Bab 23: Tak sekuat yang kau kira

753 78 4
                                    

Sering merasakan posisi ini.

Saat sedang jatuh, saat sedang sakit, saat sedang rapuh, sering kali beberapa orang menganggapku lemah. Menganggapku payah. Menganggapku tukang mengeluh.

Entah, mereka yang hanya sekedar kekurangan rasa simpatik, atau memang tak punya hati?

Sering kali aku merasakan itu. Menerima perkataan dan perbuatan yang selalu menganggapku manusia lemah.

Hingga akhirnya beberapa kali aku memaksakan untuk terlihat kuat. Memaksakan kehendakku yang akhirnya malah menambah bebanku. Menambah rasa sakitku hanya karena orang orang tak tau menau itu.

Aku memaksakan diriku diluar batas kemampuanku, aku memaksakan diriku melakukan sesuatu diluar kapasitasku. aku tertatih tatih agar tetap terlihat kuat dimata mereka yang tak tau bagaimana rasanya jadi aku.

Sebegitu pengaruhnya omongan orang lain yang sangat suka seenaknya itu sampai membuat seseorang memaksakan kehendak diluar batas kemampuannya. Memaksakan sesuatu yang dia tau dia sudah tidak kuat lagi melakukannya.

Manusia bukan robot, jika aku sering sakit dan tidak sekuat kamu bukan berarti aku lemah. Itu hanya karena tuhan menciptakan tubuh manusia tidak sama rata. Jelas, setiap orang berbeda beda. Dan lagi, rasa sakit ini, rasa lelah ini, semua sudah kehendak tuhan. Bukan aku yang menentukan.

Tolong jaga sikapmu, jaga bicaramu.
Omonganmu yang menyakiti itu sama sekali tidak membantu.


Ditulis baru saja dan langsung di post, karena saya juga baru saja merasakannya kembali.

Catatan Hati Seorang Introvert.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang