05

112 20 4
                                    

Jungkook bosan. Sejak tiga hari dia ditahan di rumah sejak keluar dari rumah sakit. Dilarang sekolah, dilarang keluar rumah, hanya disuruh istirahat dan istirahat. Sedangkan kakaknya selalu pergi seharian penuh. Bekerja katanya. Bahkan sekarang, pukul delapan malam, pemuda itu belum juga pulang.

Jungkook masih berbaring di sofa sejak satu jam yang lalu. Tangannya tak berhenti membelai anak kucing yang ada di pelukannya. Itu adalah kucing baru milik Bibi Nam, tetangganya yang sangat menyukai binatang berbulu itu.

Tadi siang Jungkook menemukan anak kucing itu di depan pintu. Sepertinya tersesat dan lupa jalan pulang. Jadi Jungkook berinisiatif untuk membawa kucing berbulu hitam putih itu ke dalam rumah. Memberinya makan dan terus mengajaknya bermain. Karena hanya kucing itu yang sekarang bisa ia ajak bermain dan mengobrol.

"Kau lapar?" tanya Jungkook yang tentu saja tak akan dijawab oleh si kucing.

"Pergilah ke dapur dan ambil sendiri makananmu di atas meja. Aku malas sekali bangun," lanjutnya. Biarlah dia dianggap tak waras jika ada yang melihatnya. Karena dia sudah benar-benar bosan.

Tiba-tiba anak itu mendengar suara pintu rumah yang terbuka. Jungkook hanya bangkit untuk duduk karena itu pasti sang kakak yang baru saja pulang. Benar saja, Taehyung masuk ke dalam rumah dengan membawa kantong plastik yang Jungkook tebak isinya adalah makanan.

"Kenapa baru pulang?" todong Jungkook begitu Taehyung mendaratkan bokongnya di sebelah anak itu.

"Aku 'kan bekerja."

"Tapi kau bilang akan pulang jam enam. Kau tak lihat sekarang jam berapa?" sahut Jungkook mulai kesal.

Taehyung menghela napas lelah, "Banyak pekerjaan, Kook. Mana bisa aku pulang begitu saja sedangkan pekerjaanku belum selesai."

Jungkook hanya mendengus kesal, tak berniat membalas lagi. Lebih memilih mengusap-usap kepala anak kucing di pangkuannya. Hal itu tentu saja menarik perhatian Taehyung.

"Kucing siapa? Bibi Nam?" tanyanya ikut mengusap si anak kucing.

Jungkook bungkam, enggan bersuara. Hanya memasang wajah kesal yang membuat Taehyung tertawa kecil dan beralih mengacak rambut anak itu.

"Maaf, aku tak akan terlambat lagi besok."

"Besok boleh pergi ke sekolah?" tanya Jungkook menatap sekilas sang kakak.

Taehyung tampak berpikir sejenak, sebelum akhirnya menggeleng pelan. "Seminggu, Kook. Dokter Lee bilang untuk istirahat seminggu penuh."

Jungkook berdecak malas, "Tapi aku bosan. Di rumah sendirian, tak ada yang bisa diajak bicara, tak ada yang bisa diajak bermain game, tak boleh keluar rumah. Aku bosan, Hyung!" rengeknya kesal.

Taehyung menghela napas pelan, agaknya paham dengan kekesalan sang adik. Tapi dia juga tak bisa menuruti permintaan anak itu jika tak ingin Jungkook kembali tumbang. Belum lagi dia sedang merundingkan pengobatan yang akan Jungkook jalani bersama Dokter Lee. Jadi anak itu harus benar-benar pulih sebelum rangkaian pengobatan dilakukan.

"Besok aku akan pulang lebih awal. Jadi kau tak akan sendirian sampai malam," ujar Taehyung mencoba membujuk adiknya.

Jungkook hanya menghela napas pasrah. Sebenarnya dia tak berniat melawan kakaknya, hanya saja dia benar-benar bosan di rumah sendirian selama berhari-hari. Tapi jika Taehyung tetap tak mengijinkannya untuk ke sekolah, mau bagaimana lagi selain menurut. Dia tentu tak ingin merepotkan kakaknya lebih banyak lagi.

"Hyung bawa makanan apa? Taetae kelaparan."

Taehyung tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan menatap sang adik tajam.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang