03. Menghitung Hari

6K 482 9
                                    

Fourtwnty -Menghitung Hari 2 –

Note: Vote dulu sebelum baca, terima kasih ❤

Calon penggantinya udah pake kebaya aja.

Seminggu setelah permintaan konyol Manda, ayahnya tak pernah mengungkit kapan dirinya akan menikah. Hingga ia berpikir mungkin saja ayahnya juga menangkapnya sebagai candaan atas permintaan Manda.

Kini dirinya duduk di pos ronda seperti biasa. Menunggu dua temannya yang sudah bebas dari penjara dengan ampunan dari pelapor. Mereka hanya mengambil uang 600 ribu rupiah saja untungnya. Jadi pelapor hanya minta uangnya di kembalikan.

Ando, pemuda berambut gondrong tersebut langsung berlari ketika melihat Manda sudah nangkring dengan posisi nyamannya sambil memakan permen. “Halo, Nda.”

“Selamat juga lo?”

“Menurut lo? Ya untungnya mereka mau diajak damai. Tapi kasian emak gue, kan jadi ngeluarin duit buat ganti. Mana duitnya udah kita pake buat minum.”

“Gue jadi nggak enak, kan gue nikmatin juga.”

“Biarin aja, jangan sampai ada yang tau kalo lo juga terlibat.” Ando mengatakannya dengan berbisik.

Manda mengangguk. “Arul mana?”

“Lagi jadi ojeg buat keponakannya. Kan duit buat ganti dari abangnya. Sebagai gantinya jadi ojeg pribadi buat antar jemput.” Ando memposisikan dirinya setengah duduk. “Tuh dia.”

“Nda, di rumah lo ada mobil bagus tuh. Lo mau dikawinin ya?” Belum juga mesin motornya mati, Arul sudah membuat jantung Manda berdetak kencang.

“Seriusan lo?” Arul mengangguk.

Ando menyikut lengan Manda. “Lo serius mau kawin?”

“Mau gue pastiin.” Dengan cepat Manda memakai sandalnya hingga tidak tercapit dengan benar. Ia langsung berlari menuju rumahnya yang tidak terlalu jauh.

Setelah hampir sampai di rumah, ia memang melihat mobil mewah. Namun sudah berlalu sebelum Manda sampai. Niatnya hanya ingin menampakan diri agar calonnya perlu berpikir ratusan kali untuk menikahi Manda. Anak Kyai yang gayanya urakan.

Manda hanya menatap kepergian mobil yang diduga adalah mobil calon suaminya. Tersadar akan hal itu, Manda langsung berlari masuk ke dalam rumah.

“Assalamualaikum! Tadi siapa? Calon Manda bukan?” tanyanya sambil terengah.

Haris yang berdiri di dekat pintu hanya menahan tawanya. “Kamu itu nolak apa menerima dengan sepenuh hati sih? Kaya nggak sabar gitu,” ujarnya terkekeh.

“Bukan, dia ayah dari laki-laki yang Abi pilih. Anaknya masih di luar kota buat dinas.” Ayah Manda berdiri dari duduknya dan hendak berlalu jika lengannya tidak ditahan oleh Manda.

Silly Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang