9

12 5 0
                                    

Rinai melihat satu tempat yang kosong.

"Val kita disana aja." ajak Rinai menarik tangan Vale.

Vale memesan pesanan dirinya dan Rinai, jadi Rinai menunggunya.

"Gw boleh gabung ga?" tanya Zeevan yang entah dari mana dengan teman temannya.

"Eh boleh kok, kan tempat umum." jawab Rinai yang berpura pura sambil melihat ponsel.

"Nai, maafin gw ya yang selama ini selalu jahat sama lu." ujar Zeevan yang menyesal.

"Ha? Ga kok, lagipula gw juga udah biasa." balas Rinai tersenyum tipis.

"Hmm, mulai sekarang gw yang anter plus jemput lu." spontan Zeevan.

"Haaa?! Ga usah la, gw bisa sendiri kali." tolak Zeevan yang sebenarnya malu jika terus bersamanya.

"Wisss, ada yang lagi jatuh cinta ni guys." teriak Reno sehinnga membuat orang yang disampingnya melihat.

"Gas ajala Van, jangan lupa PJ kalau jadian." teriak Riyan menambah nambah.

Vale yang baru datang mebawa pesanan dirinya dan Rinai heran melihat keributan ditempat itu.

"Rame banget, ngapain kalian kesini?" tanya Vale yang langsung duduk disamping Rinai.

"Mau ngapelin neng Vale haha." goda Bintang. Ya Bintang suka dengan Vale.

"ngapel ngapel, sana ngepel aja lu." jawab Vale dengan omongan yang sedikit ngeselin.

Bel pulang berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya. Rinai berdiri menunggu datangnya taxi. Tiba tiba motor dari belakang berhenti disamping Rinai, ya itu Zeevan.

"Nunggu siapa? Cogan udah datang." tanya Zeevan datar.

"Nunggu taxila, cogan? Dih." jawab Rinai cuek tanpa melihat ke arah Zeevan.

"Jam segini nunggu taxi ga ada lagi Rinai." kata Zeevan.

Nih orang kenapa si bawel amat.

"Yaudah gw jalan kaki aja." elak Rinai sambil sedikit berjalan.

Tanpa tak ingin lama lama, Zeevan akhirnya menggendong Rinai agar ingin ikut pulang bersamanya.

"Zeevann!!! Lu apaan si asal gendong orang aja!" teriak Rinai marah.

"Yah lu lama amat naiknya, kaya siput." ledek Zeevan terkekeh.

Rinai langsung mencubit pinggan Zeevin sehingga membuat Zeevin tertawa jika Rinai ngambek.

Rintik hujan mengenai tangan Rinai, yah sebentar lagi akan turun hujan. Tapi mereka belum sampai dirumah hujan sudaj deras. Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu di perpustakaan, karna hanya tempat ini yang ada.

"Nih pakai." zeevin menyodorkan jaketnya kepada Rinai.

"Hmm makasih, gw mau liat liat buku dulu disana." pergi Rinai sambil memakai jaket Zeevan.

Rinai melihat lihat buku yang ada disana, dia mengingat jika dimimpi dia juga disini bersama Zeevin. Dan mata Rinai tertuju pasa buku berjudul "about dreams" yah buku yang dibaca dia dengan Zeevin dimimpi.

Kok buku dan tempat ini bisa sama  dengan mimpi ku.

Rinai segera kembali ke Zeevan, tapi matanya melihat seorang cowok yang duduk dipojok sana.

"Lu dari mana aja si, lama banget cari bukunya." tanya Zeevan yang saat ini melihat isi ponselnya.

"Itu gw tadi abis ambil buku ink diujung sana." jawab Rinai jelas.

Hujan akhirnya reda, mereka langsung melanjutkan pulang kerumah karna hari sudah semakin sore.

"Makasih ya, udah anterin gw sampe rumah." ujar Rinai tersenyum.

"Iya, Masuk sana! besok pagi gw jemput lu. Bangun yang pagi jangan telat." tegas Zeevan memyuruh Rinai segera masuk.

Rinai masuk kedalam rumah sambil melihat motor Zeevan yang kemudian menghilang.

"Assalamualaikum.." salam Rinai.

"Kamu ini ga tau diri banget ya!" bentak mama yang sedang memasak didapur.

"Maaf ma, tadi lagi hujan jadi Rinai telat pulang." kelas Rinai sambil menunduk.

"Alasan saja kamu ini!" bentak mama sehingga membuat Rinai menangis.

Rinai langsung pergi ke kamar. Mengganti bajunya dan yah jaket Zeevan lupa ia kembalikan.

Hawyoo gais, gimana nambah seru kan.hehehe

Baca trus ya dan tunggu part selanjutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 TETESAN HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang