Tracking : "Setapak Cerita"

53 5 0
                                    

Habis selesai foto-foto dan nikmati pemandangan Oro-oro Ombo sampai puas, mereka lanjutkan perjalanan menuju Cemoro Kandang. Jarak yang harusnya di tempuh hanya dengan 1 jam kemungkinan jadi agak molor karena banyak menghabiskan waktu di padang verbana.

Posisi nya sudah berubah, Jaehyuk berjalan di depan bersama Somi di tengah ada Ajun dan Guanlin sedangkan Bilur ada di belakang bersama Haechan. Jaehyuk tidak bicara apapun sejak tadi, masih bungkam entah karena malu ataupun ragu. Bilur juga masih agak awkward meski beberapa kali bicara dengan Haechan, ya faktor Haechan orang nya seru sih jadi nggak begitu canggung. Ah ngomong-ngomong yang teriak tadi itu Ajun dan Somi, habis itu Jaehyuk dan Bilur jadi di ledekin sama Somi, Ajun, Haechan dan Guanlin di tambah beberapa pendaki yang kebetulan lihat adegan tadi.

Bilur menoleh waktu rasakan lengan nya di senggol, ada Haechan yang juga lagi tatap dia sambil pasang wajah meledek.

"Kamu ngeledek lagi kamu sungsepin ke tanah ya." kata Bilur

Haechan tertawa, "Ampun, pasang buff lo."

Tanpa jawab ucapan Haechan, Bilur langsung pasang buff nya karena banyak tanah yang terbang tertiup angin.

"Mau tau satu rahasia?" ucap Haechan tiba-tiba

Bilur menoleh dan bertanya lewat tatapan nya, sedangkan si pemuda Haraka mengulas senyum — senyum yang belum pernah Bilur lihat sebelumnya, senyum getir.

"Apa?" tanya Bilur

"Gue suka Ennik."

Jeda untuk beberapa sekon, Bilur mencerna kalimat yang baru saja di lontarkan oleh Haechan. Meski pada dasarnya dia paham perihal suka dan menyukai, tapi kenapa Haechan terlihat sangsi soal perasaan nya yang tergambar jelas dari ekspresi wajah.

"Terus? Kamu udah coba bilang ke Ennik, jangan bilang kamu takut ya?"

Haechan kembali mengulas senyum, menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri mengikuti semilir angin.

"Terus kenapa? Raka, walaupun perasaan kita nanti nya nggak berbalas seenggak nya kita udah coba buat sampaikan. Menjalin hubungan itu memang berkesan, tapi yang lebih berkesan dari itu adalah proses bagaimana kita sampaikan rasa kita. Aku tau itu nggak gampang, makanya banyak orang yang bungkam." kata Bilur

"Bukan nggak mau sampaikan, Ra. Tapi gue udah tau gimana akhirnya, gue udah liat nanti nya akan ginana semisal gue sampaikan rasa gue."

"Kenapa?"

Helaan nafas berhasil Haechan keluarkan, "Ennik suka Guanlin, Ra."

Terkejut, tentu.

Ada yang lebih sulit dari sekedar sampaikan perasaan, relakan perasaan demi teman. Konsep dan aplikasi nya dalam realita memang sulit, sangat sulit. Meski banyak paragraf dan novel yang ceritakan perihal teman yang relakan perasaan untuk orang lain, tapi di realita tidak banyak atau bahkan tidak ada orang yang rela melakukan nya. Fiksi dan realita jelas berbeda, sangat, tidak ada hal yang mudah di terapkan dalam realita termasuk merelakan. Ada banyak yang memilih diam dan egois demi sebuah rasa dalam realita, ada banyak.

"Guanlin juga suka Ennik." kata Haechan, lagi.

Bilur hanya diam total bingung harus beri tanggapan bagaimana, harus berekspresi bagaimana.

"Gue nggak mau kejadian kayak dulu ke ulang lagi, cukup sekali aja."

"Kejadian apa?" bilur tanya dengan wajah kebingungan.

"Ini bukan kali pertama, sebelum ini gue sama Guanlin pernah alami situasi yang sama. Suka sama orang yang sama, waktu itu kita alamin konflik yang berat karena ngga ada yang mau ngalah, kita pecah dan beda kubu, sampe akhirnya Wara tinju kami dengan realita dan bikin kami membaik." jelas Haechan, dongakam kepala tatap biru nya bumantara di atas mereka. "Kalau sampai terjadi yang kedua kali, belum tentu kita bisa membaik. Kesempatan kedua itu nggak ada, Ra."

Senyum singkat Bilur berikan untuk Haechan, "Terus kamu mau nya gimana, Raka?"

"Gue nggak mau munafik dengan bilang mau ngalah, gue nggak sebaik itu. Dan gue nggak segoblok itu dengan egois hancurin hubungan gue sama Guanlin lagi."

"Jadi?"

"Yaudah gue suka nya sama lo aja!" kata Haechan kemudian tertawa sambil bertepuk tangan waktu lihat ekspresi sinis Bilur.

Tapi tawa Haechan langsung berhenti waktu tangkap ekspresi wajah Jaehyuk yang sengaja tolehkan kepala ke belakang. Wah, apa lagi ini?

"Apa si Wara ikut-ikutan aja!" kata Haechan sambil rangkul pundak Bilur sok akrab, buat Jaehyuk makin panas.

Jaehyuk mendelik layangkan anduk kecil nya ke arah Haechan yang tertawa, tapi malah mengenai Ajun.

"Heh, ngajak ribut apa gimana sih!" sungut Ajun

Yang di tanya melengos, kembali fokus pada jalan setapak berusaha hiraukan Haechan yang masih sibuk meledek.

"Bercanda." Haechan berbisik kepada Bilur. "Gue bakal diem aja sampai dimana ada celah buat gue masuk. Atau mungkin selama nya diem karena rasa gue keburu busuk di makan waktu."

"Bisa nggak sih gausah deket-deket!" sungut Jaehyuk, kembali lemparkan anduk kecil ke arah Haechan yang kali ini tepat sasaran.

"Cemburuan padahal cuma temen!" kata Haechan

"YHAAAAAAAAA!" ledek Ajun, Guanlin dan Somi, sedangkan Bilur hanya tertawa kecil menanggapi.

SEMERU - ft JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang