03

123 22 2
                                    

Pagi ini Jungkook bangun dengan perasaan yang lebih lega daripada hari-hari sebelumnya. Dia buru-buru bangkit dari kasur dan mengambil seragamnya dari dalam lemari. Kemudian berlari kecil keluar dari kamar untuk segera ke kamar mandi. Taehyung yang sedang berkutat di dapur hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sang adik.

Belum ada lima belas menit, Jungkook sudah keluar dan menghampiri Taehyung yang sedang menata makanan di meja makan.

"Pagi, Hyung. Masak apa hari ini?" sapanya ceria. Duduk tanpa mempedulikan tatapan heran sang kakak.

"Kau tak mandi? Kenapa cepat sekali?"

Jungkook menyudahi kegiatannya yang sedang meminum susu coklat buatan Taehyung, kemudian melempar cengiran lebar pada sang kakak. "Dingin, Hyung."

Taehyung mendengus tak percaya, "Jorok sekali. Bagaimana jadinya jika kedua temanmu itu tahu kalau kau pergi ke sekolah tanpa mandi".

"Biar saja. Toh aku tetap paling tampan di antara mereka sekalipun tidak mandi," sahut Jungkook tak terpengaruh sama sekali. Sukses mendapat usapan kasar di kepalanya dari sang kakak.

"Lain kali bilang padaku jika dingin. Aku akan menyiapkan air hangat untuk kau mandi."

Jungkook menggeleng dengan pipi menggembung setelah menghabiskan susu coklatnya.

"Tak perlu. Lebih baik aku tak mandi dari pada membuatmu kerepotan dan semakin lelah. Lagi pula kau 'kan sudah aku larang untuk bekerja sampai pagi. Kenapa masih melakukannya, sih? Menyebalkan sekali."

"Kita sedang membahas tentang kau yang tak mau mandi, bukannya membahas pekerjaanku."

Taehyung hanya mendengus menanggapi adiknya yang keras kepala. Tanpa sadar jika dia pun sama keras kepalanya karena tak pernah mendengarkan perkataan Jungkook untuk tak bekerja terlalu keras.

Keduanya melanjutkan sarapan dengan tenang. Sesekali Jungkook bercerita tentang apa yang akan dia lakukan hari ini, seperti menonton June bertanding sepak bola atau menemani Donghyuk berlatih menari.

Ya, hanya sebagai penonton karena Jungkook tak bisa melakukan kegiatan yang terlalu berat sejak satu tahun terakhir. Apalagi jika Taehyung mengetahuinya mungkin Jungkook akan dikurung di rumah hingga seterusnya.

Mereka selesai sarapan dan membereskan semua mangkuk yang kotor. Kemudian keluar dari rumah beriringan. Taehyung ada pekerjaan pagi ini, meskipun sangat mengantuk karena hanya tidur dua jam. Jadi dia memutuskan untuk berangkat bersama sang adik, naik bus bersama.

Jungkook sudah keluar dari rumah dan menunggu di halaman sedangkan Taehyung harus kembali masuk ke rumah untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di meja makan. Begitu Taehyung keluar dan mengunci pintu rumah, suara Jungkook yang ketakutan membuatnya berbalik dengan cepat.

"H-hyung,"

Rahang Taehyung mengeras, kedua tangannya mengepal erat. Di depan sana, Jungkook dirangkul oleh dua orang pria berbadan besar. Sedangkan seorang pria lainnya yang begitu ia kenal, mendekatinya dan tersenyum licik.

"Sudah kubilang aku yang akan menemuimu, brengsek!" desis Taehyung tajam, ketika pria yang ia kenali sebagai Jung Yongbae berada tepat di hadapannya. Tanpa menghilangkan senyum licik yang begitu memuakkan.

"Kau terlambat dua hari untuk membayar. Kau juga tak membalas pesanku kemarin. Jadi bagaimana bisa aku menunggumu tanpa kepastian, huh?"

"Tapi kau tak perlu datang ke sini dan melibatkan adikku seperti ini, sialan!" balas Taehyung tajam, namun tak cukup sampai ke telinga Jungkook yang berdiri cukup jauh di sana.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang