Sekarang sudah waktunya makan siang, dan Hyungwon seperti biasa melakukan pekerjaannya membantu Bibi Su, dan juga sudah keharusan ia menjadi 'pelayan' Wonho.
Dia sudah menemui Wonho saat dia ingin menuju kantin, dan ia sudah mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sudah mengenakan celemek dan benda-benda merah khas Bibi Su.
Mengaduk beberapa makanan dan menyiapkan pesanan Wonho yang sudah menunggu di meja kantin.
Seperti biasa, Wonho sedang mengetik sesuatu di ponselnya.
Setelah selesai, ia kemudian memberikan apa yang menjadi pesanan Wonho. Tak lupa sodanya.
Suasana mood Hyungwon kini sulit dijelaskan, dihadapannya adalah orang yang telah memberikan tugas tadi pagi yang membuatnya frustasi namun sekaligus ia masih memikirkan perihal IM yang sulit dihubungi hingga sekarang untuk memberikan tugasnya.
Wonho menatapnya saat memberikan pesanan, tak lepas hingga ia selesai meletakkannya. Hyungwon mengerti dan segera duduk dihadapannya.
"Untuk tugasmu, terima kasih banyak." Ujar Hyungwon, namun Wonho mengalihkan ke arah makanannya dan mengangguk. Ia langsung melahap sendok persendok.
"Mungkin lain kali aku akan menaktirmu makanan lain diluar." Hyungwon mengatakan seakan ia tak sadar, namun ia masih sangat bersyukur dengan bantuan Wonho itu.
Wonho langsung menatapnya, Hyungwon pun ikut tersentak dengan tindakannya.
"Terserah saja." Wonho menjawab terdengar malas, namun Hyungwon terkikik dalam hati. Ia mengetahui bahwa Wonho pun menginginkannya.
"Oke, aku akan kembali ke kedai. Nikmati makananmu!" Ujar Hyungwon yang hendak kembali, namun lengannya dicekal oleh Wonho, ia menoleh kearahnya.
Wonho merogoh di dalam tasnya, seperti sedang mencari sesuatu.
"Ini aku kembalikan, sudah kucuci." Wonho memberikan sapu tangan kesukaan kepadanya, bahkan ia hampir terlupa dengan benda ini karena terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini.
"Oke, terima kasih." Hyungwon mengambilnya dan mengantonginya di saku celananya. Dan mengetahui Wonho sudah fokus pada makannya, Hyungwon kembali.
Saat ia berjalan menuju kedai, ia mendengar suara pelan berasal dari Wonho,
"Kembali."
Walaupun Hyungwon yakin itu suara Wonho, ia terkejut dengan balasan Wonho seperti itu. Jika tidak salah memang ia tak berterima kasih pada Hyungwon, namun ia tersenyum geli saat mendengarnya. Mungkin Wonho tak mengetahui bahwa itu sangat terdengar di telinga Hyungwon.
Jam makan siang berakhir, Hyungwon pamit kepada Bibi Su, karena ia masih mempunyai amanat untuk memberikan tugas IM. Dan ia berniat untuk mengunjungi apartemen IM. Karena ia belum mendapat balasan dari IM sejak tadi pagi.
Hyungwon semakin khawatir, ia takut bahwa IM ternyata sakit dan tak dapat masuk ke kelas hari ini.
Sepanjang perjalanan ia menghubungi dan men-chat IM alih-alih agar ia mendapat balasan dari IM namun sejak sampai di apartemen IM, tak ada satu pun mendapat respon.
Pikiran Hyungwon semakin berkecamuk.
Ia mengetuk keras dan menekan bel berkali-kali. Ia terus memikirkan hal buruk yang terjadi pada IM.Untuk sekian kalinya, akhirnya IM membukakan pintu, namun tidak lebar. Hanya sedikit.
"Kau sedang apa kemari?" IM langsung bertanya kepadanya, sebelum ia membombardir pertanyaan dalan otaknya. Seketika mendengar itu ia langsung sedih.
"Aku khawatir padamu, kau tau! Bahkan kau tak menjawab semua panggilan dan pesanku. Aku yang harusnya bertanya padamu, apa yang terjadi? Kau sakit?" Ekspresi Hyungwon sangat kacau, dan merasa kesal dengan perlakuan IM kepadanya saat ini.
"Kau mengantarkan tugas, kan? Aku sudah diberi tau oleh Joshua." Suara IM terdengar serak dan dalam. Namun karena ia tak dapat melihat wajah IM, ia hanya menduga bahwa IM menyimpan sesuatu.
"Iya benar, sekarang buka pintu!" Hyungwon sudah berusaha menahan amarahnya kepada IM, ia tak mau melampiaskan amarah ini yang nantinya akan membuatnya menyesal.
"Berikan saja, aku akan ambil,"
IM menyulurkan tangannya di pintu celah sempit ini, Hyungwon membuang nafas berat. Kemudian tanpa pikir panjang, ia menarik tangan itu agar ia dapat melihat wajah IM.Namun nihil, IM memiliki tenaga yang lebih kuat. Hyungwon sudah berusaha namun hanya keringat lebih banyak mengucur saat menarik tangan IM keluar.
"Tolong, berikan saja tugasnya!" Nada IM kini terdengar sedikit penekanan, dan sebelumnya pegangannya di lengan IM dengan cepat beralih menjadi IM memegang lengan Hyungwon. IM memegangnya sangat kencang, sama seperti saat IM memegangnya di depan apartemen Wonho.
"Tidak, aku harus tau keadaanmu dahulu! Apa kau marah denganku karena kemarin?"
Sudah berkali-kali Hyungwon hari ini berpikir tentang semalam yang bahwa IM bersikap seperti ini karena Wonho. Namun ia tak mendengar suara apapun setelah melontarkan pertanyaan itu.
Hyungwon merasa pegangan IM mengendur dan memiliki inisiatif untuk membuka kunci pintu rantai itu dan berhasil.
Ia membuka lebar pintu itu dan melihat seisi apartemen IM yang luar biasa berantakan.
Apartemen ini penuh dengan pecahan beling dan juga robekan-robekan kain dan kertas. Ini terlihat parah sekali.
Hyungwon langsung menatap IM untuk mendapat penjelasan dengan semua ini.
Namun keadaan IM lebih parah dari itu, matanya bengkak dan hitam dikelopak matanya. Mulutnya sangat merah, tangannya banyak sekali gigitan yang sebelumnya ia tak menyadari itu.
Hyungwon terkejut dengan keadaan IM sekarang.
===
TBC
===
Hai, aku balik lagi.
Aku update karena menebus kesalahan karena janjiku kemarin.
Nah untuk itu, aku cepat update untuk story ini.
Semoga kalian suka ya, dan selamat menikmati.Aku sangat berusaha setiap minggu update cerita ini, dan juga jika memang tidak bisa berarti aku sedang buntu/mood rusak🙇♀️
Terima kasih untuk dukungan kalian, i love u so much❤❤
See u again next chapter~
===
![](https://img.wattpad.com/cover/190074943-288-k179935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain America
FanfictionHyungwon penggemar berat hero Captain Amerika. Secara tak sengaja ia memiliki masalah dengan seseorang karena kecerobohan dirinya. Wonho, yang memiliki tubuh mirip seperti Captain Amerika. Masalah seperti apa?