2

12 5 0
                                    

Sesampainya ditaman itu, Rinai hanya berdiam diri sambil mengutak ngatikkan ponselnya. Karena ia sangat malas jika berada dirumah.

tik tik tik.

Ternyata hujan turun dengan deras dan Rinai pun menangis karena dia tak sanggup untuk hidup, ia dari dulu tak mendapatkan kasih sayang, disayangi oleh kedua orang tuanya. Ia sangat ingin seperti Bang Brand yang selalu dimanjakan mama.

Luka telah banyak terluka, dibenci, dibully, diasingkan, dibentak.
Luka telah biasa dengan semua luka itu.

Rinai diguyuri hujan tapi ia tak peduli, ia bermain hujan sendirian dan menatap danau yang terbentuk karena rintik hujan.

*****

Klek.

Rinai pulang setelah dari danau, dan melihat mamanya yang sedang menonton tv.

"Anak ga tau diri kamu ya! Pulang baru sore dan basah-basahan! Saya tak mau lihat kamu, pergi sana!" ucap mama Rinai dengan bentakan.

Hati Rinai seperti beribu jarum yang menusuk ke hatinya yang sangat perih. Ia hanya menunduk dan menangis lalu berlari memasuki kamar.

Ya Allah cobaan apa yang engkau berikan padaku. Rinai tak tahan dengan semua ini! Rinai hanya ingin mama dan papa sayang kepada Rinai seperti mereka sayang ke Bang Bran.

Rinai memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri, sekarang badannya bergetar dan menangis tak berhenti.
Ia ingin bunuh diri, tetapi ingatan kata dari almarhumah papanya mengurungkan niatnya.

Rinai hanya menyayat tangannya lagi dengan cutter, padahal luka yang tadi pagi saja belum kering. Tapi baginya perasaan yang sakit didalam hati ini tak sakit dibandingkan dengan luka tangan ini.

Ting.

08**********
Hai hujanku, jangan bersedih ya..aku tak ingin melihat Rinai menangis, nanti Rinai jadi jelek>_<. Good night Rinai..

ha?ini siapa?kok dia kenal diriku?padahal gw ga pernah menyebar no ponselku.

Rinai bertanya tanya pada dirinya sendiri siapa yang mengirimkan ini.

pov:dream

"bangun cantik, kamu tak seharusnya seperti ini..kamu harus bangkit." ucap seorang cowok yang bernada berat.

Huaaa gw dimana?

Rinai melihat sekekeliling seperti ditempat yang rindang, sejuk dan ada beberapa pohon dan bunga disana.

Tanya Rinai pada dirinya sendiri.

"ka...kamu siapaa??" tanya Rinai panik kepada cowok itu.

"tenang jangan takut, aku Zeevin." balas cowok itu tersenyum manis.

"nai..ayo kejar aku, nanti akan aku belikan es cream." ucap Zeevin yang berlali meninggalkan Rinai yang masih kebingungan.

"vinnnn, tunggu Rinaii.." teriak Rinai lalu mengejar Zeevin sambil tertawa lepas.

"auu, Vin!" rintih Rinai terjatuh sambil menyebut nama Zeevin.

"rinaii, kamu gapapa? Maafin aku karna ngajak kamu main kejar-kejaran." Zeevin terlihat bersalah seperti anak kecil

"vin ga salah, aku yang ga liat kalau ada ranting." ucap Rinai yang gemesh melihat Zeevin menunduk.

"yasudah, nanti aku bakal beliin kamu es cream yang banyak sekali, tapi kita obatkan dulu ya." ucap Zeevin agar Rinai ingin diobati.

"tapi Vin pelan pelan ya, aku takut nanti sakit." kata Rinai kesakitan.

Kenapa tangan Rinai banyak sekali luka?
Apakah dia berusaha menyakiti diri sendiri?
Aku tak ingin dia bersedih.
Aku akan tetap melindungi dan menjaga Rinai.
Aku berjanji tidak meninggalkanmu Rinai.

//dream off.

Au, Rinai terbangun dari mimpinya dan dia terkejut karna semua itu hanya mimpi, tapi ia sangat yakin kalau itu bukan mimpi. Ia memastikan kakinya dan nihil tak ada luka disana.

Ternyata hanya mimpi ya. Rinai tersenyum mengingat wajah Zeevin yang masih jelas diingatannya.

Rinai bersiap untuk pergi kesekolah, sebenarnya dirinya malas ingin kesekolah..tapi dia juga sangat malas dirumah saja.
Ia keluar dan seperti biasa ada Bang Brand serta mama papanya.

"Nai, sini sarapan sama kita..ada makanan kesukaan Nai lho." kata Bang Bran membujuk.

"ga bang, gapapa Nai udah kenyang kok." balas Rinai padahal dia ingin sekali sarapan dengan keluarganya.

"sudah bang! Dia bukan keluarga kita! Biarkan dia." ucap mamanya dengan nada tinggi.

"mama apa-apaan si! Rinai adik Bran, Rinai anak mama. Rinai lahir dari rahim mama ma!" bentak Bran tak terima karna mama berkata seperti itu.

"sudah berani kamu ya Bran melawan mama, dia bukan adik kamu, dia anak haram!" ucap mama bentak.

Rinai berlari karna tak tahan dengan perdebatan itu, hati Rinai sangat sakit. Mamanya sendiri berkata seperti itu kepada Rinai anaknya sendri. Rinai tak tahan dengan semua ini.

Hari masih jam 06.00. Rinai ingin pergi kesekolah dengan berjalan kaki, karna bel masuk masih sekitar 1 jam lagi, sedangkan jarak rumah Rinai kesekolah tak terlalu jauh.

Hati Rinai masih tersakiti dengan ucapan mamanya tadi, dada ia terasa sesak tetapi hati dirinya lah yang sangat sakit.
Rinai berjalan seperti tak berdaya lagi sampai-sampai i telah berjalan ditengah jalan dan hampir saja tetabrak mobil.

Sesampainya dikelas, Rinai mengambil obat didalam tas karna dada ia sangat sakit. Rinai malas meminum obat, tapi karna sudah sangat sakit jadi dia meminumnya.

"heh lu! Enak aj nyantai, lu tu hari ini piket! Sana nyapu." teriak Zeevan dan langsung melemparkan obat ditangan Rinai.

"eh obat gw," Rinai sudah kesakitan dan tetap mengambil obat yang jatuh dilantai."

Gimana gais?kalian pasti bingung kenapa Rinai bermimpi aneh itu dan siapa orang misterius yang mengirim pesan ke Rinai?

Sungguh kejam bukan Zeevan yang selalu membully Rinai, padahal Rinai tak pernah berbuat salah kepada Zeevan.

Ayo jangan lupa, share ke teman kalian yaaa. Vote juga like dan comment

tunggu kelanjutan ya...

 TETESAN HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang