Bab 27 : Pandemi

230 29 0
                                    

Pandemi terasa sulit dihadapi. Rasanya begitu berat walau keseharianku sebelum ini pun hanya mengurung diri. Tetapi kali ini rasanya berbeda, semakin berat dari hari ke hari.

Walau aku si penyendiri, tetapi aku rindu keseharianku yang berisik tanpa henti. Terkadang memang sebal rasanya saat dijalani, tetapi seperti ada yang hilang ketika sudah tak pernah merasakannya lagi.

Oh, atau aku hanya bosan setengah mati menikmati pandemi ini hanya terkurung dalam rumah sendiri? Hm, bisa jadi.

Sepertinya aku rindu menghabiskan waktuku berkeliling toko buku, aku rindu menghabiskan waktuku jalan-jalan seorang diri, aku rindu menghabiskan waktuku dengan teman-teman yang mengerti aku.

Ternyata jika berada dirumah terus menerus rasanya benar-benar membosankan. Jika terkurung dengan kegiatan sehari-hari tanpa hiburan sedikitpun ternyata rasanya menyebalkan. Aku rindu hari-hariku sebelum ini. Aku ingin normal kembali. Keseharian ini menambah bebanku yang sudah pendiam, menjadi lebih anti sosial.

Aku jadi tidak bisa membedakan, rumah tempat aku untuk men-charge energi sekarang sudah tak terasa sama lagi karena semua kegiatanku dilakukan dirumah.

Bolehkah aku bilang Aku butuh hiburan? Rasanya setiap hari bebanku bertambah. Kegiatan yang dilakukan dirumah sudah terasa kurang menyenangkan lagi. Pasalnya, tugasku datang tiada henti.

Aku butuh seluruh kegiatanku normal kembali. Aku butuh rumahku hanya sekedar untuk men-charge energi. Aku butuh semuanya seperti dulu lagi.

Semoga pandemi ini cepat berakhir, semoga semua bisa kembali seperti semula. Semoga siapapun diluar sana tetap sehat dan bahagia.

Catatan Hati Seorang Introvert.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang