Memori : Gaze

42 8 0
                                    

Habis selesaikan kegiatan makan, mereka semua langsung tidur karena memang kerasa banget capek nya. Sebenarnya enggak semua tidur, karena Bilur mendadak terbangun. Waktu lihat jam di ponsel ternyata baru setengah sebelas malam.

Eratin jaket dan sweater yang dia pakai Bilur mulai melangkah ke luar tenda. Buka sedikit resleting tenda dan lihat keadaan di luar yang sepi, tapi bukan itu fokus utama nya. Ribuan bintang di langit Ranu Kumbolo yang langsung sita perhatian Bilur. Walau udah tiga kali datang kesini tapi ini pertama kali nya dia keluar tenda tengah malam dan lihat bintang-bintang yang jauh lebih bagus dari yang biasa dia lihat dirumah.

Entitas cowok berjaket oren mendadak buat Bilur kaget karena dia duduk di depan tenda yang tertutup. Kelihatan lagi menghayati lagu yang terputar dari airpods. Bilur dekati dan colek sedikit bahu nya, buat si empunya menoleh dan senyum.

"Kok di luar, Bilur?"

Bilur menoleh sekilas, "Kebangun, kamu sendiri kenapa di luar Jaehyuk?"

Jaehyuk tunjuk langit buat Bilur ngedongak ikutin arah pandang Jaehyuk, "Pemandangan kayak gini sayang banget di lewatin, iya kan?"

Anggukan di terima Jaehyuk sebagai jawaban, habis itu keduanya sibuk perhatikan langit — tanpa konversasi, sebelum tangan Jaehyuk bergerak buat pasang sebelah airpods nya di telinga Bilur.

"Suka Adhitia Sofyan?" tanya Jaehyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suka Adhitia Sofyan?" tanya Jaehyuk

"Suka, kenapa?" tanya Bilur

"Nggak papa, takut nya lo nggak sreg sama musik nya. Gue selalu puter Adhitia Sofyan kalo muncak, biar situasi sama lagu nya nggak pas tapi asik aja." kata Jaehyuk

Tepat setelah dia selesaikan kalimat nya, lagu Gaze milik Adhitia Sofyan terputar. Mengalun lembut temani kegiatan mereka melihat bintang.

“Stay a while
I'm gazing the way you move
From far
Never look back
Since then
I won't have to wonder the words again

Stay a while
I'm watching the story goes a far
Only a little while
It seems
It's right into my head, but then

The lights go down
Curtain falls
That's how the story ends
Thus, the day passes by
I knew that these gazes are over do.”

Rasa nya kayak, Jaehyuk gazing the way Bilur move. Dan Jaehyuk setuju soal itu. Mungkin ini hal yang nggak seharusnya di ceritakan Jaehyuk karena tujuan nya adalah puncak Mahameru. Tapi sejak pertama kali tatap sapa dengan gadis di samping nya, Jaehyuk rasa ada yang aneh. Berkali-kali Jaehyuk sangkal perihal rasa nya yang baru berkembang, mereka baru pertama kali bertemu dan ini adalah hari kedua mereka saling bicara.

Tapi kayak nya Semeru nggak setuju perihal sangkalan nya, dia malah kasih ruang Jaehyuk buat lihat bintang bareng sama Bilur. Di Ranu Kumbolo, April 13, pukul 23:05, Jaehyuk catat dalam catatan perjalanan pendakian nya, dia bertemu seseorang yang berhasil tarik semua atensi.

"Habis dari Semeru mau kemana?"

Jaehyuk sadar dari lamunannya dan senyum kikuk, diam sebentar dan lihat langit, terawang gunung-gunung mana yang setelah Semeru akan dia jajaki.

"Kelimutu kayak nya boleh." jawab Jaehyuk

Bilur mendadak antusias, "Aku juga mau kesana, liburan semester depan sih."

"Oh iya, lo emang tinggal di Ranupani sama Bu Wina dan Pak Surya?" tanya Jaehyuk, lagi.

"Aku sama mas Bian kuliah di Universitas Negeri Malang, fakultas Sastra, jadi ngekos disana pulang nya kalo liburan aja." jawab nya, "Kalo mas Bian sih Fakultas Teknik."

"Kenapa emang, kayak nya jarak darisini kesana nggak jauh-jauh benget dua jam gitu kan?"

"Bukan soal jarak sih, lebih ke transportasi. Ranupani di ketinggian 2.100 mdpl, akses bolak-balik nya susah."

Ah iya benar, jaehyuk membenarkan dalam hati.

"Kamu sendiri, kuliah atau?" tanya Bilur

"Iya, Universitas Indonesia, fakultas Teknik." jawab Jaehyuk

Diam lagi karena konversasi selesai sampai disana. Alunan musik Adhitia Sofyan berganti dengan lagu berbahasa Inggris yang juga Bilur tau, lagu favoritnya. Saturn milik band Sleeping At Last.

“You taught me the courage of stars, before you left
How light carries on endlessly, even after death
With shortness of breath, you explained the infinite
How rare and beautiful it is, to even exist

I couldn't help but ask
For you to say it all again
I tried to write it down
But I could never find a pen
I'd give anything to hear
You say it one more time
That the universe was made
Just to be seen by my eyes.”

Sabit terbit di bilah bibir dua insan yang menikmati pesona Ranu Kumbolo malam hari ini. Saturn selalu jadi lagu yang wajib di bawa bila melakukan pendakian. Lagu yang mengingatkan kita perihal berharga nya setiap manusia yang bernafas, juga perihal semesta yang katanya di ciptakan hanya untuk kita lihat.

"Suka Sleeping At Last juga?" tanya Jaehyuk saat mendengar gumamam lirik dari bibir Bilur.

"Everything about them." Bilur jawab sambil tertawa kecil, tapi getaran nya cukup terasa untuk Jaehyuk.

"Favorit nya?" Jaehyuk bersuara tanya lagi.

"Saturn, Venus and Three."

"I'll choose Saturn and Desember 13, 2017 Geminid Meteor Shower."

Kemudian mereka tertawa kecil, merasa senang karena punya seseorang yang bisa di ajak berbagi kesukaan.

Jaehyuk menoleh lagi ke arah Bilur, masih penasaran dengan satu hal yang dirinya bingung apa pantas bertanya perihal ini?

"Bilur, tujuan lo naik gunung apa?" akhirnya di suarakan juga.

"Aku suka nulis novel, itu kenapa aku masuk Fakultas Sastra. Kadang penat sama suasana kota yang buat mendadak kosong dan kehabisan ide, makanya aku pilih mendaki buat cari inspirasi sekaligus nikmatin keindahan nusantara."

Jaehyuk berdecak kagum, ternyata gadis di samping nya adalah seorang Novelis — atau calon?

"Wah, sudah terbitin buku?" jaehyuk tanya lagi

"Sudah, satu, itupun di rekomendasikan ke penerbit sama temen karena ya emang belum pede aja. Masih baru, masih banyak cacat nya."

"Novel apa tuh?"

"52 Langkah Menuju Puncak Bromo."

Mengerutkan kening, Jaehyuk merasa tidak asing dengan judul novel di atas. Kemudian membulatkan mata karena novel itu adalah novel favoritnya. Cerita tentang seorang pendaki bernama Nakula yang di sesatkan akar ghaib Bromo. Berkali-kali menanjak puncak namun kembali lagi ke bawah, Nakula menghitung langkah nya dan di hitungan ke 52 dia kembali lagi ke tempat semula.

Speechless, Jaehyuk tidak menyangka kalau novel yang selama dia baca adalah karya gadis Bilur di samping nya.

"Lo, verbanasri?"

Bilur beri anggukan sebagai jawaban, kemudian tertawa ketika lihat wajah terkejut Jaehyuk yang lucu sekali. Berubah normal kembali kemudian tatap danau yang ada di depan nya.

"Pulang dari Mahameru semoga bisa buat cerita tentang kita ya." ucap Jaehyuk


























S E M E R U
ft Yoon Jaehyuk

SEMERU - ft JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang