01. Gadis Nakal

9.6K 573 1
                                    

<Lee Hyori - Bad Girls>

Kalo ada typo komen, selamat membaca ❤

<Lee Hyori - Bad Girls>•Kalo ada typo komen, selamat membaca ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________

Gadis berambut sebahu yang dikuncir asal nampak diam sambil memainkan permen di mulutnya. Posisi kakinya sangat tidak pantas disebut sebagai seorang gadis. Duduk dengan salah satu kaki ia naikan sebagai tumpuan lengan. Kaki yang lain tetap menganggantung di bawah.

Ia duduk sendirian di pos ronda yang dibuat warga untuk keamanan. Namun sering disalahgunakan oleh anak muda seperti gadis itu untuk nongkrong dan membahas strategi kejahatan. Sungguh tempat yang multifungsi.

Aisyah Mandaginata, nama gadis itu. Ia nampak menunggu seseorang dengan mata yang tak diam dengan satu objek. Bahkan kepalanya tak segan untuk menengok ke arah lain bergantian.

Tak lama setelahnya, dua orang pemuda yang usianya tak jauh dari Manda tampak gelisah. Dapat dilihat dari langkahnya yang cepat dan matanya yang tak lepas dari arah belakang.

“Kenapa?” tanya Manda sambil menurunkan kakinya.

“Gawat, Nda. Yang punya rumah lapor polisi!” ujar salah satu pemuda dengan setengah takut.

“Di rumahnya ada kamera ternyata. Dan menampilkan muka kita.” Pemuda berambut gondrong tersebut menggelengkan kepala memikirkan nasibnya sekarang.

Manda hanya melemaskan otot tubuhnya. Usahanya kini terancam, dan mungkin saja dirinya akan terseret ke dalam bersama mereka.

“Permisi,” sapa seseorang yang tidak mereka kenal di kampung. “Tau alamat ini nggak, dek?” tanyanya langsung.

Pemuda dengan rambut pendek coklat tersebut mengambil alih kertas yang orang asing itu pegang. “Noh, jalan aja ke sana nyampe ada pertigaan. Ambil kiri terus lurus lagi. Lewati 3 kali gang sebelah kanan baru nanti ada rumah warna coklat.”

“Aduh dek, saya gak paham. Boleh minta tolong antar?”

“Ck, si bapak banyak mau. Ikutin saya, Pak.” Pemuda berambut panjang tadi yang hendak mengantar. Namun belum juga melangkah, seseorang sudah menghentikan mereka.

“Angkat tangan!” Manda dan kedua temannya tersebut langsung reflek mengangkat tangannya ke udara.

Detak jantung mereka langsung berlomba memompa darah lebih cepat dari sebelumnya. Belum puas otaknya memikirkan nasib yang akan mereka terima, kini harus memutar kembali untuk menyelamatkan diri. Setidaknya untuk saat ini.

Pria yang baru saja menanyakan alamat, kini tidak melepaskan tangan pemuda berambut gondrong tersebut. “Ikutin saya, Dek,” ucapnya meniru apa yang dikatakan pemuda tadi.

Belum sempat polisi yang lain menghampiri mereka, Manda sudah menyusun strategi lagi dengan pola matanya yang diketahui temannya itu. Dengan hitungan ketiga ketukan kaki polisi yang berlari, kaki mereka berdua langsung berlari ke arah yang berbeda.

Silly Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang