Pemberhentian 2 : Ranupani

50 7 0
                                    

Pagi nya, setelah packing dan mampir buat ambil Surat Keterangan Sehat mereka naik jeep ke desa terakhir – Desa Ranupani. Awalnya Somi usulkan buat tes kesehatan sewaktu mereka masih di Jakarta, tapi di ingatkan sama Jaehyuk kalau sistem di Semeru itu berbeda sama gunung lainnya. Surat Keterangan Sehat yang di terima adalah surat yang di ambil atau di lakukan sehari sebelum hari-h. Karena mereka mau mulai tracking besok yang artinya hari ini mereka punya waktu santai di Ranupani, alasan nya sih karena menunggu rombongan yang lain.

"Nik, jangan lupa ingetin bang Ajun buat registrasi online Simaksi." kata Jaehyuk

Somi yang semula sibuk main ponsel sambil bersandar di badan jeep menoleh dan mengangguk, kemudian jari nya bergerak menekan keyboard sudah pasti mengirim pesan kepada bang Ajun. Sebenarnya rombongan mereka terdiri dari lima orang, mereka bertiga dan dua kakak tingkat mereka dulu semasa SMA — sekarang sih kayak nya lebih enak disebut sahabat.

"Jaehyuk, Simaksi kita berapa hari sih?" tanya Guanlin sembari membantu pemilik jeep menaikan barang bawaan ke atas.

"Tujuh hari, kata nya biar santai aja disana nggak buru-buru." jawab Jaehyuk, perhatian nya kembali pada Somi yang tidak melakukan apapun. "Ennik, daripada lo diem aja mending masuk ke pasar buat beli logistik."

Somi berdiri tegak dan mengangguk girang kemudian menarik tangan Guanlin untuk mengikuti nya ke pasar. Bukan tanpa tujuan, kan lumayan Guanlin bisa di jadikan kuli panggul dadakan. Hehe,

Tersisa Jaehyuk dan bapak pemilik jeep — pak Nawas yang masih sibuk menata barang bawaan, mengikat nya agar tidak jatuh.

"Pertama kali ke Semeru ya, dek?" tanya pak Nawas

Jaehyuk menyelesaikan simpul terakhir tali pengikat carrier nya dan beringsut mendekati pak Nawas yang duduk santai di peluran semen yang mengelilingi pohon — Jaehyuk tidak tau apa nama pohon nya.

"Iya pak, dari dulu pengen kesini belum kesampean." jawab Jaehyuk

"Udah pernah kemana aja nih?"

"Papandayan, Rinjani, Agung, sama terakhir tahun kemaren ke Bromo." Jaehyuk menjawab sambil menerawang bumantara, membayangkan panorama gunung-gunung yang sudah pernah dia taklukan.

"Ini bertiga doang ke atas nya?" tanya Pak Nawas, lagi.

"Berlima pak, cuma yang dua baru berangkat hari ini. Langsung nyusul ke Ranupani, baru besok nya mulai tracking."

Pak Nawas beri anggukan sebagai jawaban, "Ngomong-ngomong sudah dapat penginapan buat nginap malam ini?"

"Sudah pak, kami menginap di salah satu rumah warga."

"Bagus lah, hati-hati selama di atas ya semoga bisa sampai puncak Mahameru." kata Pak Nawas

Beliau kemudian bangkit dari duduk nya karena lihat Somi dan Guanlin datang bawa beberapa kantong kain. Masuk ke area kemudi dan mulai nyalakan mesin, sedangkan Jaehyuk, Somi dan Guanlin sudah duduk anteng di belakang.

"Let's go!"  seru Guanlin dan Somi

.

.

S E M E R U

.

.

Perjalanan dari Pasar Tumpang menuju Ranupani menghabiskan waktu 2 jam. Ketiga nya sangat menikmati masa perjalanan, di iringi kabut yang lumayan tebal padahal matahari sudah mulai tinggi. Sesekali Jaehyuk menyahuti Guanlin yang menyanyikan lagu-lagu indie, sok menjiwai kegiatan mendaki nya. Berbeda dengan Jaehyuk yang memang sejak awal sudah sangat exited waktu usulan nya mendaki Semeru di setujui yang lain.

Pukul 10.30 rombongan jeep Jaehyuk sampai di Ranupani, mereka di antar ke area kumpul para pendaki untuk menerima briefing sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju rumah Pak Surya — tempat mereka menginap yang ternyata jarak nya hanya sekitar 10 menit dari titik kumpul.

"Assalamualaikum!"

Dari dalam rumah keluar seorang Ibu yang kemudian tersenyum sumringah menyambut kedatangan para pendaki . Si ibu langsung suruh ketiga nya masuk ke dalam rumah untuk istirahat.

"Waalaikumsalam, ayo masuk dulu adek-adek." jawab si Ibu

Jaehyuk memimpin, kemudian di ikuti Somi dan Guanlin di belakang nya. Duduk lesehan di atas tikar bambu yang sepertinya sudah di persiapkan oleh si Ibu.

"Panggil aja Ibu Wina, udah pada makan belum?" kata nya

"Ih ibu, gausah repot-repot kita bawa logistik kok." jawab Somi

Bu Wina tertawa, menyamakan posisi duduk dengan tamu pendaki nya. "Kalo tanya Pak Surya, dia sudah berangkat ke atas subuh tadi sama rombongan pendaki dari Banjarmasin."

"Jadi guide ya Bu?" tanya Guanlin

"Iya nak." jawab Bu Wina, dia menoleh ke kamar yang letak nya tidak jauh dari tempat nya. "Ndo, ini tamu nya di buatkan teh dulu." seru nya

"Gausah repot-repot ibu, jadi ngerepotin gini." kata Somi, sungkan.

"Nda papa nak."

Selang beberapa menit seseorang keluar dari kamar tersebut yang sontak membuat semua entitas yang duduk di ruang tamu menoleh. Seorang gadis berambut indigo yang tersenyum ramah kemudian berlalu menuju dapur.

"Anak nya ibu, besok dia katanya mau ikut tracking bareng rombongan kalian. Boleh ya, hitung-hitung kalian bawa Guide." kata Bu Wina

"Anak nya ibu suka mendaki gunung juga?" tanya Jaehyuk

Bu Wina mengangguk, "Iya, daridulu suka nya pergi-pergian buat daki gunung."

"Ih keren, ini pertama kali lho Bu Somi ikutan naik gunung. Biasa nya nggak di ajak, Somi nya juga masih takut sih Bu." kata Somi

"Wah, semoga pengalaman pertama nya bagus ya nak biar bisa terus naik ke gunung yang lain." kata Bu Wina, "Eh iya, keasikan ngobrol sampe lupa kenalan ya."

Anak Bu Wina datang membawa nampan berisi tiga gelas teh hangat, menaruh nya di tengah kemudian mundur untuk duduk di samping Bu Wina.

"Terimakasih ngomong-ngomong ini teh nya, malah ngerepotin jadi nya." Guanlin memasang raut tidak enak, kemudian dengan cepat berubah sumringah. "Saya Guanlin Baskara bu."

"Saya Ennik Somi Douma, Bu."

Jaehyuk tersenyum singkat, "Yogiswara Jaehyuk Salaka."

Bu Wina mengangguk lagi, tanda paham dan ingat nama-nama tamu nya. Melirik putri nya di sebelah, mengisyaratkan agar dirinya memperkenalkan diri.

"Basanta Bilura." kata nya

Kening tiga orang di depan nya mengerut, agak aneh saat nama nya di sebut. Bagus ya,






















S E M E R U
ft Yoon Jaehyuk

SEMERU - ft JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang