Wonho yang terlihat masuk akal. Walaupun ia tau kelemahannya dibidang ini, namun ia tau bagaimana alur proses tugas itu. Tak mudah namun Hyungwon sedikit mengerti.

Tak lama, Wonho menjauh dan berdiri yang sebelumnya duduk di depan meja laptopnya.

"Kau bisa mengerjakan dan melihat punyaku, aku ingin mandi."

Meninggalkan Hyungwon dikamarnya, namun ia bergegas duduk dan melihat jawaban Wonho. Ia pun meng-copy-paste dan membuat file dokumen baru dan memberi nama Hyungwon. Jarinya terdiam saat mengetik nomor mahasiswanya, ini terlihat salah.

Ia masih belum mengerti mengapa Wonho menahannya untuk tidak pulang, bahkan memberikan tugasnya kepada Hyungwon secara cuma-cuma, bahkan menurutnya jawaban tugas ini sangatlah apik.

Terdiam cukup lama dengan pikirannya, ia tersadar bahwa ponselnya bergetar. IM memanggilnya. Sebelum Hyungwon mengangkatnya, ia kembali memikirkan akan kejadian beberapa menit lalu.

Setelah menerima panggilan itu, IM terdengar suara dengan sedikit penekanan.

'Kau di mana?'

'Aku, em. Sedang di rumah teman. Ada apa?'

Hyungwon mengulum bibirnya.

'Tidak, aku hanya bertanya. Kau tidak pulang?'

Aura yang diterima Hyungwon cukup membuat dirinya merasakan dingin pada tekuknya, refleks ia mengelus area tersebut.

'A-aku akan pulang nanti,'

'Apa teman itu adalah Wonho?'

Lidah Hyungwon tersedat, keringat dingin keluar pada dahinya. Pikiran Hyungwon begitu kalut, dan sekaligus tak mengerti mengapa IM tahu bahwa ia sedang di apartemen Wonho.

Hyungwon tak membalas pertanyaan IM, IM kembali mempertanyakan hal yang sama. Namun Hyungwon bingung ingin menjawab apa. Ia sangat ingin menceritakan hal ini kepada IM nanti, jika sudah menyelesaikan masalahnya. Akan menceritakan secara mendetail, bahwa dirinya dikerjai habis-habisan dengan Wonho. Namun waktu ini sangat tidak tepat.

Hyungwon juga tak terdengar suara dari sana, sepertinya IM menunggu jawaban darinya. Namun ia bingung ingin mulai dari mana.

Hyungwon benci suasana ini, tekanan ini.
Namun ia juga tak ingin mengindarinya. Tapi setelah ia pikir, ini tak sepenuhnya salah Hyungwon, dan ia pun butuh penjelasan bahwa IM juga punya sesuatu yang harus diceritakan kepada Hyungwon tentang Wonho.

'Aku akan menjemputmu, sekarang!'

Suara itu terdengar tajam.

Berniat Hyungwon menolak,

Tut

Panggilan itu berakhir.

==
Tbc
==

Hai kalian, selamat malam minggu ya.
Aku mau berterima kasih kembali kepada kalean semuaaa!❤
Aku ga nyangka ada yang menunggu dengan sabar dengan cerita ini. Aku terharu sangat😭

Dan maafin kelakuanku yang buat cerita ini jadi lama sekali update.
Aku termasuk orang yang sangat moody parah. Tolong maklumi ya🙇‍♀️

Dan sudah kubilang bahwa aku sedang termotivasi, aku buat 3 chapter dalam satu hari, termasuk chap sebelumnya.

Dan next chapter, akan dipublish minggu depan ya.

Selamat menikmati~

See u again!!
==

Captain AmericaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang